Syaquel menatap bangunan tinggi bak istana dengan perasaan ragu, ya saat ini ia sudah didepan gerbang kediaman smith. Entah bagaimana ia bisa masuk ke dalam ia pun tidak punya pilihan selain memohon pada security yang berjaga disana.
"maaf pak, boleh saya masuk?" tanya syaquel
"anda ingin bertemu dengan siapa?" tanya security
"saya mau bertemu nona silviana, apa dia ada?" tanya syaquel
Security itu menatap syaquel dengan curiga, baru saja ia akan menjawab lagi namun suara klakson mobil vanya menggema disana.
Tiiiiiinn..tiiin...tiiiiinnnn
vanya menekan klaksonnya dengan panjang hingga menimbulkan suara bising disana
Syaquel menyingkir untuk memberi jalan pada mobil itu namun ternyata mobil mewah itu malah berhenti didepannya.
"wow punya nyali juga kau datang kesini" sindir vanya setelah menurunkan kaca mobilnya
"vanya aku mohon tolong lah aku biarkan aku bertemu dengan silvi sekali saja" syaquel memohon dengan sangat
"memangnya kau punya perlu apa dengan kakakku?" tanya vanya menyelidik
"dia mengirimkan surat gugatan cerai dan aku ingin bicara dengannya walau hanya sekali saja aku mohon" syaquel kembali memohon
"maaf ya tuan fernando yang terhormat, tapi kau tidak pantas ada disini apalagi memasuki rumah kami" ucap vanya dengan arogant
"pak jangan biarkan dia masuk, usir dia" ucap vanya lalu melajukan mobilnya
"saya minta anda untuk segera pergi tuan" ucap security
"pak saya mohon beri saya waktu sebentar" ucap syaquel memohon
Namum permohonannya tidak diindahkan oleh security itu sehingga mau tidak mau syaquel segera pergi dari sana sebelum keadaan menjadi tidak kondusif, sebab ia datang dengan baik baik dan tidak berniat membuat keributan disana.
.
.
.
Nyatanya syaquel masih saja tak gentar, hari ini ia kembali datang dan lagi lagi ia diusir dari sana, ia lalu mencari jalan pintas hingga ia dapat melihat pintu kecil dihalaman belakang rumah besar itu, mungkin itu pintu yang biasanya dipakai oleh para pekerja disana untuk membuang sampah sebab disana ada tong sampah besar yang biasa akan disinggahi oleh tukang sampah keliling.
Syaquel mendorong pintu yang terbuat dari baja itu namun terkunci, ia memasukkan tangannya melalui cela cela pintu itu ternyata tergembok, syaquel tidak kehabisan akal ia melihat sekelilingnya dan menemukan sebuah kawat disana, dengan kecerdasan yang syaquel punya ia menggunakan kawat itu untuk dapat membobol gembok didalamnya.
"berhasil" ucap syaquel
pelan pelan ia memasuki halaman belakang yang ada dirumah itu, ia bingung harus masuk dari mana sebab ia belum pernah menginjakkan kakiinya dirumah mewah ini. Ia mengintip melalui jendela kaca yang memperlihatkan langsung ruangan makan.
Sesaat kemudian terlihat bu liza disana membantu ART menyiapkan makan siang. Syaquel berharap semoga ia bisa melihat silvi walau hanya sekilas saja.
Dan benar saja, tidak lama setelahnya terlihat silvi menuruni anak tangga dengan buru buru, syaquel yang melihat itu merasa sangat kesal bagaimana bisa wanita itu berlari saat menuruni tangga dia kan habis melahirkan kalau tergelincir tentu itu akan membahayakan dirinya sendiri.
namun syaquel kembali fokus pada wajah wanitanya yang terlihat panik.
"bunda" panggil silvi
"ada apa nak?" tanya bu liza
"bunda ziva dia tidak jadi kesini, karena suami kecelakaan" ucap silvi
"apa? zayyan kecelakaan" bu liza tersentak kaget dan diangguki oleh silvi
"apa kau tahu zayyan di rumah sakit mana?" tanya bu liza
"aku belum tahu bun dan ziva belum mengabariku" jawab silvi
"dia pasti sangat syok" ucap bu liza mengkhawatirkan anaknya
Sementara syaquel sama sekali tidak dapat mendengarkan apa yang dikatakan oleh kedua wanita didalam sana tetapi bukan itu fokusnya, ia lebih tertarik melihat penampilan istrinya.
Rambut yang digerai membuat wanita itu terlihat lebih menggoda, seperti biasa istrinya memang sangat senang mengenakan dress selutut baik dirumah maupun diluar rumah dan justru itulah yang membuat penampilan silvi menjadi lebih anggun.
"ya sudah kalau begitu bunda mau menemui ayahmu dulu ya sayang" pamit bu liza dan jawab dengan anggukan kepala oleh silvi
Sekepergian bu liza tersisa silvi sendirian disana dengan pikiran yang mulai melayang layang entah kemana namun ekor matanya seperti menangkap sesuatu sibalik jendela.
"apa itu?" gumamnya
Karena rasa penasarannya ia melangkahkan kaki mendekati jendela didepannya, dengan perlahan lahan bahkan ia harus mengendap endap bagaikan sedang menangkap pencuri.
sedangkan syaquel mulai panik ditempat persembunyiaannya, ia sadar jika silvi sempat melihatnya saat sedang mengintip dari balik jendela.
"oh my god, bagaimana ini" gumam syaquel gugup
"el tenang kan dirimu, bukankah tujuanmu ke mari untuk bertemu dengannya" syaquel mencoba menenangkan dirinya sendiri
"come on el jangan takut, kau bukan pengutit" gumam syaquel lagi
"siapa disana?" ucap silvi yang tinggal tiga langkah lagi mendekati jendela
syaquel semakin gugup saat mendengar suara silvi dari dalam sana, ia tahu silvi sudah sangat dekat dengan nya saat ini dan jika ia tidak segera pergi istrinya itu pasti akan melihatnya.
"aakh" dengan penuh pertimbangan syaquel berlari meninggalkan tempat itu, namun sebelum itu ia meninggalkan sebuah surat dibawah jendela berharap silvi melihat kertas itu dan membacanya.
Silvi mendorong jendela kaca itu untuk melihat keluar, tetapi ia tidak mendapati seorang pun disana ia pun menarik kembali jendela kaca itu namun sekali lagi ekor matanya melirik kertas putih yang tergeletak dibawah sana.
"apa ini?" silvi memungut kertas itu
Ia melihat ke kiri dan ke kanan, terlihat bersih tidak ada sampah sedikitpun sepertinya sudah dibersihkan oleh pekerja yang bertanggung jawab atas kebersihan diluar rumah tetapi kenapa masih ada kertas ini, semua itu berkecamuk dalam pikiran silvi
Jika dilihat kenampakan kertas itu sepertinya bukan sampah, sebab kertas itu putih bersih dan dilipat dengan rapih. silvi kemudian teringat pada suratnya yang ia kirim bersamaan dengan surat gugatan cerai kepada laki laki yang merupakan ayah dari anaknya.
Ia menatap kertas yang ia genggam itu, jantungnya berdegup tak karuan juga hatinya yang tidak lagi menentu. Ia memutuskan untuk membuka kertas tadi dikamarnya.
"huh" syaquel membuang nafasnya kasar setelah sampai dimobilnya
"semoga silvi melihat surat itu" harapnya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cantiknya mama Sky
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments