"Ma, Mama...!" Salsa goyangkan tangan kanan mamanya yang terlihat tercenung itu. Dari tadi Mama nya tidak menjawab pertanyaannya.
"Mama...!" kini Salsa menggoyang kuat lengan mamanya itu, yang akhirnya membuyarkan lamunannya Mila
"Haahh... Ya Sayang?" Mila lorotkan tubuhnya sehingga sejajar dengan sang putri. Dengan mata yang berkabut ia raih kedua tangan mungil putrinya itu. Salsa dibuat bingung dan penasaran dengan sikap sang mama, yang terlihat sedih.
"Itu tadi ayah dan Tante Irene, lagi ngapain ma?" kembali Salsa melontarkan pertanyaaan yang membuat hatinya Mila sakit dan dadanya terasa sesak untuk membahasnya. Ia sengaja bersikap tidak mau tahu dengan pertanyaan Salsa diawal. Tapi, Salsa yang penasaran terus saja bertanya soal video yang sempat ia tonton.
"Ayah dan tante Irene sedang olah raga sayang." Jawabnya dengan perasaan yang hancur. Rasanya saat ini Mila ingin teriak sekuat-kuatnya, karena ia tidak sanggup lagi menahan sesak di dadanya, atas kenyataan yang ia ketahui sore ini.
"Oleh raga? Olah raga gulat ya ma?" tanya Salsa masih dengan muka penasarannya.
"I, iya sayang...!"
Graapp...
Mila rengkuh sang putri dalam dekapannya. Ia pun menangis kedalam saat memeluk putrinya itu. Mengingat video tadi sungguh membuat hidupnya Mila hancur. Impiannya membina biduk rumah tangga dengan Irfan yang ia pacari lima tahun, tidak menjamin pria itu akan setia.
Suami yang sangat ia cintai. Yang ia percaya, akan kesetiaannya, ternyata suaminya itu berkhianat. Pantas ponselnya sudah tidak bisa diakses olehnya lagi setahun terakhir ini
Salsa mengurai pelukan mamanya itu, karena ia bisa rasakan kalau Mamanya itu sedang menangis. Seketika Mila menyapu kedua matanya dengan tangannya. Ia pun langsung beranjak, menjauh dari sang putri. Dan sibuk merapikan tempat tidur.
"Mama nangis?" Salsa mendekati sang Mama.
"Gak sayang, mama kelilipan!" sahut Mila tanpa menoleh ke arah sang putri.
"Ma, tadi itu ayah dan tante irene gak sedang olah raga deh "
"Husshh.. Sudah, sudah.. Jangan bahas itu lagi ya sayang. Mending sekarang kamu mandi!" Kini Mila menuntun pelan tubuh sang anak, masuk ke kamar mandi yang ada di kamar itu.
"Ma, Mama.. Aku mandinya bareng ayah saja. Itu ayah sudah pulang!" Salsa berlari keluar dari kamar menuju teras rumah. Suara motornya sang ayah terdengar jelas di halaman rumah.
Benar saja, Irfan kini sedang membuka sepatunya dengan duduk di kursi teras rumah.
"Ayah... Ayah... Ayah...!" Setiap anak pasti berlari keluar rumah, menyambut dengan gembira disaat sang ayah pulang kerja.
Mila yang masih berada di kamar, mencoba meredam emosinya. Ia sangat sakit hati, atas terbongkarnya pengkhianatan sang suami. Teganya dia mengkhianati pernikahan mereka.
"Anak cantik ayah..!"
Mila yang sedang sakit hati, membukakan lebar-lebar kupingnya, untuk mendengar percakapan sang putri dengan sang suami. Ia juga sedang berusaha menahan diri, agar tidak tersulut api kebencian. Tidak terpancing amarahnya yang sudah berkobar di hatim Sungguh, ia sangat benci pengkhianatan.
"Mama mana sayang?" tanya Irfan lembut pada sang anak. Ia menghadiahi ciuman di pipi gembulnya Salsa. Ayah dan anak itu masih berada di teras rumah bersama Salsa.
"Mama ada di kamar ayah. Mama sedang menangis!" lapor sang anak menatap lekat ayahnya.
"Menangis?" tanya Irfan untuk lebih jelasnya. Ia juga membenarkan posisi Salsa yang ia gendong itu.
"Iya ayah, Mama mendadak sedih Setelah menonton video ayah dan tante Irene yang sedang olah raga gulat itu ayah!"
Deg
"Haah.. Olah raga?" tanya Irfan dengan muka menegangnya.
"Iya ayah, ayah sedang bergulat dengan tante Irene di atas tempat tidur." Celoteh Salsa.
Irfan sudah mengerti akan arah ucapan putrinya itu. Ia pun bergegas ke kamar. Dan Salsa masih ia gendong.
Sesampainya di ambang pintu. Terlihat Mila sedang merapikan ranjang dengan muka yang ketat dan sedih.
"Mil, Mila.." Panggil Irfan lembut. Sudah lumayan lama ia dan putrinya berdiri di ambang pintu kamar. Tapi, Mila tidak mau mau menoleh kepada sang suami. Ia sibuk menepuk nepuk ranjang yang sudah rapi itu dengan sapu lidi
"Mila..!" sapa Irfan lagi dengan memelas.
Tangannya Mila menjulur ke arah sang suami. Ia memberi kode, agar Irfan tidak usah buka suara dan membela diri saat ini. Ia sedang tidak ingin bicara dengan pria jahat itu. Irfan pun tercenung menatap Mila yang menatapnya tajam. Puas menatapnya tajam, wanita yang sedang menahan amarah itu membuang pandangannya.
"Aku sudah tahu Mas. Aku sudah tahu semuanya!" ujar Mila tegas, Masih membuang pandangannya. Sedangkan Irfan yang masih berdiri di ambang pintu, kini menghampirinya setelah pria itu menurunkan sang putri dari gendongan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
febriliani
ok thor
2023-05-26
0
Chaesal
semangat
2023-05-25
0