Setelah memastikan segalanya dengan warga desa, Li Tian pergi ke hutan berkabut sendirian. Dia berjalan melewati pepohonan yang rimbun dan kabut yang tebal. Selama perjalanan, ia merenung, mencoba memahami apa yang terjadi padanya.
Gua naga terletak di tengah-tengah hutan yang tebal dan kabut tebal menyelimuti setiap sudutnya. Li Tian menjelajahi hutan dengan hati-hati, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh para penduduk lokal.
Setelah berjalan beberapa jam, Li Tian akhirnya menemukan pintu masuk ke gua naga. Guanya tersembunyi di balik pepohonan yang rimbun dan rintik hujan jatuh dari langit seperti embun.
Li Tian melangkah masuk dengan hati-hati, merasa ketegangan dan kegugupan menguar di dalam dirinya. Suara gemuruh dari dalam gua mengingatkannya akan kekuatan besar yang dimiliki oleh naga yang ia cari.
“Kau datang juga, Li Tian?" ujar sang Naga.
Li Tian menelan ludahnya saat melihat naga yang terbaring di dalam gua. Makhluk besar berwarna hijau ini memiliki sisik keemasan yang bersinar di bawah sinar rembulan, yang tembus masuk melalui celah-celah batu gua.
“Ya saya datang untuk menemuimu," jawab Li Tian dengan suara yang sedikit gemetar. “Saya datang untuk meminta bantuanmu lagi.”
Naga itu mengangguk perlahan. "Apa yang bisa saya lakukan untukmu manusia?"
“Apa Anda tahu mengapa saya bisa menyeberang ke dunia ini?" tanya Li Tian.
Naga itu mendengus kecil menyiratkan rasa skeptisnya. "Tidak semua alasan terungkap dengan mudah manusia. Namun, saya percaya bahwa segala sesuatu memiliki waktu yang tepat. Mengapa Anda menanyakan ini?"
Li Tian tersenyum sedikit gugup. "Saya mendengar bahwa Anda memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan yang luas. Saya berharap Anda bisa memberikan petunjuk atau pemahaman yang lebih dalam tentang mengapa saya menyeberang ke dunia ini."
Naga itu merenung sejenak seolah merenung atas permintaan Li Tian. "Kamu harus belajar tentang kesabaran, manusia. Dunia ini memiliki banyak rahasia yang tidak dapat diungkapkan dengan cepat. Kamu harus belajar menghargai waktu, proses, dan ketekunan. Kemampuan Anda untuk bersabar dan tidak menyerah adalah kunci untuk menemukan jawabannya."
“Kalau begitu, dapatkah Anda membantu saya untuk mempelajari tentang dunia ini atau sekadar melatih saya agar terbiasa dengan tubuh ini?" tanya Li Tian.
“Baiklah,” jawab Sang Naga mengerti.
Selama beberapa hari, Li Tian akhirnya belajar tentang energi dalam tubuhnya dan memperkuatnya melalui meditasi dan gerakan-gerakan khusus. Sang Naga juga mengajarkan teknik bela diri yang kuat kepada Li Tian, termasuk pukulan dan tendangan yang memanfaatkan kekuatan Qi yang terkumpul dalam tubuh.
Li Tian sangat bersemangat dalam proses belajar ini. Setiap hari dia berlatih dengan giat mengulangi gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Sang Naga dan mencoba memperbaiki kualitas Qi-nya. Dia merasakan energi dalam tubuhnya semakin kuat dan terkendali dan kekuatan fisiknya meningkat secara signifikan.
Namun selama waktu ini, Sang Naga juga mengajarkan Li Tian tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kekuatan dan kebijaksanaan. Dia mengingatkannya agar tidak menggunakan kekuatannya dengan sembrono atau untuk tujuan yang jahat. "Kekuatan yang besar juga harus disertai dengan pemahaman yang besar,” kata Sang Naga. "Gunakan kekuatanmu dengan bijak dan untuk kebaikan orang lain."
Li Tian merespons dengan serius. Dia merasa bertanggung jawab atas kekuatan yang dia kembangkan dan dia semakin terinspirasi untuk menjadi seseorang yang dapat melindungi orang lain dan menghancurkan kejahatan di dunia ini.
Setelah berlatih selama beberapa hari dengan Sang Naga, Li Tian pun pamit untuk kembali ke desa tak bernama.
“Baiklah, Dewa Naga, sepertinya saya harus segera kembali ke desa karena pihak musuh pasti sudah akan bergerak,” kata Li Tian.
Dewa Naga mengangguk dengan penuh pengertian. "Berangkatlah, Li Tian. Saya berharap keberanian dan kekuatanmu akan membantu penduduk desa menghadapi bahaya yang ada di sana. Ingatlah mereka membutuhkanmu."
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Dewa Naga, Li Tian melanjutkan perjalanan pulang ke desa tak bernama. Ia berlari dengan kecepatan yang tinggi menggunakan kemampuannya untuk mencapai desa secepat mungkin. Setiap langkahnya penuh dengan keberanian dan tekad, mengingat misi penting yang harus ia lakukan.
Saat Li Tian tiba di desa, pemandangan yang sama seperti sebelumnya masih ada di depan matanya. Li Tian pun mulai berbicara dengan para penduduk desa dan meminta bantuan mereka untuk membangun benteng yang kuat.
Para penduduk desa dengan senang hati mendengarkan Li Tian. Mereka memperbaiki pagar desa dan membangun tembok-tembok yang lebih tinggi dan kuat.
“Semua lebih mudah ketika bekerja sama,” ucap kepala desa bernama Li Yun Xin.
Selanjutnya, tidak hanya membangun pertahanan fisik, Li Tian juga mengajarkan para penduduk desa untuk meningkatkan kemampuan bertarung mereka. Ia meminta para petani dan pedagang untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan melatih keterampilan bertarung mereka.
Bersama-sama, Li Tian dan penduduk desa tak bernama melanjutkan perjuangan mereka. Mereka melatih diri lebih giat lagi, memperbaiki pertahanan desa dan bekerja sama untuk menghadapi serangan-serangan musuh.
Li Tian menjadi sumber inspirasi bagi penduduk desa dengan sikapnya yang tidak pernah menyerah. Ia mengajari mereka tentang ketabahan dan keberanian serta membangkitkan semangat juang mereka. Setiap pagi, Li Tian memimpin sesi latihan fisik dan bela diri untuk memperkuat kesatuan mereka.
Mereka juga memanfaatkan sumber daya desa dengan bijak. Bahan-bahan praktis seperti kayu, batu, dan tanah digunakan untuk memperkuat benteng pertahanan mereka. Mereka mengatur perangkap-perangkap dan penghalang-penghalang dengan cerdik di sekitar desa untuk menghadang musuh. Li Tian menunjukkan keahlian strateginya dan membimbing penduduk desa dalam merencanakan pertahanan yang efektif.
Tidak hanya, itu Li Tian juga mengajarkan penduduk desa tentang taktik bertarung yang lebih canggih. Dia berbagi pengetahuan tentang teknik bela diri yang ia pelajari dari Sang Naga dan mereka dengan tekun mengasah keterampilan mereka dalam bertempur. Li Tian membantu para penduduk desa menemukan kekuatan dan potensi tersembunyi dalam diri mereka sendiri.
“Mereka datang, Li Tian!” kata salah satu prajuritnya.
Pasukan musuh dari kerajaan lain yang bergabung dengan kelompok pemberontak kekaisaran, kembali menyerang desa tak bernama.
“Jangan takut, kita sudah siap untuk menghadapinya!” ujar Li Tian.
Mendengar motivasi dan keberanian yang terpancar dari suara Li Tian, pasukan dan penduduk desa merasa semangat mereka kembali membara. Mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian dalam pertempuran ini dan harus bekerja sama untuk melawan pasukan pemberontak.
Dengan semangat yang baru ditemukan, Li Tian dan pasukannya mulai mengatur strategi. Mereka menyusun rencana untuk menyerang pasukan pemberontak dari berbagai sisi dengan harapan dapat memecah belah kekuatan musuh. Li Tian meyakinkan mereka bahwa dengan taktik yang tepat dan kerja sama yang baik, mereka pasti akan berhasil mengusir pasukan pemberontak dari desa mereka.
Pasukan itu melakukan pelatihan intensif dan persiapan sebelum pertempuran yang tak terhindarkan. Li Tian memimpin mereka dengan contoh menunjukkan keterampilan tempur unggul yang dimilikinya. Dia memancing semangat juang dalam diri setiap anggota pasukannya dan menunjukkan bahwa tak ada yang mustahil jika mereka bersatu.
Saat hari pertempuran tiba, suasana di desa itu tegang. Pasukan pemberontak mulai mendekati dengan keinginan untuk merebut desa dan mengendalikan daerah itu. Namun, mereka tidak menyadari bahwa mereka akan menghadapi perlawanan yang tangguh dan berani.
Li Tian dengan kepala tegak memimpin pasukannya maju menuju musuh. Mereka lambat laun berhasil mempersempit jarak dengan musuh, untuk memberikan serangan balasan yang mematikan. Serangan tiada henti dari pasukan Li Tian membuat pasukan pemberontak jadi terkejut dan bingung.
Penduduk desa yang semula terpicu merasa takut, kembali mendapatkan semangat mereka yang hilang. Mereka bergabung dalam pertempuran menggunakan segala kemampuan mereka, untuk melawan pasukan pemberontak. Desa itu dipenuhi dengan sorakan semangat perjuangan yang tak terbendung.
Melihat perlawanan yang tangguh dari pasukan Li Tian dan penduduk desa, pasukan pemberontak mulai kehilangan kendali. Mereka yang semula percaya diri mulai panik dan terlarut dalam kekacauan. Disebabkan kebingungan, mereka pasukan pemberontak mulai mundur dengan cepat.
Pertempuran pertama berakhir dengan kemenangan bagi Li Tian dan pasukannya. Pasukan dan penduduk desa merayakan kemenangan mereka mengucapkan rasa syukur kepada Li Tian yang telah memimpin mereka dengan bijaksana. Namun, semua ini belum berakhir karena musuh pasti akan datang lagi.
Sebelumnya, mereka sempat menunda rencana mereka untuk menyerang desa tak bernama ini berkat ketakutannya kepada Sang Naga. Namun, melihat mereka mulai kembali menyerang, mereka pasti sudah siap dengan segala resikonya dan mempertaruhkan semuanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Life is just an illusion🥲
mmhp kek sinetron aja bersambung
2023-08-18
0
Roselia Dufan
Se7sama naganya
2023-07-14
0
Wanns 🌘
saran saya sih mending di kasih semacam tingkat kekuatan/Kultivasi berhubung novel ini juga temanya fantasi timur biar pembaca ga bingung dengan seberapa tinggi kekuatan Li Tian dan hasil latihannya juga jelas peningkatannya
2023-06-12
0