Membutuhkan Biaya Besar

Begitu Rumi kembali ke pantry dia mendapatkan tatapan tajam dari beberapa rekan kerjanya yang berada disana. Mereka tengah beristirahat setelah mengerjakan tugasnya. Kabar jika Rumi membuat sang CEO kesal cepat tersebar dan beberapa di antara mereka Rumi akan segera di pecat.

"Rumi, lo ga papa kan?" tanya Dea dengan rasa khawatir. Dia adalah teman dekat Rumi ditempatnya bekerja.

Kebetulan Rumi dan Dea berkuliah ditempat yang sama.

"Kalian ini kenapa sih, ngeliatin gue kayak ngeliat hantu tau ga," ucap Rumi

"Lo ga si pecat sama pak Gala? Lo ga diapa-apain sama beliau kan?" ucap Pak Heru sambil memutar - mutar tubu Rumi

"Sebenarnya ada apa sih kalian kok lebai banget. Gue cuma di suruh ngeringin sepatu sama buatin Tuan Gala kopi. Setelah itu gue di suruh bekerja lagi," jawab Rumi dengan jujur

"Jadi lo ga di pecat?" tanya Dea memastikan

Rumi menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Kok bisa sih lo ga di pecat apalagi Lo udah berani banget adu mulut sama pak Galaksi. Karyawan lain aja melakukan kesalahan kecil langsung di pecat, apalagi lo yang cuma seorang OG," ucap Ratna dengan sinis.

" Ya mana gue tau, lo tanya sendiri sana sama Tuan Galaksi. Lagian yang terjadi di lobby tadi itu salah nya sendiri jalan ga pake mata, padahal gue udah kasih papan peringatan. Jadi kalo yang di tanya yang salah siapa, jelas Tuan Galaksi yang salah bukan gue!?" Balas Rumi dengan tegas.

"Gue laporin lo ya sama pak Galaksi biar lo dipecat," seru Ratna. Dia memang selalu mencari gara-gara dengan Rumi

"Silahkan!!! Gue ga takut!!!" Jawab Rumi sambil meninggalkan ruang Pantry, dia hendak melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.

.

.

Untung saja pertemuan kali ini bisa di reschedulle karena meeting kali ini cukup penting apalagi berhubungan dengan proyek yang baru saja di dapatkan oleh Galaksi.

Setibanya di lokasi pertemuan Galaksi bersama Eddy mencari perwakilan dari pihak kontraktor menurut informasi yang diterima dia adalah Kepala bagian perencanaan yang bernama Lusiana.

Seorang wanita yang duduk di meja paling ujung melambai tangannya ke arah Galaksi, diapun menghampirinya.

"Selamat datang pak Galaksi silahkan duduk," ucap Lusi dengan tersenyum manis. Dia terpesona dengan wajah tampan Galaksi, apalagi tubuhnya yang gagah di balik jasnya membuat darah Lusi berdesir.

"Saya mohon maaf atas pengaturan ulang jadwal pertemuan kita karena ada sedikit masalah yang tidak terduga. Terima kasih karena Bu Lusi sudah berkenan untuk bertemu," balas Galaksi sambil berjabat tangan dengan Lusi

"Panggil saja saya Miss Lusi, soalnya saya belum menikah dan lebih akrab saja," ucap Lusi dengan tatapan yang menggoda, jangan lupakan jika pakaian yang dia kenakan cukup terbuka apalagi bagian atasnya cukup terbuka sehingga memperlihatkan dadanya yang cukup berisi.

Eddy sampai dipaksa menelan ludahnya beberapa kali Bagaimana juga dia adalah pria normal. Postur tubuh Lusi yang tinggi semampai dan sangat seksi membuat matanya langsung segar. Berbeda dengan Galaksi, dia cuek saja melihat pemandangan yang ada di depannya. Bahkan jika Lusi tidak mengenakan sehelai benang pun Galaksi tidak akan tergoda. Galaksi memang pria yang berbeda tetapi hal itu bukan karena dia tidak normal.

"Okey sebaiknya kita mulai saja pembahasan kita supaya tidak banyak membuang waktu," ucap Galaksi tegas.

Mereka bertiga langsung memulainya meetingnya bahas beberapa perencanaan untuk proyek pembangunan perumahan.

Galaksi memiliki beberapa perusahaan dengan dan berjalan dalam bidang yang berbeda. Namun yang paling besar bergerak dalam bidang properti.

Setiap kali ada kesempatan Lusi selalu berusaha menggoda Galaksi sepertinya sengaja memegang tanganya, mengusap bagian paha dan melepas kancing blazer yang dikenakannya supaya Galaksi tergoda dengan bagian dadanya yang cukup besar. Tapi semua itu gagal, Galaksi sama sekali tidak menggubrisnya bahkan tetap fokus membahas pekerjaannya.

Tetapi lain halnya dengan Eddy, matanya tidak fokus beberapa kali mencuri kesempatan untuk melirik hal yang membuatnya panas dingin. Bahkan sesuatu dibagian bawahnya sudah terasa sesak. Keringat dingin mulai membasahi bagian keningnya, rasa gelisah mulai muncul. Galaksi hanya geleng-geleng kepala setiap kali melihat sahabatnya yang tidak pernah tahan terhadap godaan wanita seksi.

Akhirnya setelah dua jam pertemuan tersebut selesai walaupun masih banyak yang harus di bahas. Galaksi melihat Eddy yang semakin gelisah sehingga menyudahi meeting kali ini. Meskipun pada kesempatan pertama Lusiana tidak berhasil menggoda Galaksi tetapi masih banyak kesempatan lainnya apalagi perusahaan mereka saling bekerja sama. Sebelum pulang Lusiana secara terang-terangan menawarkan dirinya jika Galaksi butuh teman dikala malam hari. Tentu saja dengan tegas Galaksi menolaknya. Hal tersebut semakin membuat Lusiana semakin bersemangat untuk menggoda Galaksi.

"Dasar lo lelaki gampangan," sindir Galaksi usai meninggalkan lokasi pertemuan

"Gue cowok normal Gala, siapa yang tidak tergoda dengan buah melon yang besar," ucap Eddy sambil tangannya membayangkan seberapa besarnya milik Lusi

"Tapi gue enggak!!" tegas Galaksi

"Karena mata lo ga normal!!! Liat kucing kawin aja lo nafsu," ledek Eddy

"Kampret emang lo ya , besok lo potong gaji!!!"

.

.

Sepulang bekerja Lusi langsung berangkat menuju kampusnya, awalnya Rumi kuliah reguler Namun karena harus bekerja dia pindah mengambil kelas karyawan. Tanpa kenal lelah Rumi kuliah setelah seharian bekerja bukan tanpa alasan dia melakukan hal tersebut. Ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik Rumi berusaha menyelesaikan kuliahnya yang tinggal dua tahun lagi. Beruntung dia mendapatkan beasiswa sehingga tidak memikirkan biaya kuliah yang cukup mahal. Apalagi hanya tinggal bersama dengan sang nenek setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan.

Ketika tengah mengikuti perkuliahan, Rumi mendapatkan kabar jika neneknya pingsan dan dilarikan kerumah sakit. Tanpa pikir panjang Rumi langsung bergegas menuju rumah sakit untuk melihat kondisi neneknya.

Sudah lama nenek Rumi sakit namun baru kali ini pingsan. Sebelumnya hanya mengeluh pusing atau badannya lemas. Selama ini Rumi hanya menganggap jika sakit yang diderita oleh neneknya karena faktor usia.

Dengan langkah yang terburu-buru Rumi memasukinya rumah sakit dan mencari tau tempat neneknya di rawat. Kebetulan tepat di ruang tempat neneknya di rawat, dokter sudah selesai memeriksa kondisi neneknya.

"Maaf Dok bagaimana kondisinya nenek saya? Sebenarnya beliau sakit apa?" tanya Rumi begitu cemas. Neneknya masih terbaring tidak sadarkan diri

"Berdasarkan hasl pemeriksaan dan hasil cek darah ternyata nenek anda sudah mengalami gagal ginjal yang kronis dan harus segera menjalani operasi pencangkokan ginjal," ungkap sang dokter.

"Apaaahhh ginjal dok!!! Lalu untuk biayanya Bagaimana?" Rumi tentu saja terkejut mendengar kabar jika neneknya menderita sakit ginjal

"Untuk masalah biaya bisa di tanyakan pada pihak administrasi yang pasti buayanya cukup mahal mungkin sekitar lima puluh juta,"

Belum reda rasa keterkejutan nya mengenai kondisi neneknya kini Rumi juga harus memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk biaya operasi neneknya. Meskipun Rumi memiliki tabungan tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.

Setelah mendengar penjelasan dokter Rumi segeda menuju bagian administrasi untuk menanyakan perihal biaya operasi neneknya.

"Untuk biaya operasi ginjal sekitar tujuh puluh lima juta, itu sudah termasuk biaya test pencocokan ginjal dan biaya perawatan pasca operasi. Sebelum operasi dilakukan harus memasukkan deposit minimal lima puluh juta dan sisanya bisa dibayarkan setelah pasien diperbolehkan pulang," jelas staf petugas administrasi.

Rumi menghela napas panjang, darimana dia bisa memperoleh uang sebanyak itu bahkan uang ditabungan nya tak lebih dari sepuluh juta. Tidak mungkin juga Rumi menjual rumah peninggalan orang tuanya karena itu adalah satu satunya warisan dari orang tuanya.

"Ya Alloh bagaimana ini, berilah hamba jalan keluar. Berikanlah jalan kesembuhan untuk nenek hamba karena hanya beliau satu-satunya keluarga yang hamba punya," ucap Rumi dalam hati.

Rumi pun terpaksa menginap dirumah sakit untuk menjaga neneknya karena tidak ada saudara atau orang lain yang Rumi miliki. Sepanjang malam Rumi terjaga memikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Dan siapa juga orang yang akan berbaik hati meminjamkan uang dengan jumlah yang sangat banyak.

Tiba-tiba Rumi teringat jika Dea sahabatnya pernah mengajukan pinjaman untuk biaya kuliah di perusahaan tempat dia bekerja.

"Besok ajan Rumi coba untuk meminjam uang ke perusahaan, mudah-mudahan saja ada jalan keluarnya," gumam Rumi.

Tak lama Rumi tertidur setelah pikirannya sedikit tenang.

Terpopuler

Comments

(O_O)Zha_Tanvan😎

(O_O)Zha_Tanvan😎

😢😢😢😢

2023-06-05

0

(O_O)Zha_Tanvan😎

(O_O)Zha_Tanvan😎

😅😅😅😅

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Desakan Untuk Membawa Calon Istri
2 Digoda Sekretaris Nakal
3 Kejadian yang Menyebalkan
4 Membutuhkan Biaya Besar
5 Pernawaran yang Gila
6 Terpaksa Menerima
7 Tidak Mudah Ditindas
8 Hanya Sandiwara
9 Pertemuan Keluarga
10 Hari Pernikahan
11 Mengusir Penggoda
12 Bukan Malam Pengantin
13 Mengantarkan Rumi
14 Pengagum Rahasia
15 Lagi-lagi Penggoda
16 Berbicara 4 Mata Rumi & Galaksi
17 Kembali Bekerja
18 Gue balikin kontan dengan bunganya!!!
19 Saya Hanya Meminum Kopi Buatan Istri Saya
20 Pindah ke Apartemen
21 Tu-tuan , aku disini Tuan
22 Rum, buka matamu Rum. Ini aku!!!
23 Maaf kan aku Tuan Suami
24 Rumi istriku, kamu cantik sekali
25 Pergi Rum, aku mohon kamu pergi
26 Perihal Update
27 Malam ini aku milikku, lakukanlah
28 Bengkak banget bahkan sedikit lecet
29 Kedatangan Bunda Maulindya
30 Hanya satu macam istriku
31 Akhirnya kita bertemu kembali
32 Aku kira kamu sudah mati
33 Apa membuatmu bersedih Rum?
34 Aku sudah punya segalanya
35 Panggil aku sayang sekarang juga
36 Kamu anggap aku bersandiwara
37 Jangan menyakiti wanita ku
38 Ada Apa Dengan Rumi
39 Bertahanlah Rum
40 Rumi ini adalah istri sah saya
41 Akhirnya Terbongkar
42 Dasar titisan Vampire
43 Mengungkapkan Pelaku Kejahatan
44 Trauma Rumi
45 Ibu negara udah kayak ratu neraka
46 Cinta Pertama?
47 Lo ga kangen gue?
48 Kekecewaan Rumi
49 Rumi Menghilang
50 Cinta Pertama Galaksi yang Sebenarnya
51 Pacar Terakhir Sang Primadona Kampus
52 Imelda Berulah
53 Kabar Baik dan Kabar Buruk
54 Bukan Upik Abu
55 Imelda yang Tak Berhenti Berulah
56 Ngidam Pertama
57 Mood Ibu Hamil
58 Rumi Mulai Manja
59 Perkara Panggilan Kesayangan
60 Klarifikasi yang Mengejutkan
61 Memeriksakan Kandungan
62 Kebahagiaan di Pasar Malam
63 Imelda is Come Back
64 Kembali Membuat Ulah
65 Mengatakan Kebenaran
66 Kehancuran Imelda
67 Pertengkaran Eddy dan Galaksi
68 Di Club Malam
69 Malam Panjang Imelda dan Eddy
70 Kegalauan Eddy
71 Kedatangan Lusiana ke Kantor
72 Galaksi di Jahili Rumi
73 Pertemuan dengan Tuan Muda Kevin
74 Kevin Adhi Bathara
75 Arisan di Rumah Ibu Mertua
76 Hal yang Tidak Terduga
77 Membuat Andromeda Patuh
78 Rumi Jadi Rebutan
79 Kekecewaan yang Kedua Kalinya
80 Kevin Mendatangi Perusahaan Galaksi
81 Galaksi Merajuk???
82 Mengerjai Balik Galaksi
83 Eddy Marah-Marah
84 Rencana Empat Bulanan
85 Kebersamaan Orang Tua Galaksi
86 Duka untuk Rumi
87 Pemakaman
88 Merasa Sebatang Kara
89 Tingkah Galaksi
90 Rencana Tersembunyi
91 Jangan Gila Rum!!!
92 Rencana Menyelamatkan Rumi
93 Rumi Merindukan Galaksi
94 Rumi Jatuh Sakit
95 Berhasil Terlacak
96 Penyelamatan Rumi
97 Kecewanya Bara
98 Kevin Tertekan
99 Pemeriksaan USG
100 Perkara Pakaian
101 Menggoda Galaksi
102 Imelda, kau kah itu??
103 Pertemuan Kembali
104 Rumi Shopping di Mall
105 Gara-gara Kodok
106 Rencana Eddy
107 Saat Rumi Emosi
108 Sentuhan Nakal
109 Galaksi adalah Pria Normal
110 Detik -detik Menjelang Kelahiran Baby Twins
111 Welcome our world, Baby Ra and Baby Zee
112 Lima Tahun Kemudian ( End Part)
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Desakan Untuk Membawa Calon Istri
2
Digoda Sekretaris Nakal
3
Kejadian yang Menyebalkan
4
Membutuhkan Biaya Besar
5
Pernawaran yang Gila
6
Terpaksa Menerima
7
Tidak Mudah Ditindas
8
Hanya Sandiwara
9
Pertemuan Keluarga
10
Hari Pernikahan
11
Mengusir Penggoda
12
Bukan Malam Pengantin
13
Mengantarkan Rumi
14
Pengagum Rahasia
15
Lagi-lagi Penggoda
16
Berbicara 4 Mata Rumi & Galaksi
17
Kembali Bekerja
18
Gue balikin kontan dengan bunganya!!!
19
Saya Hanya Meminum Kopi Buatan Istri Saya
20
Pindah ke Apartemen
21
Tu-tuan , aku disini Tuan
22
Rum, buka matamu Rum. Ini aku!!!
23
Maaf kan aku Tuan Suami
24
Rumi istriku, kamu cantik sekali
25
Pergi Rum, aku mohon kamu pergi
26
Perihal Update
27
Malam ini aku milikku, lakukanlah
28
Bengkak banget bahkan sedikit lecet
29
Kedatangan Bunda Maulindya
30
Hanya satu macam istriku
31
Akhirnya kita bertemu kembali
32
Aku kira kamu sudah mati
33
Apa membuatmu bersedih Rum?
34
Aku sudah punya segalanya
35
Panggil aku sayang sekarang juga
36
Kamu anggap aku bersandiwara
37
Jangan menyakiti wanita ku
38
Ada Apa Dengan Rumi
39
Bertahanlah Rum
40
Rumi ini adalah istri sah saya
41
Akhirnya Terbongkar
42
Dasar titisan Vampire
43
Mengungkapkan Pelaku Kejahatan
44
Trauma Rumi
45
Ibu negara udah kayak ratu neraka
46
Cinta Pertama?
47
Lo ga kangen gue?
48
Kekecewaan Rumi
49
Rumi Menghilang
50
Cinta Pertama Galaksi yang Sebenarnya
51
Pacar Terakhir Sang Primadona Kampus
52
Imelda Berulah
53
Kabar Baik dan Kabar Buruk
54
Bukan Upik Abu
55
Imelda yang Tak Berhenti Berulah
56
Ngidam Pertama
57
Mood Ibu Hamil
58
Rumi Mulai Manja
59
Perkara Panggilan Kesayangan
60
Klarifikasi yang Mengejutkan
61
Memeriksakan Kandungan
62
Kebahagiaan di Pasar Malam
63
Imelda is Come Back
64
Kembali Membuat Ulah
65
Mengatakan Kebenaran
66
Kehancuran Imelda
67
Pertengkaran Eddy dan Galaksi
68
Di Club Malam
69
Malam Panjang Imelda dan Eddy
70
Kegalauan Eddy
71
Kedatangan Lusiana ke Kantor
72
Galaksi di Jahili Rumi
73
Pertemuan dengan Tuan Muda Kevin
74
Kevin Adhi Bathara
75
Arisan di Rumah Ibu Mertua
76
Hal yang Tidak Terduga
77
Membuat Andromeda Patuh
78
Rumi Jadi Rebutan
79
Kekecewaan yang Kedua Kalinya
80
Kevin Mendatangi Perusahaan Galaksi
81
Galaksi Merajuk???
82
Mengerjai Balik Galaksi
83
Eddy Marah-Marah
84
Rencana Empat Bulanan
85
Kebersamaan Orang Tua Galaksi
86
Duka untuk Rumi
87
Pemakaman
88
Merasa Sebatang Kara
89
Tingkah Galaksi
90
Rencana Tersembunyi
91
Jangan Gila Rum!!!
92
Rencana Menyelamatkan Rumi
93
Rumi Merindukan Galaksi
94
Rumi Jatuh Sakit
95
Berhasil Terlacak
96
Penyelamatan Rumi
97
Kecewanya Bara
98
Kevin Tertekan
99
Pemeriksaan USG
100
Perkara Pakaian
101
Menggoda Galaksi
102
Imelda, kau kah itu??
103
Pertemuan Kembali
104
Rumi Shopping di Mall
105
Gara-gara Kodok
106
Rencana Eddy
107
Saat Rumi Emosi
108
Sentuhan Nakal
109
Galaksi adalah Pria Normal
110
Detik -detik Menjelang Kelahiran Baby Twins
111
Welcome our world, Baby Ra and Baby Zee
112
Lima Tahun Kemudian ( End Part)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!