Setelah rio mengintrogasi pengedar itu dan dia akhirnya membuka mulutnya dan mengetahui dari mana dia mendapatkan pasokan narkoba itu dio segera membawa laporannya ke atasan.
Setelah memeriksa berkas itu atasanya meminta rio yang bertanggungjawab menangkap pengedar itu, mereka berada di wilayah pelosok dan lumayan jauh dan rio siap menyamar bersama tim nya.
Sampai di desa biru rio dan tiga temannya yang menyamar sebagai pedagang mencoba membaur dengan warga sekitar, mereka juga menyewa rumah warga yang memang di sewakan.
Berhari hari hingga bebeberapa bulan rio dan tim sudah melakukan pengintaian dan sudah menghafal setiap gerak gerik pengedar itu dan mereka siap menyergap pengedar sebelum itu menyiapkan strategi menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi di dalan penyergapan itu.
esok hari di siang hari meraka akan melakukan penyergapan dan mereka akhirnya bisa menangkap beberapa orang di rumah itu dan begitu juga barang bukti.
Beberapa orang mereka giring ke kantor polisi dan atasan rio mengucapkan selamat atas kerja kerasnya bersama tim, walaupun masih banyak orang seperti mereka tapi setidaknya rio bisa mengurangi pengedar dan dia sudah berbuat sebisa mungkin untuk negaranya
Rio pulang ke rumah dan ibu menyambutnya dengan berbagai pertanyaan terutama tentang bianca, rio ingat dia sudah lama tidak menghubungi bianca.
Besok dia akan mendatangi rumah sakit tempat bianca bekerja, rio menuju kamarnya setelah menjawab semua pertanyaan mama nya.
rio merebahkan badanya yang terasa lelah dan dia memejamkan mata akhirnya tertidur karena lelah dan mengantuk.
Esok hari rio menuju rumah sakit dan bertemu bianca, seperti biasa bianca sibuk dengan pasien pasiennya dan sekarang dia sedang di ruang operasi.
Rio menunggu di taman rumah sakit melihat pasien, yang mungkin bosan dikamar dia bisa jalan jalan ke taman karena taman berada di belakang.
bianca mengendap edap ingin mengagetkan rio yang menunggunya dan tentu saja rio tahu jika ada seaeorang yang menghamiprinya.
Sebagai polisi rio sudah terlatih akan hal seperti itu," Dor" bianca duduk di samping rio. "Rio setidaknya kamu bisa berpura pura kaget saat aku melakukan itu." kata bianca merajuk
rio hanya tersenyum mendengar perkataan bianca dan membiarkan bianca duduk di sebelahnya dengan wajah cemberut.
"Aku merindukanmu karena sudah berminggu minggu tidak melihatmu," kata rio
"Aku tersanjung mendapatkan rindu darimu." kata bianca
"Serius, aku rindu padamu bianca." kata rio yang menahan tawa karena hampir saja dia bisa menipu bianca.
Ha..ha..ha mereka tertawa bersama dan senang karena bianca tahu jika rio memang suka bercanda berlebihan.
"Rio jika aku tidak mengenalmu dengan baik perkataanmu yang tadi sungguh terlihat benar benar serius dan tidak bohongan." kata bianca
"Apa kamu ingin benar benar aku berkata serius," kata rio memnadang bianca sangat dekat.
"Bianca aku benar benar....lapar," kata rio dan juga binaca bersamaan di waktu mengucapkan kata lapar.
"Sudah kuduga kamu akan mengatakan itu," kata bianca
Rio dan bianca pergi kerestoran tempat mereka biasa makan dan rio tahu jika bianca akan kembali kerumah sakit setelah mereka makan.
Bianca adalah dokter yang sangat sibuk dan tidak mempunyai waktu, untuk itu rio tidak berniat menikahi bianca karena dia wanita karir sedangkan rio menginginkan istri yang meluangkan waktu untuk dirinya.
Berteman dengan bianca adalah suatu hal yang menyenangkan, mereka bisa mengerti satu sama lain dan tanpa rasa canggung.
"Rio aku kembali kerumah sakit, terimakasih traktirannya." kata bianca yang meninggalkan rio sendiri setelah membaca pesan di ponselnya.
rio kembali kerumah dinasnya dan menganti bajunya untuk istirahat, sengaja dia tidak pulang kerumah karena pasti mamanya sangat berisik bertanya hubungannya dengan bianca.
esok hari rio kembali bekerja dan hari ini rio hanya bekerja di kantor karena dia harus memeriksa berkas pengedar yang dia tangkap waktu itu.
di rumah sakit bianca yang baru saja keluar dari ruang operasi merasa murung, ini pertama kalinya dia merasa gagal karena pasien yang akan dia operasi meninggal karena gagal jantung.
Mungkin sudah takdir, bianca yang baru saja masuk keruang operasi tiba tiba pasien langsung saja kejang kajang padahal bianca belum melakukan tindakan apa apa.
Lebih naasnya pasien gidak bisa terselamatkan karena semua terjadi secara mendadak walaupun bianca sudah mencoba pertolongan secepatnya.
Bianca keluar dari gedung rumah sakit dan mencoba mencari udara dia mengingat waktu dulu yang terjadi kepada neneknya dan sekarang setelah lama menjadi dokter hal tersebut terjadi lagi pada orang lain.
Bianca berdiri di jembatan taman dengan memandang bulan yang begitu terang di langit, menghilangkan rasa sedih dengan apa yang terjadi malam ini.
Lama bianca memandang ke langit yang petang sambil meminum air mineral di tangannya dia akan kembali kedalam rumah sakit.
Karena hari ini dia bertugas malam dan setelah kejadian malam ini bianca menyemangati diri sendiri agar lebih teliti akan memeriksa pasien pasiennya.
walaupun kejadian hari ini bukan kesalahannya tapi sebagai dokter menyelamatkan akan lebih baik dari pada melihat pasien meninggal.
Seperti merasa diri gagal menjadi seorang dokter.bianca meminta maaf kepada anggota keluarga pasien.
Karena ini memang bukan suatu kesalahan darinya tapi tetap saja bianca perlu meinta maaf kepada keluarganya.
Suara ambulance terdengar dan bianca dengan sigap memeriksa beberapa orang yang terluka,mereka adalah korban tabrakan tunggal karena rem blong dan menabrakkan mobil pada pohon.
Walaupun tidak ada yang meninggal tapi tetap saja ada yang terluka parah pada penumpang mobil itu.
"Dokter ada korban yang mengalami serangan jantung," kata suster ana
Bianca langsung menghampiri suster ana dan melakukan penyelamatan pada wanita tua yang sedang menahan sakit itu.
Kecelakaan mobil itu menabrak pada pohon karena rem blong dan polisi sedang memeriksa mobil siapa tahu ini adalah sebuah kesengajaan.
Di mobil itu ada seorang anak berumur sepuluh tahun yang ternyata cucu wanita tua yang sedang terkena serangan jantung.
Mereka akan berangkat ke bandung menemui kedua orang tua anak itu yang bekerja di bandung, bersama sopir dan kedua nenek dan kakeknya dan diantar oleh sopir pribadi mereka.
Bianca masih sibuk menangani nenek yang belum kembali kesadarannya tapi sepuluh menit kemudian nenek itu berhasil melewati masa kritis dan terselamatkan.
Bianca akhirnya bisa bernafas lega bisa menolong nenek itu dan bianca menemui ridho mengatakan jika neneknya bisa terselamatkan.
Ridho yang terluka pada kepalanya menangis senang karena nenek yang dia sayangi bisa selamat, bianca meninggalkan ruangan itu dan memeriksa kakek dan sopir,mereka beruntung selamat semua walaupun terdapat luka.
Karena memang sopir tidak melaju kencang dan rem blong adalah kesalahan sopir yang tidak memeriksa mobil sebelum berangkat tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments