BAB 5. Nasib Erwin

"Aduh, ini mata kenapa lagi sejak tadi berkedut? Apa jangan-jangan ada yang sedang membicarakan ku? Pasti saat ini tuan muda sedang mengumpat ku, mengingat banyak file yang ku kirimkan padanya ",Erwin berusaha menormalkan matanya dengan sedikit memijit pelipisnya.

"Tuh kan betul, belum hilang kedutan ini Tuan Muda sudah menghubungiku, " umpat Erwin kesal. Namun tetap dia terima panggilan dari Tuan Mudanya.

"Halo, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?," menjawab dalam mode sopan antara bawahan kepada atasannya. Walaupun cukup kesal karena pekerjaannya sedang banyak-banyaknya namun gangguannya banyak sekali.

" Erwin, kamu mau makan gaji buta? Apa saja yang kau lakukan selama ini? Bagaimana bisa baru sebentar aku tinggal kamu sudah memberikanku setumpuk pekerjaan?, " Tuan Muda dalam mode mengomel.

"Baru sebentar bagaimana Tuan, pergi mendadak berhari-berhari tanpa kabar dia bilang sebentar? Astaga nasib bawahan seperti ini betul sih!, " hanya bisa protes dalam hati.

"Erwin, kamu dengar tidak? Mengapa hanya diam saja? Apa kamu tuli?, " sang Tuan Muda masih tidak terima dibebani tugas yang banyak karena masih buruk moodnya efek perasaan yang tidak jelas.

"Iya Tuan, saya mendengarnya. Baiklah nanti saya akan pelajari ulang semua dokumen yang saya kirimkan kepada Tuan, " hanya bisa menuruti perintah.

"Bagus, " cukup merasa senang karena asistennya mengerti dan tidak banyak protes.

"Baik Tuan, akan saya sortir dokumen yang penting yang perlu tuan tangani. Nanti akan saya kirimkan ulang, ".

" Hem.."

"Apa ada lagi yang bisa saya bantu Tuan?, " tanya Erwin.

"Haduh bagaimana bisa aku bertanya seperti itu? Bisa saja tugasku malah akan semakin bertambah. Dasar mulut kenapa tidak bisa diajak berkompromi sih?, " batin Erwin menyesal.

"Aku punya satu tugas penting lagi untukmu, " hendak menambahkan perintah untuk sang asisten.

"Tuh kan benar, " batinnya sambil menepuk dahinya tak percaya masih ada tambahan pekerjaan untuknya.

"Tugas apa itu Tuan? Apa masih berhubungan dengan masalah pekerjaan di kantor?, ".

" Bukan, ini permasalahan lain, ".

" Permasalahan apa itu Tuan? Apakah anda punya masalah dengan seseorang? , " tebaknya asal.

"Bukan aku yang punya masalah, tapi orang lain, "

"Orang lain? Siapa itu Tuan? Apakah salah satu keluarga anda Tuan?, "

"Aish.. Mengapa kamu hari ini cerewet sekali? Banyak sekali pertanyaan mu itu. Makanya kalau ada orang belum selesai bicara dengarkan dulu, " masih dalam mood yang buruk jadi lebih sensitif pada suatu hal.

"Maafkan saya Tuan, "

"Hem. Tolong cari tahu tentang semua informasi seorang gadis kecil yang bernama.., " seketika ingat bahwa dia belum sempat menanyakan nama gadis kecil itu.

"O iya, aku lupa belum menanyakan nama gadis kecil itu gara-gara perasaan yang tidak jelas itu membuat pikiranku jadi kacau, " batin Tuan Muda.

"Halo, Tuan. Gadis kecil siapa yang anda maksud? Kenapa Tuan hanya diam saja, ".

" Sudahlah tidak jadi. Aku lupa belum menanyakan siapa namanya. Lanjutkan saja pekerjaanmu, " akhirnya mengurungkan niat mencari tau sampai sudah pasti mendapatkan nama gadis kecil itu.

"Baik, Tuan. Selamat siang, "

"Hem, " langsung mematikan sambungan telepon.

"Untung saja Tuan Muda tidak jadi menambahkan beban pekerjaanku, " batin Erwin cukup merasa lega.

"Tapi tunggu dulu, Tuan Muda tadi bilang soal permasalahan seorang gadis kecil? Sejak kapan Tuan Muda ingin mengetahui tentang permasalahan orang lain? Sejak kapan juga Tuan Muda dekat dengan perempuan?, " banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benak Erwin. Dia merasa heran, tapi tak bisa mencari tau lebih mengingat statusnya yang hanya seorang bawahan. Sangat tidak sopan jika terlalu mencampuri urusan pribadi tuannya.

"Belum genap sebulan menghilang tanpa kabar, banyak sekali perubahan dalam diri Tuan Muda. Sekarang jadi lebih sensitif seperti perempuan. Jika Tuan dan Nyonya Besar tau pasti juga akan mengatakan hal yang sama denganku, " masih terus membatin memikirkan keadaan Tuan Mudanya.

"Ah sudahlah, nanti jika butuh bantuanku pasti Tuan Muda juga akan menghubungiku lagi. Lebih baik aku segera menyelesaikan tugas-tugas ini agar pulang ku tidak terlalu larut, " putusnya pada akhirnya.

-

-

-

Bersambung. . .

Bantu like dan komentarnya agar author tetap semangat untuk terus berkarya dan update bab selanjutnya. Terima kasih.

Salam semangat untuk semua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!