Episode 02 : Desa tak bernama dan bandit palsu.

Setelah pertempuran besar itu selesai, Li Tian beserta pasukannya segera membereskan mayat yang berserakan. Mereka bekerja dengan cepat dan efisien, mengumpulkan mayat-mayat musuh dan mempersiapkan mereka untuk pemakaman. Seiring langkah mereka, aroma darah yang menusuk hidung dan pemandangan kehancuran di sekitar mereka mengingatkan mereka akan betapa kejamnya pertempuran tersebut. Namun, mereka tidak memiliki waktu untuk meratapi atau mengenang karena masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Li Tian memimpin pasukannya dalam mengatur pertempuran, membagi tugas di antara mereka dengan bijaksana. Beberapa prajurit ditugaskan untuk membersihkan medan perang, memindahkan reruntuhan yang berbahaya dan memperbaiki kerusakan yang terjadi selama pertempuran. Yang lain ditugaskan untuk mengurus mayat-mayat dan mempersiapkan pemakaman massal.

Di tengah semua kekacauan itu, Li Tian tidak melupakan pentingnya menghormati sesama prajurit yang telah kehilangan nyawa mereka dalam pertempuran. Dia memerintahkan para prajuritnya untuk menguburkan mereka dengan penuh penghormatan dan mengatur pemakaman dengan layak.

Setelah beberapa waktu, medan perang menjadi lebih teratur. Mayat-mayat musuh yang telah dikumpulkan ditimbun dalam sebuah kuburan besar, sedangkan prajurit Li Tian yang tewas ditempatkan dalam kuburan yang terpisah. Li Tian menyampaikan kata-kata penghormatan yang tulus untuk setiap prajurit yang tergabung dalam pembelaan mereka. Dia berbicara tentang keberanian, pengorbanan, dan dedikasi mereka dalam melindungi wilayah ini.

Setelah pemakaman selesai, Li Tian berdiri di tengah makam yang terhormat. Dia memperhatikan angin yang berhembus lembut dan rasa kesedihan yang masih terasa di udara. Dia berdoa untuk kedamaian dan keberuntungan bagi para prajurit yang telah gugur dan berjanji untuk terus melanjutkan perjuangan mereka untuk mempertahankan keadilan dan kebebasan.

Ingatan Li Tian sebagai penyeberang dari dunia lain masih samar. Namun, ia sudah ingat tentang dirinya di dunia ini. Musuh yang baru saja Li Tian hadapi bersama prajurit dan warga desa, jelas sekali adalah prajurit dari kerajaan lain dan kelompok pemberontak yang bergabung dan menyamar menjadi kelompok bandit. Mereka ingin menguasai desa tak bernama di wilayah perbatasan kekaisaran Han ini.

Beruntung, Li Tian dengan keberanian dan keterampilan bertempurnya yang luar biasa, berhasil memimpin prajurit dan warga desa untuk melawan serangan pasukan musuh. Mereka berhasil mengusir para penyerang dan mengembalikan kedamaian di desa tersebut.

Saat ini, Li Tian berkumpul dengan para warga desa yang telah memberikan bantuan di medan pertempuran. Ia melihat mata mereka penuh rasa terima kasih dan penghargaan. Li Tian merasa bangga dengan pencapaian mereka.

Namun, ia tidak merasa puas.Ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang keberadaan mereka dan siapa yang berada di belakang serangan tersebut.

Li Tian mengumpulkan sisa-sisa senjata yang ditinggalkan oleh musuh dan memeriksa tanda-tanda yang ada di dalamnya. Ia mencoba mengidentifikasi apakah ada hubungan dengan kerajaan lain atau ada dalang di balik serangan tersebut.

Dalam perjalanannya, Li Tian bertemu dengan seorang petani tua yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekitar. Petani itu memberitahu Li Tian bahwa ada sebuah gua yang terletak di hutan terlarang pada perbatasan kekaisaran Han. Gua tersebut dikatakan menjadi tempat persembunyian para bandit.

Dalam perjalanannya, Li Tian bertemu dengan seorang petani tua yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekitar. Petani itu memberitahu Li Tian bahwa ada sebuah gua yang terletak di hutan terlarang pada perbatasan kekaisaran. Gua tersebut dikatakan menjadi tempat persembunyian para bandit.

Li Tian pun memutuskan untuk pergi menyelidikinya sendiri. Ia ingin memastikan apakah benar kelompok bandit itu adalah prajurit dari kerajaan lain yang menyamar.

Setelah menyusuri jalan menuju hutan terlarang selama berjam-jam, Li Tian akhirnya sampai di depan mulut gua yang dipercaya menjadi tempat persembunyian para bandit. Hati Li Tian berdegup kencang dalam kegugupan, namun tekadnya untuk menemukan kebenaran mendorongnya untuk melangkah maju.

Li Tian berhati-hati memasuki gua dengan pedangnya siap digenggam erat. Cahaya yang masuk melalui celah-celah batu menyinari lorong gua yang gelap. Setiap langkah yang diambilnya membuat suara menggema di dinding-dinding sekitarnya, menambah ketegangan di hatinya.

Masuk ke dalam gua yang semakin dalam, Li Tian melihat sinar terang yang sedikit memancar dari salah satu sudut gua. Ia mendekat dan melihat sekelompok orang yang sedang berkumpul di dalamnya.

Namun yang membuat Li Tian terkejut bukanlah fakta bahwa mereka adalah bandit, melainkan bahwa mereka adalah panglima perang dari kerajaan tetangga yang bersekutu dengan pengkhianat kekaisaran. Mereka tampak membahas rencana mereka untuk menyerang perbatasan kekaisaran.

Li Tian terkejut dan marah. Ia tidak bisa membiarkan rencana jahat ini terjadi. Dalam diam, ia berbalik dan keluar dari gua, untuk melaporkan temuan penting ini kepada Kaisar Han.

Li Tian sudah ingat tentang misinya untuk menyelidiki penghianat kekaisaran. Itulah alasan dirinya dan pasukannya di kirim ke desa tak bernama di wilayah perbatasan ini.

Sekembalinya ke desa, Li Tian dan pasukannya langsung mencari tahu informasi tentang penghianat kekaisaran. Mereka bertanya kepada penduduk setempat, mengintrogasi orang-orang yang mencurigakan dan memeriksa setiap tempat yang diduga menjadi sarang penghianat.

Namun meskipun mereka telah melakukan segala upaya untuk menyelidiki, Li Tian dan pasukannya tidak berhasil menemukan petunjuk yang konkrit mengenai identitas penghianat tersebut. Mereka mulai merasa frustrasi karena waktu semakin berjalan dan mereka belum menemukan jawaban.

Saat itu, seorang penduduk desa yang bernama Mei Ling mendekati Li Tian. Wanita berusia tiga puluh tahunan itu memiliki aura yang tegas namun ramah di wajahnya. Dia memberitahu Li Tian bahwa dia memiliki informasi yang mungkin bermanfaat bagi misinya.

"Dia adalah seorang kepala keluarga yang berpengaruh di desa ini,” ujar Mei Ling sambil menunjuk seorang pria di seberang jalan. "Namanya Wang Hao. Dia terkenal kaya dan memiliki banyak pengikut. Banyak orang di sini yang percaya bahwa dia memiliki hubungan yang buruk dengan kekaisaran."

Li Tian mengamati Wang Hao dengan seksama. Pria tersebut tampak tajam dan bijaksana dan tidak ada yang mencurigakan pada penampilannya. Meskipun begitu dia tidak bisa mengabaikan informasi Mei Ling begitu saja.

"Dapatkah kamu memberikan alasan mengapa banyak orang di sini meragukan Wang Hao?" tanya Li Tian kepada Mei Ling.

Mei Ling menjawab "Beberapa penduduk desa mengatakan bahwa mereka pernah mendengar percakapan Wang Hao dengan seorang pria asing yang mencurigakan. Mereka berbicara tentang hal-hal yang tidak boleh mereka dengar termasuk rencana jahat terhadap kekaisaran."

Li Tian menyadari bahwa inilah petunjuk yang ia butuhkan. Dia berterima kasih kepada Mei Ling atas informasinya yang berharga dan segera mengumpulkan pasukannya untuk memantau Wang Hao.

Berhari-hari mereka mengamati setiap gerak-gerik Wang Hao. Mereka memeriksa tempat tinggalnya, mengikuti langkah-langkahnya di luar dan menghubungkan setiap petunjuk yang mereka dapatkan. Akhirnya mereka berhasil mengumpulkan cukup bukti untuk menangkap Wang Hao dan membawanya ke kantor militer.

Dalam interogasi Wang Hao akhirnya mengakui bahwa dia adalah penghianat kekaisaran. Dia telah menjalin hubungan dengan sekelompok pemberontak yang ingin menggulingkan kekaisaran. Wang Hao menjual informasi rahasia kekaisaran kepada pemberontak termasuk rencana strategis dan pergerakan pasukan.

“Lalu, mengapa mereka ingin menguasai desa perbatasan ini?" tanya Li Tian.

Wang Hao mengerutkan keningnya, berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Li Tian.

"Mereka ingin menguasai desa perbatasan ini karena posisinya yang strategis,” jawabnya akhirnya. "Desa ini merupakan pintu gerbang utama menuju wilayah kekaisaran. Jika mereka berhasil menguasainya, mereka dapat dengan mudah memasuki kerajaan dan menyerang dari dalam."

Li Tian mengangguk, menyadari betapa pentingnya desa perbatasan ini bagi keamanan kerajaan. Ia merasa semakin bertanggung jawab untuk melindungi dan membela desa tersebut.

"Kami harus segera melaporkan hal ini kepada para pejabat kami,” kata Li Tian dengan tegas. "Kita tidak boleh membiarkan desa ini jatuh ke tangan pemberontak."

Pasukannya setuju dengan kata-kata Li Tian. Mereka segera meninggalkan ruangan tempat mereka berada dan menuju ke kantor pejabat. Mereka mendapati bahwa para pejabat sudah mengetahui situasinya dan sedang mengambil langkah-langkah untuk menghadapinya.

"Kami akan segera mengirim pasukan tambahan untuk memperkuat pertahanan desa perbatasan,” kata seorang pejabat tinggi kepada Li Tian. "Kau akan memimpin misi ini."

Mendapat misi ini, Li Tian berpikir untuk meminta bantuan para warga desa lagi.

Li Tian memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan para warga desa untuk meminta bantuan mereka dalam memperkuat pertahanan desa perbatasan. Pada hari berikutnya, Li Tian mengumpulkan semua warga desa di aula desa dan memulai pertemuan tersebut.

"Dengan adanya ancaman serangan dari luar kita perlu memperkuat pertahanan desa perbatasan kita,” kata Li Tian dengan tegas. "Saya meminta bantuan kalian semua untuk bergabung dalam misi ini."

Warga desa berbicara satu sama lain dalam keheningan. Mereka saling berpandangan tampak cemas dan ragu-ragu. Salah satu warga desa bernama Zhang Wei berdiri dan memulai pembicaraan.

"Li Tian kita sudah memberikan bantuan kita yang terbaik saat sebelumnya. Kita sudah menyumbangkan tenaga dan sumber daya dalam pertahanan desa sebelumnya. Apakah memang kita harus melibatkan diri lagi di dalam misi ini?" tanya Zhang Wei dengan suara ragu.

Li Tian mengerti kekhawatiran Zhang Wei dan warga desa lainnya. Namun, dia juga sadar bahwa mereka harus bersatu dan melawan ancaman bersama-sama. Dia pun memberikan penjelasan yang jelas dan meyakinkan.

"Saya paham bahwa kita sudah memberikan banyak dalam pertahanan desa sebelumnya. Namun, keberadaan desa ini dan masa depan kita dipertaruhkan di sini,” kata Li Tian dengan penuh semangat. "Jika kita tidak mengambil langkah ini, desa kita bisa menjadi sasaran serangan dan kita akan kehilangan semua yang kita bangun selama ini."

Seiring dengan kata-kata Li Tian, semangat dan tekad untuk melawan ancaman tersebut mulai bangkit di antara warga desa. Mereka menyadari pentingnya memperkuat pertahanan desa perbatasan dan melindungi tempat yang mereka panggil rumah.

Akhirnya setelah mendengarkan penjelasan Li Tian dan berdiskusi antara satu sama lain, para warga desa sepakat untuk bergabung dalam misi tersebut. Mereka bersedia memberikan tenaga dan sumber daya apa pun yang mereka miliki untuk memperkuat pertahanan desa perbatasan.

Li Tian merasa lega melihat semangat dan kerjasama dari warga desa. Dia tahu bahwa dengan bantuan mereka misi ini akan memiliki peluang lebih besar untuk berhasil. Dia berjanji untuk bekerja sama dengan warga desa dan melindungi tempat yang mereka cintai bersama.

Namun sebelum itu, Li Tian merasa dirinya harus bertemu kembali dengan Sang Naga di hutan berkabut. Li Tian masih berharap mendapat bantuan darinya dan ingin memastikan beberapa hal seperti kenapa dirinya bisa menyeberang ke dunia ini.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Roselia Dufan

Roselia Dufan

salut sama warga desanya yang solid dan mau bekerja sama

2023-07-14

0

Roselia Dufan

Roselia Dufan

Kasian keluarganya pasti...dalam pertempuran mah nyawa gk bernilai

2023-07-14

1

Richie

Richie

kacaunya di eps 16 ke atas 😂

2023-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!