Setelah meletakan tubuh lunglai di ranjang, pemuda tampan ini kembali tersenyum puas, sambil melepas pakaiannya satu persatu, hingga polos.
“Hemm…saatnya kita terbang ke angkasa sayang…!”
Radin lalu melepas pakaian Angelina. “Wow…gila, perpeck sekalinya,” gumamnya tanpa sadar, walaupun setengah mabuk, tapi soal wanita Radin cepat nyadar.
Pemuda tampan ini bak serigala melihat mangsa yan siap di cabik-cabik, melihat betapa sempurnanya tubuh Angelina.
Antara sadar dan tidak, Angelina merasakan seluruh tubuhnya di pegang pemuda ini.
“Ja..jangann...lakukan…to-tolong…aku wanita ba-baik-baik..!”
Suara Angelina lirih, tapi anehnya tangannya malah lunglai tak ada daya, Radin justru makin bersemangat, suara lirih itu bak lagu yang indah baginya!
Pikiran Angelina antara menolak dan menerima, apalagi saat pria ini sudah sangat jauh berbuat lebih.
Angelina bak melayang ke angkasa, ini sesuatu yang baru, karena dia dan Rahmano tunangannya tak pernah sampai sejauh ini. Mereka paling hanya kiss biasa dan itupun tak sampai melanggar norma-norma kesopanan.
Tapi malam ini, tanpa bisa di cegah, pria ini yang baru dikenalnya ini telah melampaui batas kesopanan, bahkan kadang cenderung kasar.
Namun, anehnya Angelina bak terlena dan sangat menikmati hal ini, seakan-akan dia menemukan hal yang baru bersama pria ini.
Malam ini bagi bagi Angelina ini adalah malam jahanam yang merubah dirinya selamanya.
Usai itu, Radin Sasmita terdiam sesaat.
“Gila…ternyata perawan ternyata ni anak, kupikir….ahhh sudahlah!” gumamnya tanpa sadar.
Tapi pemuda tampan ini cuek, tanpa ada rasa kasian, karena otaknya masih dipengaruhi alkohol, dia langsung berpakaian dan dengan entengnya melempar dua gepukan uang dii atas kasur yang bernilai 20 juta. Lalu keluar dari kamar hotel ini dengan senyum penuh kemenangan.
Meninggalkan Angelina yang belum sadar sepenuhnya dari pengaruh minuman keras, hingga sampai paginya.
Angelina bangkit dari kasur…dia merasakan sesuatu yang lain di tubuhnya, sebagai seorang calon dokter kini ia paham apa yang terjadi.
“Jahanam bangsattttt…!” kutuk wanita malang ini sambil menghapus airmatanya.
Dia telah di perkosa seorang pria…dan ia ingat, pria itu adalah Radin Sasmita. Ia kini ditinggalkan seorang diri di kamar ini.
Pria pemerkosanya sudah pergi sejak tadi malam, meninggalkan ia seorang diri, dua butir titik airmata mengalir di pipinya.
“Bangsaattt kamu Radin Sasmita…!” batin Angelina tak pernah berhenti mengutuk perbuatan pria itu.
Saat ia melirik sprei ada bercak-bercak darah dan uang dua gepukan itu, Angelina tak kuasa menahan tangis.
“Aku akan melaporkan kamu ke polisi\, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu ini\, anji*** kamu Radin…!” teriak batinnya lagi.
Semangat Angelina bangkit, hampir saja dia terjengkang dari kasur, karena berasa sakit di selangkangannya.
Angelina lalu mengambil ponsel nya dari tas nya dan memfoto bercak-bercak darah itu, bahkan gepukan uang itu.
Walaupun hati dan pikirannya kalut tak terkira, tapi Angelina bukan wanita bodoh, sangat pintar malah.
Dengan langkah tersaruk-saruk, ia keluar dari kamar hotel ini, sesampai nya di lobby dia memanggil taksi dan minta di antarkan ke rumah sakit terdekat dan tujuanya melakukan visum di sana.
Dokter yang memvisumnya sampai melongo dan kaget, tapi tak berani bertanya, karena mata Angelina sembab dan bicaranya ketus.
Lalu tanpa banyak pikir lagi, Angelina pergi ke polisi setempat utnuk melaporkan kasus ‘pemerkosaan’ yang ia alami tadi malam.
Dua orang polisi yang menerima laporannya terbelalak.
“Radis Sasmita…memperkosa Anda...mustahil..?” sahut seorang polisi tak percaya, yang di dadanya bernama Yono dengan pangkat Bripda.
“Silahkan anda tak percaya, ini visum dan ini foto-fotonya, dan ini bukti uang 20 juta, dia telah memperlakukan aku bak wanita tuna susila. Kalau anda tak memproses, aku akan mempublis di media sosial, dan resikonya anda akan di pecat, karena tak memproses laporanku!” ancam Angelina dengan tatapan tajam.
Mata yang masih sembab, habis menangis, tapi di hadapan polisi ini Angelina bersikap tegar dan menunjukan dia bukan wanita yang lemah dan.
Semua polisi masih tak percaya, seorang wanita cantik, sangat cantik sekali, melaporkan Radin Sasmita, seorang carzy rich dengan kekayaan tak berseri.
Dengan tuduhan…memperkosa!
Dan bukti pun sangat komplet, foto-foto, uang 20 juta dan hasil visum dokter, ini benar-benar tak bercanda.
Polisi ini pun terdiam, lalu menatap seorang polwan yang ikut mendampingi ke dua polisi ini, dan si polwan yang simpati dengan Angelina langsung mengangguk.
Laporan di terima dan segera di proses!
*****
Tiga hari kemudian…!
Tiga polisi menatap wajah pemuda tampan yang menerima mereka di ruangan kerja mewahnya dan kini serius membaca surat yang mereka bawa.
“Jadi…aku mau di tangkap…karena tuduhan memperkosa seorang wanita bernama Angelina?” ceplos Radin seakan tak percaya.
Radin langsung melonggarkan dasinya yang serasa mencekik leher, tuduhan ini tak main-main, dan pastinya sangat memalukan, ia di tuduh memperkosa!
“Betul pa Radin, wanita ini telah melaporkan anda, dia punya bukti visum dan foto-fotonya, alat bukti lengkap pa Radin…maaf!”
Si polisi ini masih sopan, apalagi dia tahu siapa pemuda di depannya ini. Seorang yang biasa menggunakan kekuatan uangnya untuk menunjukan kuasanya.
“Bulshit…siapa sih wanita ini…!” sentak Radin berdiri dan masih kaget, tuduhan ini tentu saja sangat serius buat dirinya.
Kedua polisi ini terlihat sabar saja melihat Radin kini berjalan bolak balik di ruangan kerjanya yang mewah.
“Kalian tunggu sebentar!” Radin mencoba bernegosiasi, ketiga polisi ini mengangguk. Pria tampan ini ternyata menelpon seorang sahabatanya, dan ia pun berbicara singkat dan meminta sahabatnya itu datang segera.
“Darurat dan sangat memalukan, cepat kamu ke sini!” sentak Radin kesal.
Tak lama kemudian datang lah seorang pria yang juga pengacaranya. Sang pengacara sampai mau tertawa melihat tuduhan yang baginya tak masuk akal ini.
Seorang wanita mengaku telah di perkosa bosnya yang tampan, kaya raya dan sangat berkuasa ini.
“Seharusnya, wanita-wanita itulah yang memperkosa dia, ini hebat, siapakah wanita itu?” ceplos Cokro SH, sang pengacara sambil senyum-senyum sendiri, benar-benar sesuatu yang aneh dan tak masuk di akal baginya.
“Maaf pa Radin dan pa Cokro, kami tak banyak waktu, saat ini juga kami harap bapak berdua mau bekerja sama dengan kami, pa Radin akan kami tahan untuk pemeriksaan lebih lanjut!” seorang polisi berpangkat AKP kini berdiri dari kursinya diikuti dua rekannya.
Radin akhirnya pasrah, saat tangannya di borgol, dan ketika dia berjalan diiringi 3 polisi, semua pegawainya heboh bukan main.
Radin makin terperanjat, saat di halaman kantornya puluhan wartawan sudah menunggu nya.
*****
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments