“Cokro, siapa yang ngundang wartawan…!” Radin terlihat panik, hingga langkahnya tertahan di pintu keluar lobby kantornya yang mewah ini.
Namun tiga polisi tetap mendorong tubuh kokohnya agar terus berjalan, menuju mobil patroli mereka.
Radin tak bicara sepatah katapun, dia juga menutupi wajahnya dengan kedua tangannya yang di borgol hingga masuk ke dalam mobil patroli.
Cokro kemudian yang jadi sasaran para wartawan untuk bertanya, Cokro dengan gaya santai bilang, tuduhan pemerkosaan itu hanya fitnah.
“Kami akan lapor balik buat si pembuat fitnah itu, tunggu tanggal mainnya!” ceplos Cokro dengan gaya tengilnya, lalu tersenyum dan penuh percaya diri.
Setelah mobil patroli polisi berlalu, satu kantornya, yakni PT Sasmita Jaya ikutan geger bukan main, bahkan seluruh pegawai antara percaya dan tidak tuduhan pemerkosaan ini.
“Masa iya…kok bisa…bagaimana kisahnya…siapa wanita yang berani melaporkan…?
Itulah pergunjingan hebat di kantor besar bertingkat 25 ini.
Bukan hanya satu kantor yang heboh, bahkan satu Indonesia ikutan geger bukan main, wajah tampan Radin Sasmita langsung jadi headline semua koran cetak dan online, juga TV Nasional.
Semua kaget dan hampir tak percaya, seorang pria sangat tampan, kaya raya dan berkuasa dan ayahnya salah satu dari 100 orang terkaya di Indonesia, di tuduh memperkosa seorang wanita.
Benar-benar sebuah berita besar dan hampir semua orang tak ada yang percaya.
Radin langsung di jebloskan ke dalam tahanan yang lumayan sesak, bercampur dengan para bromocorah lainnya.
Dalam mimpi sekalipun, pria tampan yang sejak kecil sudah sangat di manja ini tak pernah mengira akan begini nasibnya.
Beberapa tawanan menatap wajah tampannya dan juga baju yang ia kenakan saat ini, terang pakaian yang Radin kenakan bukan merek ecek-ecek.
“Kasus apa bung…nge-maling uang rakyat ya?” seorang tahanan bertanya padanya.
Radin yang termenung menatap orang yang bertanya ini, lalu menggeleng.
“Aku di tuduh memperkosa seseorang…!” cetus Radin apa adanya.
“Apa….ha-ha-ha-ha…! Semua tahanan ikutan tertawa terbahak, tak percaya dengan pengakuan pemuda tampan perlente ini barusan.
Mereka mengolok-ngolok pemuda tampan ini, Radin terpaksa mendongkol dalam hati, dan membiarkan para tahanan ini terus menertawakannya sampai cape sendiri.
*****
Hingar bingar dan breaking news di TV dan media online bukannya meredakan kemarahan Angelina, wanita cantik yang kini mengurung di kamar kostnya hanya bisa menatap TV di kamarnya ini dengan pandangan berapi-api.
“Kamu harus di hukum berat Radin, bangsat sekali kamu…aku tak peduli siapapun kamu, aku siap malu, agar kamu dapat pembalasan setimpal,” gumam Angelina seorang diri.
Telponnya berbunyi, saat melihat yang menelpon Mira, Angelina tak mau mengangkatnya.
Hatinya masih sangat marah, malam jahanam yang tak pernah ia lupakan seumur hidupnya dan menimbulkan trauma di hatinya.
Malam itu mereka dapat undangan pesta ulang tahun Mira di sebuh pub mewah, sahabat Angelina yang satu angkatan, tapi beda jurusan.
Mira mengambil jurusan Ekonomi Bisnis dan mereka sudah bersahabat sejak SMU.
“Awas kalo kamu tak datang, kita putus pertemanan,” canda Mira saat memberi undangan.
Angelina hanya mahasiswi bea siswa dan tinggal di daerah, sejak ayahnya pindah tugas sebagai PNS ke Jakarta, ia dan keluarganya pindah boyongan ke Jakarta dan menempati rumah sederhana, kala Angelina baru lulus SMP.
Rahmano sudah di restui kedua ortu Angelina, pegawai sebuah perusahaan besar di Jakarta ini cinta mati dengan Angelina yang berwajah mirip artis Raisa ini, teduh, cantik dan elegan.
Rahmano punya posisi bagus, dia menjadi seorang asisten manejer dan pastinya masa depannya juga cerah, dan kelak bersanding dengan Angelina si calon dokter, benar-benar pasangan sepadan.
Rahmano walaupun tak terlalu ganteng, tapi berpembawaan tenang dan memiliki wibawa, inilah yang bikin Angelina luluh.
“Aku akan menemanimu datang ke pesta itu!”
Itulah ucapan Rahmano yang akhirnya membuat Angelina tanpa ragu datang. Namun, malam jahanam itu kini membuyarkan angan-angan Angelina.
Sejak geger kasus ini, Angelina melihat tak pernah mengangkat telpon Rahmano lagi, hatinya malu, kesal dan menyesali keputusannya hadir di acara itu.
Rahmano bahkan sudah 3X datang ke kosnya, tapi tak pernah mau ia temui, Angelina sangat malu bertemu tunangannya itu.
Tok..tok..tok…terdengar ketukan di pintunya.
“Ange, buka pintu…ini ibu Yana!”
Angelina kaget, Ibu Yana adalah ibu kost nya, tak enak hati juga Angelina lalu membuka pintunya kamar kosnya.
“Ada apa bu..?”
“Ange, kamu tak apa-apa nak…!” Ibu Yana trenyuh melihat kondisi anak kost nya yang dulu ceria dan humble. Tapi kini berwajah kuyu dan sepertinya kurang tidur, sejak kasus perkosaan ini meledak 5 hari yang lalu.
Kini lebih sering megurung diri di kamar dan hanya saat makan keluar kamar, Angelina juga tak kuliah sampai hari ini.
“Aku baik-baik saja bu…ada apa bu..?”
“Ange...ada tamu ingin bertemu denganmu..!”
Angelina kaget, tapi sesaat kemudian dia terdiam, lalu menggeleng kepala tanda tak mau bertemu siapapun saat ini.
“Ange…dia ngaku pengacara, namanya Cokro!”
“Aku tak mau bertemu siapapun saat ini bu!”
“Ange, orang yang bernama Cokro itu sudah 3X ke sini, temuilah, atau mau ibu temani?”
Angelina terdiam sesaat, setelah menimbang-nimbang, Angelina lalu berubah pikiran, namun ia menolak dengan halus di dampingi ibu kost nya ini.
Cokro adalah pengacara Radin Sasmita, ini yang ke empat kalinya dia datang ke kost Angelina.
Saat melihat Angelina mau menemuinya, Cokro sesaat melongo.
“Gila…ternyata cantik banget ni wanita yang di gagahi si bos, padahal tak pakai make up dan bajunya sederhana, malah jauh lebih cantik dari artis Raisa,” batin Cokro.
Cokro langsung memasang wajah ramah dan senyum, saat Angelina kini duduk di kursi tamu.
Kos-kosan Bu Yana adanya di belakang dan di depan adalah rumah sang ibu kos ini yang ada ruang tamunya, sehingga tak sembarangan lelaki bisa masuk ke kamar kost ini.
“Kenalkan…saya Cokro…pengacaranya pa Radin Sasmita!” Cokro menyodorkan tangannya, tapi Angelina diam saja.
“Langsung saja…apa maksud bapak ke sini?” ketus suara Angelina.
Angelina langsung saja bertanya dan tak suka basa-basi, kaget juga hati Cokro, wanita jelita ini langsung judes.
“Begini dek Angelina…saya di utus pa Radin…tujuannya adalah berdamai!”
Angelina langsung mengangkat wajahnya dan menatap tajam wajah Cokro, hingga pengacara muda ini kaget, tapi dia tetap berusaha tenang dan senyum.
“Hmm…setelah apa yang dia lakukan terhadap aku, lalu ingin berdamai, di mana letak hati nurani bapak sebagai pengacara dan si bangsat Radin Sasmita itu!” sentak Angelina dengan wajah marah dan mata memerah.
Cokro terperanjat, tak dia sangka wanita cantik ini berani bersuara begini, walaupun dalam hatinya Cokro juga memaklumi suasana kebatinan gadis jelita ini.
Setelah terdiam sesaat, Cokro lalu mengambil nafas dan kembali bicara dengan hati-hati.
“Dek Angelina…kalau memang adek mau pa Radin Sasmita bertanggung jawab, saya akan jamin dia pasti akan mau menikahi dirimu!”
“Tidak…siapa sudi mau jadi istri si bangsat itu!”
*****
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Safrita Leandry
keren cewek tuh hrs berani
2024-10-20
0
Nyu'nyun Halus-
memantau,,, bagus ceritanya
2023-09-17
0