Kejadian yang Menyebalkan

Seorang gadis datang dengan tergopoh-gopoh sambil membawa peralatan kerjanya apalagi kalo bukan pengepel lantai. Dia mendengar keributan di lobby ketika sedang membersihkan area pojok dekat meja resepsionis. Hari ini dia bertugas untuk mengepel area lobby dan membersihkan kaca dan pintu masuk.

Mendengar seseorang berteriak di lobby membuat gadis itu segera menghampiri orang tersebut. Matanya seketika membola ketika melihat area yang baru saja selesai dia bersihkan sudah dipenuhi oleh genangan air yang berasal dari ember yang dia gunakan sebagai tempat air guna membersihkan area lobby.

Galaksi merasa sangat kesal ketika mendapati sepatunya basah akibat dia tidak sengaja menendang sebuah ember yang terisi oleh air. Padahal sebentar lagi Dia memiliki janji bertemu dengan kontraktor dan terpaksa harus ditunda akibat sepatunya yang basah. Tidak mungkin juga galaksi memaksakan pergi dengan kondisi sepatu yang basah. Bisa saja hal tersebut akan membuat kakinya masuk angin atau kedinginan, pikir Galaksi.

Eddy yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa mengelus dada. Setelah ini pasti akan ada tragedi yang lebih parah Apalagi sudah mengganggu kepentingan Galaksi.

"Maaf Pak ini lantai kenapa bisa basah begini? Padahal baru saja saya selesai mengepel nya dengan kinclong dan wangi. Sekarang saya harus kembali mengepelnya agar tidak membuat celaka karyawan disini karena terpeleset. Bisakah lain kali bapak lebih hati-hati ketika berjalan," ucap Rumi menasehati.

Ya, dia adalah gadis yang bekerja sebagai office girl di perusahaan milik Galaksi. Mendengar hal tersebut Galaksi langsung memelototkan matanya, baru kali ini dia mendapati karyawan berani menasehati dirinya. Eddy yang ada dibelakang Galaksi memandang gadis tersebut dengan tatapan rasa kasihan karena berfikir gadis tersebut akan mendapatkan kesialan seumur hidupnya.

"Apa kamu selalu ceroboh seperti ini ketika bekerja?" tegas Galaksi

"Saya sudah bekerja sebaik mungkin, saya sudah memberikan tanda hati-hati lantai licin dan meletakkan ember di sebelahnya. Bagaimana bisa bapak berjalan tidak menggunakan mata dengan baik?" Ucap Rumi tanpa rasa takut sama sekali.

Dia belum menyadari jika sedang berhadapan dengan CEO sekaligus presiden direktur di tempatnya bekerja saat ini. Rumi memang baru 2 bulan bekerja dan belum banyak mengenal karyawan di tempat kerjanya yang sekarang.

"Apa kamu tidak tau siapa saya?" tanya Galaksi dengan angkuhnya.

"Maaf ya bapak, saya memang tidak mengetahui siapa anda. Tetapi kalaupun Anda adalah orang penting atau atasan saya sekalipun anda tetap salah. Karena di sini saya sudah bekerja dengan baik dan Anda yang berjalan tidak dengan hati-hati," jawab Rumi dengan santai.

Jika dia benar Rumi memang tidak pernah takut. Dan selalu menjunjung tinggi kebenaran walaupun harus berhadapan dengan orang yang paling berkuasa sekalipun. Bagi Rumi kebenaran adalah mutlak, berlaku untuk siapa saja tidak dibedakan berdasarkan harkat dan derajatnya.

"Cari mati juga ya itu cewek, belum tau Galaksi bisa bikin dia di pecat dan membuat gadis itu tidak di terima bekerja di manapun," gumam Eddy dalam hati.

Galaksi berusaha menahan amarahnya yang sudah sampai di ubun-ubun. Baru kali ini dia berhadapan dengan karyawan yang berani menegur dan menasehati dirinya. Padahal selama ini jika dia sudah berbicara tegas karyawan tidak berani membantah dan menundukkan kepalanya. Tapi berbeda dengan yang dilakukan oleh Rumi, Dia tidak takut sama sekali.

"Gara-gara ember sialan kamu ini sepatu saya jadi basah Padahal saya sedang ada pertemuan penting dengan klien. Gara-gara kamu perusahaan kita akan terancam bangkrut jika pertemuan kali ini gagal. Apa kamu siap menghadapi konsekuensinya?" Galaksi berusaha untuk mengintimidasi nya.

"Maaf Pak saya tidak terima jika bapak menyalahkan saya karena itu semua karena kecerobohan bapak yang tidak hati-hati ketika berjalan. Jadi apa yang terjadi dengan bapak bukanlah salah saya sepenuhnya," jawab Rumi dengan tegas. Dia tidak terima jika di salahkan begitu saja.

Galaksi memejamkan matanya dan memijat ruang diantara kedua alisnya. Ternyata gadis ini tidak bisa digeretak sama sekali seperti karyawan lainnya. Galaksi menarik salah satu sudut bibirnya, seperti menemukan sesuatu yang menarik.

"Lalu bagaimana dengan sepatu saya yang basah? Saya tidak mungkin datang bertemu dengan klien dengan kondisi sepatu saya yang basah. Apa kamu ingin perusahaan ini bangkrut dan karyawan si PHK hah!!" ucap Galaksi dengan ekspresi wajah galaknya. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh gadis tersebut.

"Saya akan bantu mengeringkan sepatu anda Pak," jawab Rumi.

Galaksi tersenyum tipis di sudut bibirnya tanpa ada satupun orang yang menyadarinya. Tapi lain halnya dengan Eddy, Dia sedikit mencurigai Galaksi ingin bermain-main dengan gadis tersebut. Tidak biasanya Galaksi membuang-buang waktunya yang berharga untuk meneladani seorang karyawan rendahan, pasti ada sesuatu yang direncanakan oleh Galaksi.

"Oke baiklah lakukan dengan cepat karena saya tidak punya banyak waktu. Kamu hanya punya waktu setengah jam untuk mengeringkan sepatu milik saya. Jika gagal maka kamu akan langsung saya pecat," ucap Galaksi dengan lantang. Dia lalu membalikan badannya dan berjalan masuk ke dalam lift bermaksud kembali ke ruangan kerjanya.

"Eddy ikuti gadis itu dan segera bawa ke ruangan saya," ucap Galaksi memberi perintah.

.

.

Tak lama setelah galaksi masuk ke ruangannya, Rumi dan Eddy datang menyusul. Ternyata Rumi membawa sebuah hair dryer yang akan digunakan untuk mengeringkan sepatu milik atasannya.

Tanpa banyak bicara Galaksi langsung menyerahkan sepatunya yang basah kepada Rumi untuk dikeringkan. Tak lupa Rumi menyiapkan semir sepatu yang akan dia gunakan setelah sepatunya kering agar terlihat lebih kinclong.

Galaksi memperhatikan apa yang di lakukan oleh Rumi. Galaksi mulai tertarik pada hal-hal yang tidak biasanya dia perhatikan. Tiba-tiba muncul sebuah ide dalam pikirannya untuk menggangu pekerjaan Rumi.

"Saya haus," ucap Galaksi

Rumi menghentikan pekerjaannya dan mematikan alat hair dryer tersebut.

"Bapak ingin saya buatkan minum?" tanya Rumi

"Hemm, saya ingin kopi hitam. Tidak terlalu manis tetapi pahitnya pas di lidah. Airnya panas tapi ketika saya minum lidah saya tidak kepanasan tetapi bukan hangat juga. Apa kamu paham dengan permintaan saya?" Ucap Galaksi

"Paham bapak, saya akan buatkan segera." Rumi menyerahkan sepatu dan hair dryer tersebut kepada Galaksi. Dan bodohnya Galaksi menerimanya tanpa bantahan seperti terhipnotis begitu saja.

"Ini bapak lanjutkan dahulu sementara saat saya membuat minuman untuk bapak agar cepat kering. Dan tolong kerjakan dengan benar jika bapak tidak mau sepatu nya rusak," ucap Rumi.

"Ingat selama saya pergi ke pantry, Bapak jangan pergi kemana -mana, jangan sampai saya keliling perusahaan, naik turun tangga atau masuk kedalam toilet untuk mencari Bapak. Saya tidak ingin nantinya kopi buatan saya berkurang kadar kenikmatannya," lanjut Rumi

Galaksi hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun dan Rumi pergi menuju pantry untuk membuatkan kopi pesanan Galaksi.

Eddy yang sedari tadi masih berada di ruangan tersebut hanya bisa melongo melihat Galaksi mematuhi perintah gadis tersebut seolah-olah atasan sekaligus sahabatnya itu berubah menjadi seorang yang penurut.

Tiba-tiba saja Galaksi menyadari apa yang dia lakukan. Lantas dia meletakkan sepatu dan hairdryer tersebut diatas meja kerjanya.

"Sialan gue dikerjain sama karyawan gue sendiri!!!" Umpat Galaksi

Eddy tak bisa lagi menahan lebih lama tawanya. Eddy dengan puas menertawakan Galaksi yang bisa-bisanya dikerjai oleh gadis tersebut. Seperti ada kekuatan sihir yang membuat Galaksi patuh terhadap segala perintah gadis tersebut.

Taklama kemudian Rumi kembali masuk kedalam ruangan tersebut dengan membawa secangkir kopi hitam yang masih mengeluarkan asap. Aroma kopinya keluar dan terhirup oleh Galaksi.

"Silahkan pak, dicicipi pasti ketagihan." Rumi menyimpan secangkir kopi tersebut diatas meja kerja Galaksi.

Galaksi segera mengambil kopi tersebut karena penasaran dengan aroma dan rasanya. Pertama-tama Galaksi menghirup aroma yang dikeluarkan oleh kopi tersebut, ternyata sungguh nikmat dan menenangkan. Lalu bibirnya di tempelkan ke ujung cangkir tersebut untuk menyeruput sedikit dari cairan kopi tersebut.

Semua rasa langsung menguar jadi satu dalam mulut Galaksi. Panasnya pas, manis dan pahitnya juga pas bersatu menjadi rasa kopi yang luar biasa. Belum pernah dia merasa kopi seenak ini. Walaupun rasa manisnya lebih dari rasa manis kopi yang dia minum tapi entah mengapa Galaksi sangat menyukainya.

"Bapak ini sepatunya sudah kering dan sudah saya semir. Lihatlah keliatan seperti baru," ucap Rumi dengan bangga.

Galaksi hanya memutar bola matanya dengan malas, dia masih belum move on dari kenikmatan rasa kopi buatan Rumi.

"Mulai besok kamu bertugas membuatkan saya secangkir kopi begitu saya masuk keruangan ini. Kamu tenang saja mengenai tugas tambahan ini akan ada tambahan gaji untuk kamu,"

Rumi tersenyum bahagia mendengar jika dia akan mendapatkan tambahan gaji itu artinya dia bisa menyisihkan uangnya lebih banyak dari biasanya.

"Dan satu lagi, jangan panggil saya dengan sebutan Bapak karena saya bukan bapak kamu. Panggil saya Tuan!!!"

Terpopuler

Comments

Emma Abuno

Emma Abuno

lanjut!

2023-12-14

0

🦋⃟🍬≛⃝🄰🅈🄸~ℂℍᗅN⃟🍡

🦋⃟🍬≛⃝🄰🅈🄸~ℂℍᗅN⃟🍡

enaklah kk nya dapat tambahan gaji

2023-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Desakan Untuk Membawa Calon Istri
2 Digoda Sekretaris Nakal
3 Kejadian yang Menyebalkan
4 Membutuhkan Biaya Besar
5 Pernawaran yang Gila
6 Terpaksa Menerima
7 Tidak Mudah Ditindas
8 Hanya Sandiwara
9 Pertemuan Keluarga
10 Hari Pernikahan
11 Mengusir Penggoda
12 Bukan Malam Pengantin
13 Mengantarkan Rumi
14 Pengagum Rahasia
15 Lagi-lagi Penggoda
16 Berbicara 4 Mata Rumi & Galaksi
17 Kembali Bekerja
18 Gue balikin kontan dengan bunganya!!!
19 Saya Hanya Meminum Kopi Buatan Istri Saya
20 Pindah ke Apartemen
21 Tu-tuan , aku disini Tuan
22 Rum, buka matamu Rum. Ini aku!!!
23 Maaf kan aku Tuan Suami
24 Rumi istriku, kamu cantik sekali
25 Pergi Rum, aku mohon kamu pergi
26 Perihal Update
27 Malam ini aku milikku, lakukanlah
28 Bengkak banget bahkan sedikit lecet
29 Kedatangan Bunda Maulindya
30 Hanya satu macam istriku
31 Akhirnya kita bertemu kembali
32 Aku kira kamu sudah mati
33 Apa membuatmu bersedih Rum?
34 Aku sudah punya segalanya
35 Panggil aku sayang sekarang juga
36 Kamu anggap aku bersandiwara
37 Jangan menyakiti wanita ku
38 Ada Apa Dengan Rumi
39 Bertahanlah Rum
40 Rumi ini adalah istri sah saya
41 Akhirnya Terbongkar
42 Dasar titisan Vampire
43 Mengungkapkan Pelaku Kejahatan
44 Trauma Rumi
45 Ibu negara udah kayak ratu neraka
46 Cinta Pertama?
47 Lo ga kangen gue?
48 Kekecewaan Rumi
49 Rumi Menghilang
50 Cinta Pertama Galaksi yang Sebenarnya
51 Pacar Terakhir Sang Primadona Kampus
52 Imelda Berulah
53 Kabar Baik dan Kabar Buruk
54 Bukan Upik Abu
55 Imelda yang Tak Berhenti Berulah
56 Ngidam Pertama
57 Mood Ibu Hamil
58 Rumi Mulai Manja
59 Perkara Panggilan Kesayangan
60 Klarifikasi yang Mengejutkan
61 Memeriksakan Kandungan
62 Kebahagiaan di Pasar Malam
63 Imelda is Come Back
64 Kembali Membuat Ulah
65 Mengatakan Kebenaran
66 Kehancuran Imelda
67 Pertengkaran Eddy dan Galaksi
68 Di Club Malam
69 Malam Panjang Imelda dan Eddy
70 Kegalauan Eddy
71 Kedatangan Lusiana ke Kantor
72 Galaksi di Jahili Rumi
73 Pertemuan dengan Tuan Muda Kevin
74 Kevin Adhi Bathara
75 Arisan di Rumah Ibu Mertua
76 Hal yang Tidak Terduga
77 Membuat Andromeda Patuh
78 Rumi Jadi Rebutan
79 Kekecewaan yang Kedua Kalinya
80 Kevin Mendatangi Perusahaan Galaksi
81 Galaksi Merajuk???
82 Mengerjai Balik Galaksi
83 Eddy Marah-Marah
84 Rencana Empat Bulanan
85 Kebersamaan Orang Tua Galaksi
86 Duka untuk Rumi
87 Pemakaman
88 Merasa Sebatang Kara
89 Tingkah Galaksi
90 Rencana Tersembunyi
91 Jangan Gila Rum!!!
92 Rencana Menyelamatkan Rumi
93 Rumi Merindukan Galaksi
94 Rumi Jatuh Sakit
95 Berhasil Terlacak
96 Penyelamatan Rumi
97 Kecewanya Bara
98 Kevin Tertekan
99 Pemeriksaan USG
100 Perkara Pakaian
101 Menggoda Galaksi
102 Imelda, kau kah itu??
103 Pertemuan Kembali
104 Rumi Shopping di Mall
105 Gara-gara Kodok
106 Rencana Eddy
107 Saat Rumi Emosi
108 Sentuhan Nakal
109 Galaksi adalah Pria Normal
110 Detik -detik Menjelang Kelahiran Baby Twins
111 Welcome our world, Baby Ra and Baby Zee
112 Lima Tahun Kemudian ( End Part)
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Desakan Untuk Membawa Calon Istri
2
Digoda Sekretaris Nakal
3
Kejadian yang Menyebalkan
4
Membutuhkan Biaya Besar
5
Pernawaran yang Gila
6
Terpaksa Menerima
7
Tidak Mudah Ditindas
8
Hanya Sandiwara
9
Pertemuan Keluarga
10
Hari Pernikahan
11
Mengusir Penggoda
12
Bukan Malam Pengantin
13
Mengantarkan Rumi
14
Pengagum Rahasia
15
Lagi-lagi Penggoda
16
Berbicara 4 Mata Rumi & Galaksi
17
Kembali Bekerja
18
Gue balikin kontan dengan bunganya!!!
19
Saya Hanya Meminum Kopi Buatan Istri Saya
20
Pindah ke Apartemen
21
Tu-tuan , aku disini Tuan
22
Rum, buka matamu Rum. Ini aku!!!
23
Maaf kan aku Tuan Suami
24
Rumi istriku, kamu cantik sekali
25
Pergi Rum, aku mohon kamu pergi
26
Perihal Update
27
Malam ini aku milikku, lakukanlah
28
Bengkak banget bahkan sedikit lecet
29
Kedatangan Bunda Maulindya
30
Hanya satu macam istriku
31
Akhirnya kita bertemu kembali
32
Aku kira kamu sudah mati
33
Apa membuatmu bersedih Rum?
34
Aku sudah punya segalanya
35
Panggil aku sayang sekarang juga
36
Kamu anggap aku bersandiwara
37
Jangan menyakiti wanita ku
38
Ada Apa Dengan Rumi
39
Bertahanlah Rum
40
Rumi ini adalah istri sah saya
41
Akhirnya Terbongkar
42
Dasar titisan Vampire
43
Mengungkapkan Pelaku Kejahatan
44
Trauma Rumi
45
Ibu negara udah kayak ratu neraka
46
Cinta Pertama?
47
Lo ga kangen gue?
48
Kekecewaan Rumi
49
Rumi Menghilang
50
Cinta Pertama Galaksi yang Sebenarnya
51
Pacar Terakhir Sang Primadona Kampus
52
Imelda Berulah
53
Kabar Baik dan Kabar Buruk
54
Bukan Upik Abu
55
Imelda yang Tak Berhenti Berulah
56
Ngidam Pertama
57
Mood Ibu Hamil
58
Rumi Mulai Manja
59
Perkara Panggilan Kesayangan
60
Klarifikasi yang Mengejutkan
61
Memeriksakan Kandungan
62
Kebahagiaan di Pasar Malam
63
Imelda is Come Back
64
Kembali Membuat Ulah
65
Mengatakan Kebenaran
66
Kehancuran Imelda
67
Pertengkaran Eddy dan Galaksi
68
Di Club Malam
69
Malam Panjang Imelda dan Eddy
70
Kegalauan Eddy
71
Kedatangan Lusiana ke Kantor
72
Galaksi di Jahili Rumi
73
Pertemuan dengan Tuan Muda Kevin
74
Kevin Adhi Bathara
75
Arisan di Rumah Ibu Mertua
76
Hal yang Tidak Terduga
77
Membuat Andromeda Patuh
78
Rumi Jadi Rebutan
79
Kekecewaan yang Kedua Kalinya
80
Kevin Mendatangi Perusahaan Galaksi
81
Galaksi Merajuk???
82
Mengerjai Balik Galaksi
83
Eddy Marah-Marah
84
Rencana Empat Bulanan
85
Kebersamaan Orang Tua Galaksi
86
Duka untuk Rumi
87
Pemakaman
88
Merasa Sebatang Kara
89
Tingkah Galaksi
90
Rencana Tersembunyi
91
Jangan Gila Rum!!!
92
Rencana Menyelamatkan Rumi
93
Rumi Merindukan Galaksi
94
Rumi Jatuh Sakit
95
Berhasil Terlacak
96
Penyelamatan Rumi
97
Kecewanya Bara
98
Kevin Tertekan
99
Pemeriksaan USG
100
Perkara Pakaian
101
Menggoda Galaksi
102
Imelda, kau kah itu??
103
Pertemuan Kembali
104
Rumi Shopping di Mall
105
Gara-gara Kodok
106
Rencana Eddy
107
Saat Rumi Emosi
108
Sentuhan Nakal
109
Galaksi adalah Pria Normal
110
Detik -detik Menjelang Kelahiran Baby Twins
111
Welcome our world, Baby Ra and Baby Zee
112
Lima Tahun Kemudian ( End Part)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!