Waktu dua hari sudah cukup bagi Kevin untuk berpikir dan merenung. Ditambah lagi kata-kata Rama tadi siang di kantor, seketika menyadarkan Kevin bahwa cinta tidak mengenal jarak. Di mana pun Lucy tinggal, Kevin tetap bisa berkomunikasi, dan saling bertemu saat ada waktu luang.
Kevin mencium bunga kesukaan Lucy. Ia sengaja membelinya untuk sang kekasih. Kevin tidak pernah menganggap mereka putus. Bagi Kevin, mereka masih sepasang kekasih.
"Kevin?" Lucy membeliakkan matanya lebar. "Kenapa kamu ada di sini?"
"Aku minta maaf." Kevin mendorong Lucy hingga masuk ke dalam unit apartemennya." Kevin menangkup kedua pipi Lucy, lantas menciumnya sebelum membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.
"Kevin ... ada apa?" tanya Lucy khawatir.
"Akan aku tarik kata-kataku. Aku bersedia menunggu kamu sampai pulang ke Indonesia nanti." Kevin berbisik di telinga sang kekasih.
Lucy tampak senang. Ia balas memeluk Kevin, lantas berbisik, "Secepatnya aku akan kembali. Terima kasih, Kevin ..."
***
Satu bulan setelah keberangkatan Lucy ke Paris, Kevin kesulitan menghubungi perempuan itu. Selama Lucy ada di Paris, hanya dua kali menghubungi Kevin. Setelah itu, nomor ponsel Lucy sama sekali tidak bisa dihubungi.
"Kalian bisa kerja tidak, sih?!" amuk Kevin, ia membuang tumpukan dokumen ke udara, hingga isinya berserakan ke lantai. "Saya tidak mau menerima hasil kerja seperti ini lagi. Kembali ke ruangan kalian, dan bereskan pekerjaan sampah itu!" pekik Kevin. Bawahan Kevin yang rata-rata pegawai baru itu pun langsung memunguti dokumen uang telah mereka buat sebelumnya. Mereka berbondong-bondong pergi meninggalkan ruangan atasannya.
Rama lagi-lagi dibuat pusing oleh suasana hati Kevin. Sejak Lucy tidak bisa dihubungi, Kevin melampiaskan kekesalannya kepada para bawahannya. Rama pun terkena imbasnya juga.
"Siapkan tiket ke Paris malam ini juga!" perintah Kevin.
"Hah?" Rama bengong. "Tapi Anda tidak ada jadwal sampai pergi ke Paris, Pak. Anda memiliki jadwal pergi ke—"
"Tunda semua jadwal saya sampai beberapa hari ke depan! Saya akan pergi ke Paris malam ini juga," kekeuh Kevin.
Rama menepuk keningnya pelan. Jika Kevin sudah begini, Rama tidak bisa apa-apa. Terpaksa ia harus bekerja keras untuk mengatur ulang jadwal atasannya itu.
"Baik, Pak." Rama mengangguk patuh.
Rama semata-mata melakukan pekerjaannya hanya demi uang. Andai saja gajinya di sini tidak besar, Rama sudah mengajukan resign dari dulu!
***
Kevin telah tiba di Paris setelah melakukan perjalanan sangat panjang. Kevin segera pergi ke alamat Lucy tinggal di kota itu.
Ia pergi sendirian ke Paris, tanpa didampingi siapa-siapa. Tadinya Rama menawarkan dirinya, namun Kevin dengan cepat menolaknya. Ia pergi untuk urusan Lucy, masa depannya. Bukan untuk urusan pekerjaan. Jadi, Kevin akan mengurus masalah ini sendirian.
"Siapa? Lucy?" tanya seorang petugas flat di Paris. "Tapi di sini tidak ada penghuni bernama Lucy. Mungkin, Anda salah alamat, Pak!" serunya.
"Tidak mungkin," gumam Kevin tidak percaya. "Tapi saya mendapat alamat ini dari kekasih saya. Mana mungkin dia berbohong," ujar Kevin linglung.
"Saya juga tidak mungkin berbohong kepada Anda, Pak." Petugas keamanan meyakinkan Kevin bahwa ia tidak berbohong. "Jangan-jangan Anda ditipu, Pak," ujarnya.
Kevin semakin dibuat bingung kenapa Lucy mencoba menipunya? Jelas sekali Lucy memberikan alamat ini sebagai tempat tinggalnya. Tapi, kenapa saat Kevin pergi ke tempat itu, petugas keamanan mengatakan tidak ada perempuan bernama Lucy.
Untuk memastikan apakah Lucy berbohong, atau ini sekadar salah paham, Kevin pergi mendatangi ke tempat orang-orang yang bersangkutan dengan acara yang disebut oleh Lucy waktu itu.
"Ah, desainer muda itu?" sahut seorang pria kemayu. Dandanan pria itu nyentrik. "Terakhir kali aku melihatnya bersama seorang pria. Setelah itu, aku tidak melihatnya lagi."
"Pria? Siapa?" tanya Kevin penasaran.
"Mana aku tahu," jawab pria itu menaikan kedua bahunya. "Lagi pula kamu ini siapanya? Daripada sibuk bertanya di sana-sini. Kenapa tidak kamu hubungi saja nomor ponselnya?" omel pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments