Angelina memutuskan pulang ke desanya dulu untuk menenangkan diri. Sesampainya di rumah, Braja dan Titin, ayah dan ibunya hanya bisa termenung menatap wajah sendu putri cantik mereka.
Tanpa Angelina bercerita pun mereka sudah tahu kisahnya yang sudah terlanjur viral di mana-mana.
“Sabar ya nduk…!”
Titin membelai rambut anaknya yang kini hanya bisa meneteskan airmata, sudah terlalu sering Angelina menangis dan kini hanya airmata yang menetes di kedua pipinya yang mulus dan bening ini.
Badan Angelina terlihat kurus, karena hampir 3 mingguan ini selera makannya hilang, ia hanya makan saat lapar, itupun di paksa, agar tak jatuh sakit.
“Ange, bapak minta…kamu tetap harus teruskan kuliah…kalau kamu memang ingin istirahat dulu, ambilah cuti satu semester ya!”
Suara Braja agak bergetar, ada rasa marah dan juga kesedihan lewat suara itu. Braja lalu menghela nafas dan hanya ini yang bisa ia lakukan, agar semangat anak sulungnya ini kembali bangkit.
Angelina sudah terikat kontrak beasiswa dan wajib selesaikan kuliah kedokterannya, tak boleh berhenti di tengah jalan, atau dia harus ganti uang yang selama ini dikeluarkan pihak pemberi beasiswa.
Braja hanyalah petani biasa, tak sanggup mengongkosi Angelina kuliah di Fakultas Kedokteran. Karena prestasi Angelina lah yang membuatnya mendapatkan beasiswa ini.
“Ya ayah…Angelina akan lakuin itu!” terdengar lirik suara Angelina.
Angelina kembali hanya mengurung diri di kamar, perasaannya kalau keluar rumah banyak yang menatapnya sinis.
Sehingga dia tak mau kemana-mana dan paling pergi ke kebun mereka yang tak seberapa luas, membantu ibunya memetik sayuran untuk di jual lagi.
Namun, hanya seminggu berada di kampung halamannya, Angelina harus balik ke Jakarta, dia akan bersaksi sebagai pelapor dan korban di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sidang oleh Hakim di putuskan tertutup, ratusan wartawan kecewa tak bisa meliput persidangan ini.
Bagaimana tak heboh, seorang crazy rich muda dan tampan menjadi terdakwa kasus yang sangat memalukan, yakni pemerkosaan!
Untuk pertama kalinya setelah malam jahanam itu, Angelina bisa bertatapan langsung dengan pria yang sudah tega memperkosanya ini.
Walaupun dalam hati dia mengakui tampan dan berkharismanya pemerkosanya ini, jauh mengalahkan wajah Rahmano kekasih dan tunangannya.
Namun wajah Angelina langsung dingin dan membeku, sebaliknya Radin Sasmita melongo saat menatap wajah jelita Angelina ini.
“Ternyata Cokro tak bohong, Angelina sangat cantik!” batin Radin sambil terus menatap wajah gadis ini.
Dirinya antara ingat dan tidak, saat menggauli wanita cantik ini, kondisinya pun setengah mabuk, sehingga di pikirannya saat itu Angelina tak jauh bedanya dengan wanita-wanita yang selama ini dia permainkan.
Tak di nyana, saat bertemu langsung hari ini, di siang hari di ruang sidang ini, Radin Sasmita harus mengakui betapa cantiknya gadis yang sudah dia perkosa di malam jahanam itu.
Berbagai perasaan mengaduk hati dan pikirannya, ada rasa sesal, kesal dan sekaligus iba saat melihat wanita jelita itu hanya diam membisu, menunggu di panggil Hakim dan JPU untuk bersaksi.
Tak pernah sekalipun Angelina menatap wajah Radin Sasmita, Radin tak tahu betapa marah dan dendamnya wanita ini pada dirinya.
Radin, seorang playboy kakap dan memiliki uang tak berseri yang beranggapan semua bisa di beli duit, kini tertunduk lesu, semua usaha damainya membentur karang.
Angelina di dampingi seorang pengacara dari LBH setempat yang di tunjuk polisi untuk mendampinginya, karena ia tak mungkin mampu membayar pengacara swasta.
Angelina menunjukan wajah yang datar tanpa ekpresi, saat bertatapan dengan Radin Sasmita, wajah wanita cantik ini terlihat berapi-rapi, ada dendam membara dalam dirinya.
Radin Sasmita, sang crazy rich arogan ini sampai terkesiap melihat tatapan ‘bengis’ wanita cantik ini.
“Jahanam kamu Radin..!” batin Angelina.
Dan begitu di panggil Hakim, dengan datar dan runtut Angelina pun menuturkan kejadian di malam yang tak bakal dia lupakan seumur hidup.
Bahkan pertanyaan Cokro pengacara Radin serta Hakim JPU tak sedikitpun membuatnya gentar, Angelina dengan tegas dan kadang suaranya parau menahan emosi menceritakan semuanya.
Di sidang berikutya, Mira ikut bersaksi, dia serba salah, di satu sisi Radin Sasmita adalah sepupunya, di sisi lain Angelina sahabatnya yang jadi korban pemerkosaan.
Rahmano juga ikut bersaksi, menceritakan apa yang dia ketahui, saat melihat wajah pemerkosa tunangannya ini Rahmano hampir saja emosi.
Namun emosinya padam seketika, saat tahu siapa Radin ini.
“Astaga…dia ini kan bos aku di PT Sasmita Jaya?” Rahmano baru sadar, setelah melihat langsung Radin Sasmita, hingga emosinya padam tak bersisa.
Setelah 5X sidang, JPU yang semula menuntut Radin Sasmita dengan 7 Tahun kurungan penjara, oleh Hakim di korting dan Radin di vonis hanya selama 4 tahun penjara.
“Hanya seginikah hukuman bagi pemerkosa…benar-benar biadab!” batin Angelina tak puas dengan vonis hakim ini.
Angelina memang datang untuk mendengarkan vonis hakim ini, saat Radin di bawa kembali ke sel tahanan, tak pernah sekalipun Angelina mau menatap pria yang kini sangat di bencinya itu.
Kebencianya makin memuncak, ketika mendengar vonis hakim yang dianggapnya sangat ringan dan tidak adil ini.
Usai sidang itu, Angelina yang merasa tak puas, diam saja dan tidak bereaksi apapun, ketika berjalan menuju mobil pengacaranya, Angelina langsung muntah dan kepalanya serasa berputar-putar.
“Ange kamu kenapa…apakah kamu sakit,” Rosa SH pengacaranya langsung memapah Angelina ke mobil dan memerintahkan sopirnya membawa mereka ke klinik terdekat.
“Nggak tahu Mba Rosa…tiba-tiba saja kepalaku pusing dan muntah tak bisa aku tahan,” terdengar lirih suara Angelina.
Begitu selesai di bawa ke klinik, bukannya tambah sembuh, Angelina malah tambah syok!
Bagaimana tak syok, oleh dokter di klinik dia dinyatakan kini hamil selama 4 minggu, yang artinya hasil malam jahanam itu sudah berbuah dan bersiap menjadi seorang calon bayi!
Rosa hanya bisa terdiam dan menatap iba gadis jelita ini.
“Ange…apakah kamu akan meminta si Radin Sasmita agar bertanggung jawab? Kalau ya, aku tak keberatan akan menemuinya di Lapas!”
Angelina menatap pengacaranya ini, lalu dia pun menggeleng dengan tegas.
“Kandungan ini akan aku gugurkan!”
“Ange…jangan…itu dosa, ingat bayi itu tak bersalah…!” Rosa sangat terperanjat dengan ucapan gadis malang ini.
Angelina hanya bisa menarik nafas panjang sambil menghapus bulir airmatanya menatap jalanan ibukota yang merambat.
“Ange…gini saja, kamu tetap pelihara kandungan ini, kalau sekiranya kamu kelak tak ingin memeliharanya, aku akan memelihara anak kamu dan si Radin ini!”
Angelina hanya diam dan tak menjawab ucapan Rosa, sampai akhirnya dia sampai kembali di kos-kosannya.
Setelah pengacara ini pulang, Angelina kaget saat menatap seorang pria tampan sudah menunggunya di teras rumah ibu kos nya.
“Ange…!”
*****
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments