Dalam beberapa jam akhirnya Alex sampai di kediaman rumah besarnya, rumah ini hanya ia yang tahu. Ia tidak pernah mempublikasikan rumah besarnya ini kepada siapapun, ia hanya ingin merahasiakannya namun setelah ia meninggal nanti hartanya ini ia akan serahkan ke panti asuhan yang pernah merawatnya waktu kecil. Namun takdir berkata lain ia kembali hidup di tubuh seorang bocah yang masih berumur sekitar 16 tahun, semua aset-aset pentingnya ada di sebuah berangkas di dalam rumahnya ini.
Alex sangat merasa senang karena ia masih bisa memiliki hartanya ini sekali lagi, dan ia juga senang sekarang kehidupan keduanya juga mempunyai seorang ayah dan ibu yang sepertinya menyayanginya tidak seperti orang tuanya dulu yang membuangnya ke panti asuhan ketika ia baru dilahirkan.
Alex langsung membuka pintu rumahnya dengan kode pin yang sudah ia siapkan. Mungkin ini sudah takdirnya ia hanya mengunci rumahnya ini dengan kode pin saja agar orang lain yang menemukannya lebih mudah membukanya. Tapi tidak pernah Alex pikirkan bahwa seseorang itu adalah ia sendiri.
Di dalam rumah. Alex sangat senang bahwa ia akan sekali lagi menikmati hartanya yang sangat berlimpah ini, bahkan Alex juga memiliki perusahaan sendiri di berbagai kota bahkan ada perusahan yang baru ia mulai diluar negeri. Ia juga berniat untuk membawa ayah dan ibunya untuk tinggal disini, merubah kehidupan keluarganya menjadi orang kaya raya.
Alex segera memasuki kamar rahasia dimana ia menyimpan semua aset dan barang-barang berharganya. Ia juga langsung membuka dan mengumpulkan semua surat hak waris yang sudah ia tinggalkan di kehidupannya dulu. Semuanya ia tanda tangani dengan tubuh barunya ini.
Hari semakin sore. Sepertinya Alex tidak bisa pulang terlebih dulu banyak hal yang harus ia lakukan di rumahnya tantang perubahan hak waris ini dengan pengacaranya agar ia memiliki hartanya 100% resmi. Ia harus mencari alasan agar pengacaranya percaya bahwa bocah yang masih berumur 16 tahun ini adalah hak waris yang sudah di siapkan Alex.
Keesokan paginya...
Ia langsung bersiap-siap untuk pergi kesebuah tempat rahasia di mana mereka biasanya bertemu untuk membahas tentang macam-macam perusahaan yang akan di jalankan. Ia tahu bahwa pengacaranya ini sedikit gila uang, namun ia adalah pengacara yang selalu setia kepadanya, ia juga sudah memberikan kabar kepada asisten yang sebagai tangan kanannya yang selalu menjadi presiden di seluruh perusahaan yang ia miliki.
Kali ini Alex akan membuat kehidupan keduanya ini menjadi seseorang yang bahkan tidak bisa di sentuh oleh siapapun lagi di dunia ini, ia juga ingin menyelidiki hal yang membuatnya masih curiga tentang kejadian yang sudah ia alami.
Ia juga sangat senang karena di beri kehidupan kedua untuk merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Tapi ia juga ada niat untuk mencari tahu tentang kecelakaannya waktu itu agar bisa membuatnya lebih tenang, siapa yang sudah merencanakan semuanya untuk membuat ia gagal saat operasi.
*****
Keesokan harinya.
Sesampainya Alex di sebuah toko cafe kecil yang bahkan tidak ada pengunjungnya sama sekali, ia sedikit gugup melihat bawahannya yang selalu memandanginya dengan tatapan sedikit mengancam. Ia tahu bahwa dengan tubuh ini bawahannya itu tidak mengenalinya sama sekali. Namun Alex tetap berusaha tenang agar tidak memancing keributan sebelum ia menjadi bos lagi.
--
"Maaf anda mau pesan apa?."
Wanita yang sedikit terlihat tomboi menanyakan menu apa yang akan di pesan oleh Alex. Ia adalah salah satu bawahan yang begitu ahli dalam mencari sebuah informasi seseorang. Ia bernama Via mungkin umurnya sekitar 30-an. Ia juga sedikit bingung siapa yang datang kali ini, karena tempat ini hanya Alex dan semua bawahan yang tahu. intinya tempat ini sangat rahasia.
"Aku pesan minum coklat saja dengan sedikit kue coklat juga sebagai cemilan."
Dengan santainya Alex memesan menu yang biasa di pesan oleh bos besar yaitu ia sendiri. Tanpa di duga semua bawahan yang berada di sana langsung melihat Alex yang sudah duduk itu dengan tatapan yang penuh kecurigaan terhadapnya.
"(Astaga, bahaya sekali disini?)."
Alex terlihat sedikit gugup memikirkan tentang situasinya karena asisten dan pengacaranya belum juga datang. Ia tahu bahwa mereka juga sudah mengetahui bos besar mereka sudah mati. Sebab itulah mereka tidak begitu peduli dengan kedatangannya kali ini.
"Ting..!!"
Bunyi lonceng di depan pintu cafe. Asisten dan pengacara akhirnya datang. Alex langsung mengambil nafas lega karena ingin buru-buru keluar dari tempat yang menyeramkan itu. Ia tahu bahwa bisa mengalahkan mereka namun tidak dengan tubuh yang lemah ini, ia harus menjadi kuat terlebih dulu agar bisa menjadi bos besar kembali.
"Apa kamu yang telah di kirim bos besar?"
Asisten itu langsung duduk dengan sedikit mengeluarkan hawa mengancam. Namun Alex sudah biasa menghadapi mereka, ia tidak takut dengan ancaman, ia langsung mengeluarkan surat-surat sah yang langsung di keluarkan oleh bos besar bahwa warisannya akan di berikan kepada Alex seluruhnya tanpa terkecuali.
"Hah? Sebentar aku harus membacanya?."
Dengan wajah sedikit gugup mereka langsung membaca-baca semua surat yang telah Alex berikan itu. Sambil melihat-lihat wajah Alex mereka juga sedikit gugup dengan surat tersebut kenapa bos mereka langsung memberikan semua hartanya kepada bocah ingusan seperti itu. Asisten dengan temperamen yang sedikit sulit di atur ia menantang Alex untuk mengkonfirmasi bahwa hak ini tidak main-main.
Alex sudah tahu akan terjadi seperti ini. Ia pasti akan mencoba yang terbaik meskipun dengan tubuh lemahnya. Tapi dengan pengetahuan dan pengalaman yang begitu banyak ia tidak akan pernah takut untuk mencobanya terlebih dulu.
Asistennya ingin beradu kekuatan untuk memastikan bahwa Alex benar-benar ahli waris yang benar-benar di pilih sendiri oleh bos besar mereka.
"Baiklah, apa kalian siap?."
Di sebuah tempat rahasia mereka sudah saling berhadapan untuk mengetes Alex yang akan menjadi bos baru mereka. Dengan pelayan wanita tadi sebagai wasit dari pertarungan mereka. Alex sudah menyiapkan kuda-kuda yang ia miliki selama ini, membuat semua bawahan yang melihatnya sedikit tersenyum karena kuda-kuda itu adalah milik bos besar yaitu Alex sendiri.
"Wusssh."
Asisten itu langsung mencoba menyerang Alex dengan kekuatan penuh dengan keinginannya untuk membunuh. Alex yang mengetahuinya sedikit marah baru saja dia hidup sudah ada yang ingin membunuhnya lagi, dengan cepat Alex menghindari serangannya dan langsung membalikkan serangannya itu dengan satu pukulan di ujung hati asistennya.
"Argh..!!"
Semuanya langsung terdiam melihat kekuatan yang begitu besar bahkan asisten yang di latih bos besar secara pribadi pingsan di pukul oleh bocah 16 tahun tanpa pengalaman apapun. Mereka langsung memberikan hormat menyambut kedatangan bos baru mereka. Alex langsung tersenyum sambil menyembunyikan tangan kanannya yang sedikit sakit akibat memaksakan untuk memukul asistennya itu.
--
"Apakah aku boleh tahu, apa anda adalah anaknya beliau?."
Pengacara itu sedikit penasaran dengan nama yang di miliki mereka. Alex hanya memberi tahu bahwa nama ini adalah pemberian dari bos mereka. Ia langsung diam dan menerima semua yang telah dikatakan Alex.
"Jika ada yang perlu anda perlukan bisa hubungi saya, dengan cepat saya akan datang menemui anda."
Dia langsung pamit karena ada sesuatu yang perlu harus ia urus di perusahaan, asisten itu langsung pergi meninggalkan Alex yang masih duduk di kursi, melanjutkan meminum minumannya yang sudah tertunda.
*****
"Akhirnya aku bisa pulang, tanganku sepertinya mati rasa. Aku harus segera memeriksanya terlebih dulu?."
Di dalam mobil mewahnya Alex menuju rumah sakit untuk memeriksa tangannya yang mungkin saja terkilir, akibat ia memaksa untuk memukul asistennya. Meskipun Alex belum mempunyai SIM ia tetap berani mengendarai mobilnya untuk menuju rumah sakit terdekat.
--
"Tangan kamu baik-baik saja! Lain kali kamu harus berhati-hati lagi?."
Seorang dokter wanita terlihat memperban pergelangan tangan Alex yang hanya mengalami nyeri. Tidak ada hal serius mungkin beberapa hari akan sembuh. Mendengar hal itu membuat Alex sedikit tenang, ia langsung berterima kasih dan pergi.
"Aku harus pulang, sudah 2 hari aku berada disini (kota), ibu dan ayah pasti khawatir denganku. Aku tidak mau mereka menungguku terlalu lama lagi. Aku juga harus membawa mereka ke rumah baruku agar kita bisa tinggal bersama."
Alex sedikit tersenyum memikirkan keadaan orang tuanya, setelah ia keluar dari rumah sakit, ia langsung pergi ke kampung untuk segera membawa kedua orang tuanya pindah rumah ke kota. Mungkin ini akan merubah kehidupan Alex yang dulunya hidup sendiri dan sekarang ia memiliki orang tua yang selalu menyayanginya, ia berjanji akan menjaga keluarganya selama hidupnya.
Bersambung...
...Jangan Lupa Di Like, Subscribe, dan Share. Agar Thor Semakin Semangat Updatenya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments