Butik Ayu

Setelah menunaikan ibadah sholat isya lberjemaah, Ayu langsung bergegas pulang bersama para murid yang ia didik.

Seperti biasa para anak anak didiknya meminta di antar ke rumah masing masing, Ayu pun tak keberatan, toh semua rumah murid muridnya berdekatan dan satu arah dengan rumahnya sendiri.

Ayu dengan senang hati mengantar mereka satu persatu sampai kerumah masing masing. dan momen seperti itulah yang selalu di tunggu tunggu oleh orang tua murid, terutama ayah dari mereka semua.

Bukan tanpa alasan, mereka akan punya kesempatan untuk menyapa si janda perawan yang menurut mereka patut di tunggu, bahkan tak jarang dari mereka yang rela menunggu di teras rumah, bukan untuk menunggu sang anak pulang mengaji, melaikan menunggu sang guru ngaji yang seorang janda mudan nan cantik.

"Assalamualaikum." ucap Ayu saat sampai dirumah murid pertama yang dia antar.

Tak ada jawaban, hanya seorang wanita yang keluar dari dalam rumah, usianya kira kira 28 tahun, wanita itu langsung menutup pintu dan menguncinya dari luar. menatap Ayu dengan tatapan sinis.

"Assalamualaikum, mbak. ini saya mengantar putri mbak." ucap Ayu dengan tutur kata lemah lembut.

Tapi tidak dengan wanita itu, sedari tadi dia hanya memandang Ayu dengan wajah datar, tersenyum pun tidak, apalagi menyapa atau mengucap terima kasih.

"Masuk Fisa..l!!" bentak wanita itu pada putrinya. lalu menatap Ayu bengis.

Sedang kan dari dalam rumah, pintu yang tadi di kunci wanita itu, di gedor gedor dari dalam, seperti seseorang yang berada di dalam sudah tidak sabar ingin keluar.

"Ma, buka pintunya, ma. papa mau keluar. dor...dor.. dor..!!" ucap seorang laki laki sambil menggedor pintu dari dalam.

"Kalau begitu saya permisi mbak." pamit Ayu sambil tersenyum tulus.

Namun balasan yang Ayu terima, adalah kebalikan nya. "Bagus deh, kalau tau diri." ucap wanita itu sambil menatap Ayu bengis.

Ayu hanya mengelus dada, untuk meredam emosi yang sudah bergejolak, pasalnya wanita itu sering kali berkata kasar, tapi Ayu tidak tahu apa penyebabnya.

"Emangnya mau apa papa kekuar? mau menggoda si janda gatel itu ya, dasar laki laki mata keranjang!!" maki wanita itu dengan suara meninggi, hingga Ayu mendengarnya dengan jelas meski sudak keluar dari halaman rumah tersebut.

Setetes air mata begitu saja lolos dari pelupuk mata Ayu, rasanya begitu sakit saat ada orang menyebutnya dengan sebutan janda gatel. "Kenapa bunda nangis?" tegur seorang anak kecil yang belum Ayu antar kerumahnya.

Ayu cepat cepat menghapus air matanya, lalu menjawab teguran anak kecil tersebut. "Bunda gak nangis sayang. bunda hanya kelilipan. Abel, nanti bunda nganternya sampai pintu gerbang aja ya. soalnya bunda kebelet pipis."

Ayu beralasan suapya anak kecil itu tidak mengajaknya masuk kedalam rumah, sebab kemaren kemaren orang tua anak itu juga bersikap kurang menyenangkan.

"Kenapa nggak pipis di rumah Abel aja bunda?"

"Gak bisa sayang. rumah bunda kan udah dekat. jadi lebih baik bunda pipis di rumah bunda aja, oke."

"Oke, bunda."

Sesuai permintaan Ayu, anak itu tidak banyak protes meski di antar hanya sampai pintu gerbang.

*******

Pagi hari

Seperti biasa, Ayu akan berangkat ke butik di jam 8 pagi, selain menjadi guru ngaji, Ayu juga menelola sebuah butik yang cukup terkenal dengan pakaian muslim pria dan wanita.

Menjelang bulan suci ramadhan, pesanan di butik Ayu sudah membeludak sejak dua hari yang lalu, hingga wanita itu mulai kualahan untuk menyiapkan segala pesanan.

Dari mulai memilih kain serta mendesain, semua Ayu yang kerjakan, tapi juga ada beberapa karyawan yang bekerja untuk menjahit dan menyetrika di butik Ayu.

Hingga wanita itu tidak begitu kesulitan untuk mengerjakan semua pesanan, bahkan di butik Ayu, sudah ada 8 pegawai yang Ayu pekerjakan.

"Bagaimana baju yang kemaren, Tik?" tanya Ayu pada Tika karyawan kepercayaan nya.

"Alhamdulillah, sudah 90 persen selesai mbak, tinggal pemasangan kancing dan aksesoris lain nya, mungkin hari ini sudah selesai semuanya." sahut Tika sambil merapikan beberapa kain yang berantakan.

"Sukurlah lah kalau begitu, Tik. karna besok pagi, bajunya sudah mau di ambil sama orangnya."

"Tadi pagi, ada seorang wanita datang kesini, mbak. katanya mau pesen baju muslim, tapi pas saya bilang jika mbak gak ada, eh, orangnya malah gak jadi mesan, katanya mau pesan langsung sama mbak." tutur Tika

"Wanita apa perempuan, Tik?" tanya Ayu tanpa mengalihkan sedikitpun fokusnya dari kertas dan pena yang berada di depan nya. wanita itu sedang menggambar sebuah desain baju terbaru yang akan dia pajang di butiknya.

Baju buatan Ayu memang sangat indah dan anggun, maka tidak jarang orang orang kelas atas akan memesan baju yang Ayu desain. contohnya menjelang bulan puasa tahun ini, sudah banyak pemesan yang datang untuk di pakai di hari lebaran nanti.

Saat sedang berbincang dengan Tika, tiba tiba ada tamu yang datang, tampak seorang wanita paruh baya yang tampak cantik dan anggun.

"Selamat pagi, apa benar ini dengan mbak Ayu, pemilik butik ini?" tanya wanita itu sambil melihat seisi butik. Wanita tersebut mengangguk anggukkan kepalanya. entah apa yang membuat tingkahnya seperti itu.

Dari gayanya berpakaian dan bersikap, sudah jelas jika wanita paruh baya tersebut, bukan orang biasa. wanita itu pasti istri seorang pengusaha.

"Assalamualaiku, itu benar bu, saya Ayu, pemilik butik ini. apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Ayu dengan tutur kata yang sangat sopan dan lemah lembut.

Wanita paruh baya tersebut tidak menjawab salam dari Ayu, dia hanya langsung mengutarakan maksud dan kedatangan nya. "Saya ingin memesan baju muslim untuk saya dan suami saya serta anak saya juga." ucap wanita itu dengan wajah datar.

"Oh, mari silahkan duduk dulu, Bu, nanti pegawai saya yang akan mengukur badan ibu. ibu silahkan pilih modelnya di buku ini." Ayu menyodorkan sebuah buku hasil desain nya pada wanita paruh baya tersebut.

Wanita itu langsung meraik buku tersebut dan membukanya. lembar demi lembar dia buka, hingga gerakan tangan terhenti di sebuah desain yang sangat Ayu sukai.

Ayu tersenyum simpuh saat melihat wanita paru paya tersebut seperti tertarik dengan model yang Ayu desain tadi malam.

"Saya mau model seperti ini. Dan saya juga mau pesar warna yang sama untuk suami dan anak saya."

"Baik,Bu. anak ibu laki laki atau perempuan?"

"Anak saya laki laki, mungkin sebentar lagi dia dan suami saya akan sampai di sini."

Ayu hanya mengangguk sembari tersenyum manis, "Selagi menunggu suami Ibu datang, bagaimana kalau karyawan saya mengukur ibu terlebih dahulu?"

"Tentu. karna setelah ini saya masih banyak urusan."

"Baik Bu. saya akan panggil karyawan saya dulu. Tika tolong ukur Ibu ini dulu ya, mungkin sebentar lagi suami dan putranya akan sampai disini."

"Iya mbak." Tika bergegas mengambil pengukur serta buku catatan dan sebuah pena.

Sedangkan Ayu kembali kemejanya untuk menyelesaikan gambar yang ia keejakan tadi.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

smoga aja jodoh Ayu cowok baik seperti ahlaqkya ayu yg baik 😇

2023-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!