Bab 3 Keluarga

"Kapan Alex pulang ya?."

Di depan rumah ibunya selalu mondar mandir menghawatirkan anaknya yang belum pulang setelah 2 hari pergi. Ia juga sangat takut karena Alex belum pernah sama sekali pergi ke kota sendirian.

"Yah, anak kita belum juga pulang bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan dirinya dikota?."

Ibunya juga bertanya kepada suaminya yang juga menunggu kedatangan anak satu-satunya itu. Ia tampak menyembunyikan rasa khawatirnya di depan istrinya.

"Kita berdoa saja semoga dia tidak apa-apa, kamu itu harus percaya kepada Alex jangan berpikir yang tidak-tidak seperti itu lagi."

"Aku khawatir, anak kitakan cuma Alex saja, kemarin itu dia pingsan 3 hari, apa kamu tidak khawatir dengannya, bagaimana sih kamu itu jadi orang tua?."

"Lah kok aku yang salah! Bagaimana ceritanya ini, yang mau pergikan Alex sendiri! Kenapa aku yang kamu salahkan sih?."

"Nanti kalau dia belum pulang, aku susul dia ke kota."

Sedikit perdebatan kecil antara ayah dan ibu yang sangat sayang kepada anaknya yang belum pulang dari kota. Ayahnya Alex juga berusaha membuat istrinya itu agar lebih tenang lagi dan memberi waktu sedikit lagi untuk anaknya. Jika Alex belum pulang juga besok ayahnya akan mencari ke kota. Mendengar semua perkataan itu istrinya sedikit lebih tenang.

"Yah kemari, mobil siapa yang berhenti di depan rumah kita ini?."

Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah mereka. Ibu yang sedikit takut memanggil suaminya yang masih di dalam rumah untuk memeriksa siapa yang sudah datang itu. Suami yang terlihat ingin minum segelas air langsung di tarik paksa oleh istrinya secara terburu-buru.

"Eh..eh aku masih haus ini??."

Suaminya tampak kesal karena belum sempat meneguk setetespun dari gelas airnya. Ia juga tampak kebingungan melihat istrinya yang bertingkah tidak seperti biasanya.

"Ada apa sih, aku ini mau minum saja susah!!."

"Nanti saja kamu minumnya, lihat itu di depan siapa yang datang?."

"Bukannya di periksa sendiri malah aku di tarik-tarik seperti ini?."

"Aduh!!. Kenapa ini ribut-ribut sekali?."

Alex tiba-tiba masuk ke rumah dengan pakaian yang terlihat mahal. Ia juga sedikit kaget melihat ayah dan ibunya sedang ribut-ribut di depan pintu.

"Ini nih dari tadi tarik terus?."

"Hah? Alex!. kapan kamu datangnya?."

Mereka langsung kaget melihat anaknya yang sudah datang, tanpa sepatah katapun ibunya langsung memeluk anaknya itu dengan sangat erat. Alex juga bingung kenapa ibunya terlalu khawatir dengannya padahal hanya 2 hari ia pergi dari rumah.

"Tuh lihatkan dia pasti datang, orang rumahnya disini, kamu saja terlalu khawatir gitu."

Ayahnya sedikit mencoba mengejek istrinya yang masih terlihat memeluk Alex. Ia juga langsung melihat suaminya dengan tatapan penuh emosi. Suaminya langsung merasa takut karena sudah berani mengejeknya.

"Hehe, Alex ayah mau ke dapur dulu ya mau minum soalnya hari ini panas sekali?."

Ayahnya langsung merasa ketakutan dan mencoba mencari alasan untuk pergi dari sana secepatnya, kalau tidak istrinya itu pasti akan memukul dirinya kalau sudah emosi seperti itu.

"Eh sebentar, sekalian Alex mau mengajak kalian pindah rumah?."

"Hah? Pindah?."

Ibu dan ayahnya langsung kaget setelah mendengar ucapannya. Mereka juga bingung kenapa Alex tiba-tiba mengajak mereka untuk pindah dari sini, padahal ini adalah rumah satu-satunya mereka, tidak ada lagi tanah ataupun rumah di tempat lain.

"Kenapa kita pindah, bukankah kita hanya punya rumah disini saja?."

Ibunya sedikit penasaran kenapa anaknya mengajak mereka untuk pindah, ia juga sedikit bingung kemana mereka pergi, sepeserpun uang tidak mereka punya. Bagaimana caranya mereka nanti untuk bayar kontrakannya.

"Kalian siap-siap saja, Alex punya kejutan untuk kalian nanti di kota?."

Alex dengan penuh semangat mengajak kedua orangtuanya pergi untuk pindah rumah, dengan senyuman yang penuh percaya diri membuat kedua orangtuanya tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya bisa pasrah mengikuti apa yang di katakan anaknya.

Beberapa jam kemudian...

"Apa barangnya sudah semua kalian masukkan?."

"Alex ini mobil siapa? Kenapa supirnya tidak ada??."

Ibu dan ayahnya dari tadi sedikit penasaran kenapa mereka harus memasukkan barang-barang mereka kedalam mobil yang tidak tahu siapa pemiliknya. Mereka takut pemilik mobil ini nantinya bisa marah.

"Oh, ini punya kita. Jadi kalian tidak perlu khawatir lagi."

"Hah? Punya kita! sejak kapan kita beli mobil semewah ini? Makan saja kita susah bagaimana bisa beli mobil?."

Ayah dan ibunya masih tidak percaya dengan perkataan Alex. Mereka masih terlihat takut karena candaan Alex yang tidak lucu sama sekali. Alex dengan terpaksa mengeluarkan semua surat-surat mobilnya agar mereka percaya dengannya. Dengan tanggal pembelian dan bahkan nama Alex itu sendiri di beli 2 hari yang lalu dengan cash (tunai).

"Apa ini mimpi? Dimana kamu punya uang sebanyak ini? Mending uangnya buat kamu sekolah dan kuliah kedokteran nanti."

Setelah melihat surat itu, mereka sedikit percaya, namun mereka juga bingung dimana Alex mendapatkan uang sebanyak itu untuk bisa membeli sebuah mobil. Mereka juga takut kalau anaknya berhutang sama seseorang dikota.

"Lebih baik kita berangkat sekarang, jika tidak hari akan semakin gelap. Nanti saja Alex akan menjelaskan semuanya ketika kita sudah sampai dirumah baru kita."

*****

Tepat pukul 04.30 pagi. Mereka akhirnya sampai ke rumah baru yang ada di kota. Ibu dan ayahnya tertidur di dalam mobil. Alex berusaha membangunkan mereka secara perlahan-lahan agar tidak membuat mereka terkejut. Mata yang masih sedikit tertutup mencoba keluar mobil, mereka juga belum sadar dan menggerutu ingin tidur kembali. Alex yang melihatnya sedikit senang melihat orang tuanya yang masih terlihat seperti anak-anak.

"Ibu ayah, kita sudah sampai! Kapan kalian bangunnya?."

"Iya..iya ini ibu bangun! Apa kamu tidak melihatnya?."

"Iya nih, ayah saja sudah bangun kenapa kamu bawel banget sih?."

Dengan terlihat masih lemas, mereka mencoba berjalan masuk kedalam rumah, mereka juga belum menyadari tempat yang mereka masuki itu di karenakan kepala mereka yang masih sedikit pusing, ibu dan ayahnya juga belum pernah naik mobil selama itu. Alex yang melihat orang tuanya yang masih kelelahan mencoba membawa mereka kesebuah kamar untuk segera beristirahat.

Dengan cepat mereka langsung berbaring ke atas kasur tanpa sepatah katapun. Alex menutupi mereka dengan selimut dan juga mematikan lampu kamarnya. Ia juga tersenyum, sekarang ia memiliki orang tua yang baik dengannya.

Keesokan paginya...

"Alex.....!!!!"

"Dimana kita? Alex dimana kamu?."

Teriakan keras dari dalam kamar terdengar sangat jelas di ruangan makan. Mereka juga langsung keluar kamar dengan wajah yang begitu panik mengetahui bahwa mereka berada di sebuah tempat yang mereka tidak kenali.

"Alex...!! Kamu dimana tolong ayah dan ibu?."

Alex hanya tersenyum sambil menyiapkan makan pagi. Ia juga terlihat tidak bisa menahan tawanya karena orang tuanya begitu panik ketika mereka bangun tidur. Suara ayah dan ibunya terus terdengar beberapa kali memanggil namanya.

"Alex kamu disini? Cepat kita pergi dari sini?."

Nafas yang terengah-engah mencoba memaksa Alex untuk segera pergi. Dengan wajah panik mereka ingin melarikan diri dari tempat yang mereka tidak kenal. Alex dengan santainya mencoba membuat ibu dan ayah agar tenang terlebih dulu.

"Ayo sarapan dulu, kalian sudah laparkan?."

"Iya juga ya."

"Wah, enak sekali!."

Dengan polosnya mereka langsung duduk di kursi dan memakan makanan yang sudah disiapkan Alex, tanpa sadar dengan apa yang sudah terjadi kepada mereka.

"[Alex!!!]."

Mereka langsung tiba-tiba berteriak karena sudah menjahili mereka dengan menyogok dengan sebuah makanan. Alex hanya tersenyum melihat orang tuanya yang sangat polos itu.

"Tenangkan dulu pikiran kalian, nikmati dulu makanannya nanti dingin tidak enak lagi loh?."

"Ah benar juga kapan lagi bisa sarapan enak ini iya kan!!."

Sekali lagi Alex menjahili mereka agar melupakan hal yang baru saja terjadi. Mereka langsung terdiam ketika memakan beberapa suapan. Alex merasa bahwa orang tuanya sudah mulai sadar, ia langsung menceritakan semuanya.

"Ini rumah kita, jadi kalian tidak perlu panik lagi seperti itu!."

Namun harapan Alex tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Ayah dan ibunya langsung pingsan setelah mendengar ucapan Alex, ia juga panik karena baru pertama kali melihat orang tuanya tiba-tiba tidak sadarkan diri, ia langsung mengangkat mereka kedalam kamar secara bergantian agar orang tuanya dapat beristirahat terlebih dulu.

Beberapa jam kemudian...

Ayah dan ibunya langsung terbangun dengan wajah yang masih terlihat panik. Mereka juga mencoba mencubit dan memukul satu sama lain untuk menyadarkan mereka dari mimpi. Namun semuanya adalah kenyataan yang tidak dapat mereka percaya bahwa tempat baru yang di sebut anaknya itu adalah sebuah istana besar menurut mereka. Kamarnya saja sudah seluas rumah mereka dikampung.

"Ibu ayah apa kalian sudah baikkan?."

Dengan santainya Alex memasuki kamar mereka, ia juga masih terkejut melihat wajah kedua orang tuanya masih termenung memandangi langit-langit kamar. Dengan sedikit bingung Alex menutup kembali pintu kamarnya karena tidak mau mengganggu orang tuanya yang sedang melayang-layang atau sedang menikmati suasana di kamar.

"[Alex!!! Cepat kesini!!]."

Satu teriakan dari mereka memanggil Alex yang sudah menutup pintu kamar saat itu. Mereka juga sedikit penasaran apa yang sudah terjadi pada mereka, kenapa mereka di bawa ke rumah yang sangat besar.

Alex dengan sedikit takut memberikan surat rumah besar itu untuk membuat orang tuanya percaya. Namun harapan Alex tidak sesuai lagi, mereka langsung pingsan setelah melihat hal yang tidak pernah mereka alami selama hidup mereka. Alex segera menutupi mereka lagi dengan selimut agar orang tuanya bisa beristirahat terlebih dulu agar bisa menerima kenyataan.

"Aduh, bagaimana caranya menjelaskannya ya? Aku jadi bingung. Apa aku suruh asistenku saja nanti menjelaskan kepada mereka??."

Alex langsung meninggalkan kedua orang tuanya yang dari tadi terus pingsan di buatnya. Ia juga ingin mencari seorang pembantu yang bisa meringankan urusannya merawat keduanya orang tuanya ketika ia sedang sibuk. Ia juga bersiap-siap untuk olahraga pagi agar bisa membuat tubuh lemahnya ini menjadi kuat kembali.

Bersambung...

...Jangan Lupa Di Like, Subscribe, dan Share. Agar Thor Semakin Semangat Updatenya....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!