Hembusan napasnya terdengar berat. Kepalanya mendadak sakit karena pusing menjalar lebih hebat. Pelan, ia memijat pelipisnya.
Sepasang mata mengamati orang disebelahnya. "Periksa yuk, La!" ajak wanita di kursi kemudi.
Alina menggeleng, "gue cuma butuh tidur" jelas gadis itu.
"Bener?" tanya Rena memastikan. Ia tak ingin bertanya dahulu mengenai kejadian barusan. Nanti saja, jika keadaan sahabatnya sudah membaik.
Alina mengangguk.
"Kita makan di Apartemen lo aja ya? Kita pesen online" tanya Rena, merasa kasihan kepada sahabatnya yang belum sarapan. Padahal, ini sudah memasuki jam makan siang.
"Heem"
Akhirnya, Rena menjalankan mobilnya dari parkiran Rumah Sakit.
...----------------...
Di sisi lain, di depan sebuah ruang rawat yang menjadi saksi bisu ketika anak seorang pria bernama Arkasa Adijaya Dewantara memanggil seorang wanita selain istrinya 'Mami'.
Arkasa memijat pelipisnya mendengar cercaan pertanyaan dari ibunya.
"Kamu bener gak kenal, siapa perempuan tadi?"
"Gak Ma. Arka gak tahu. Arka cuma tahu, dia perempuan taman waktu itu"
Wanita itu masih berpikir dengan penjelasan anak kedua nya itu. "Oh, Mama ingat"
Arka menoleh, "dia yang kata bibi itu? Yang nolongin Lion?"
"Iya" pria itu menghembuskan napasnya. "Udah ya Ma, aku mau ke dalam"
Klek
Pintu terbuka menampakkan Lion yang tengah keluar. Anak itu berjalan mendekati kedua orang dewasa yang sedang duduk itu, sambil mengamati sekitar, mencari sesuatu.
"Mami mana, oma?"
"Umm" Ia nampak berpikir untuk mencari jawaban, lalu menoleh ke arah putranya yang tadi hendak pergi.
Arkasa pun nampak menoleh ke arahnya. Arka yang mengerti akan kode bahwa ia harus menjawab pertanyaan putranya, segera angkat bicara "Mami udah pulang, sayang"
Lion, anak itu menampakkan wajah murung setelah mendengar jawaban yang membuat hatinya kecewa. "Papa, ayo antel Lion ke Mami!" Ia mengambil tangan ayahnya.
"LION!" bentak Arka yang kesal karena anaknya yang sembarangan memanggil orang lain dengan sebutan 'Mami'. Ini sudah terlalu jauh, jika ia tidak memperingatkan putranya itu, pasti putranya akan menjadi.
Helena Thalia Dewantara, ibu Arka yang mendengar bentakan putranya kepada cucu kesayangannya itu segera memperingati. Bentakan tidak didasarkan hanya karena emosi, apalagi kepada anak-anak. Helena merasa putranya itu harus sering-sering mengontrol emosi nya. Ia tidak suka itu.
"Arka, kamu bisa bilangin dengan cara lebih baik. Panggil dia, jelasin dengan nada lebih baik, kasih pengertian! Bukan malah bentak dia. Mama gak suka kamu gak bisa kendaliin emosi kamu ke anak"
Wajah pria itu memerah, menahan emosi. Dadanya naik turun.
"Masuk sana! Mama yang ngomong ke Lion" usir wanita paruh baya itu. "Inget, kata-kata Mama barusan!" peringatnya kembali. Lalu, pria itu masuk ke dalam ruang rawat istrinya.
Helena mengamati cucunya itu. Lion nampak menangis ketakutan, telinganya memerah, ia menunduk, masih dengan posisi tegaknya, tubuh mungil itu bergetar.
Helena segera memeluk cucunya itu dan mengangkat ke pangkuannya, menenangkan dalam dekapannya. Sambil membisikkan sesuatu, "Lion, udah ya nangisnya. Nanti matanya sakit lho!".
Ia mengelus rambut hitam tebal cucunya, "sini cerita ke oma, kenapa Lion hari ini sering nangis?"
Setelah 5 menit menangis, akhirnya anak itu mendongak dan mulai bercerita. "Oma, Lion menangis kalena Lion mau sama Mami. Tapi, Papa gak bolehin Lion, oma" jelasnya masih se-senggukkan, namun air matanya sudah habis.
Helena kembali mengelus lembut surai hitam itu dan tersenyum menatap cucunya, "kenapa Lion mau sama Mami?"
Lion mengusap ingus dengan tangan mungilnya, "kalna Mami baik sama Lion, Mami sayang sama Lion"
Helena mengangguk-angguk, "Ohh gitu ya. Apa karena itu, Lion panggil tante itu Mami?"
Lion mengangguk lucu, lalu menyandarkan kepalanya di dada sang oma. "Oma, ayo ke Mami"
Helena tersenyum mendengarnya, namun di dalam hatinya merasa sesak. Ia mengerti perasaan cucunya sekarang ini. Ia hanya bisa berdoa yang terbaik untuk semuanya.
"Coba oma tanya, namanya Mami siapa?"
Lion hanya menggeleng, ia tidak tahu. "Nah, itu dia" Lion mengamati oma nya, "Lion sayang, oma mau ngasih tahu sesuatu"
Lion mengangkat alisnya, "apa oma?"
Helena menyamankan duduknya dengan Lion, "Gini, Lion kan gak kenal sama Mami, Lion kan juga baru ketemu Mami. Nah, berarti Mami juga baru kenal Lion kan?"
Lion nampak berpikir, "iya"
Helena tersenyum, "berarti, Tante tadi kan orang asing. Coba inget yang dibilang Mama kalau ada orang asing di deket Lion!"
Lion nampak berpikir, mengingat sesuatu, "kata Mama, kalau ada orang asing di deket Lion atau ngajakin Lion ngomong, Lion harus hati-hati. Lion gak boleh sembarangan deket-deket" jelas anak itu.
"Nah, itu dia. Berarti kan, Lion harus hati-hati dong sama Tantenya. Lion gak boleh sembarangan manggil orang dengan panggilan 'Mami', walaupun dia baik atau sayang Lion"
Bibir merah anak itu nampak turun, sepertinya akan menangis kembali. "Tapi Mami gak gitu, oma" tolak anak itu mendengar penjelasan omanya.
"Shh, oma belum selesai jelasinnya"
Helena mengusap air mata yang datang kembali di wajah tampan cucunya itu. "Coba deh, Lion inget lagi! Tante tadi ketemu Lion juga baru 2 kali, berarti Tante tadi menganggap Lion juga orang asing kan?"
Lion tidak menjawab, "terus, Lion tiba-tiba panggil Tantenya 'Mami'. Memang Lion sudah izin ke Tantenya? Apa Tantenya mau dipanggil 'Mami' sama orang asing?"
Anak itu menunduk, menangis. "Lion gak tanya Mami, oma" ia se-senggukkan. "Tapi, Lion sayang Mami oma", air mata anak itu kembali deras.
Helena yang melihat tidak tega. Ia mengusap punggung anak itu dan memeluknya. Helena juga ikut berkaca, sesak melihat cucunya menangis seperti ini. "Besok, kalau ketemu izin ke Tantenya dulu ya?"
Lion nampak mengangguk di sela tangisnya, "Lion janji, gak akan buat Mami kesal. Lion bakal minta maaf dan ijin ke Mami, buat manggil Tante 'Mami', oma"
Helena tersenyum dan mengangguk. "Ya udah, berarti hari ini sama Mama, Papa, Opa dan Oma dulu ya? Ketemu Mami nya nanti?"
Lion mengangguk sedih.
Helena nampak tenang sekarang, ia bersyukur cucunya mau mendengar penjelasannya. Helena mengecup puncak kepala cucunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
oma hellena bgtu pengertian dan penyayang tp knp bang arka sifat ma sikapnya bgtu,,,bener" beruang kutub,es baloknya blm mencair 🤭😁😅😅😅
2023-06-12
2
Bunda Salma
mamanya sakit apa ? Arkasa dingin banget sama anak juga bentak2..
2023-06-07
1