Seorang lelaki tampan tengah duduk menatap kosong ke luar jendela ruangan nya yang transparan, sehingga menampilkan seluk beluk kepadatan kota Jakarta. Tatapan lelaki itu tampak dingin dan siap menghunus indra penglihatan.
"Sampai kapan kau akan terus begini?" tanya wanita paruh baya menatap putranya sambil menghela nafas panjang.
"Aku sudah katakan dari awal bahwa aku menolak pernikahan ini," sahut nya tanpa melihat sang ibu.
"Alan, tolonglah. Jangan terlalu mementingkan ego mu, pikirkan juga Ibu," desah wanita tersebut sembari memohon agar anaknya mengerti.
"Aku tidak bisa karena aku tidak mencintainya," sahut sang lelaki tampan.
"Kenapa tidak di coba dulu? Ibu yakin pelan-pelan hatimu akan terbuka untuk Anne," jelas sang ibu masih memohon agar anaknya berubah. Sebab sifat dingin lelaki ini seperti tak bisa di cairkan.
"Aku sudah mencoba nya, tapi aku gagal. Dia pun seperti nya tak berusaha membuatku mencintainya. Lantas, apa yang harus aku perjuangkan?" tutur lelaki itu.
Sang ibu menghela nafas panjang. Sebagai seorang ibu, tentu dia ingin anak nya bahagia. Apalagi pria ini adalah putra satu-satunya. Dia ingin memiliki cucu dari putra tunggal nya itu.
"Kalian bisa komunikasikan bersama," paksa sang ibu.
"Hampir sepuluh tahun kami menikah. Sampai kini perasaan ku tak bisa tumbuh untuk nya. Apa aku harus memaksa? Aku sudah mencoba, tetap saja tak bisa. Hatiku tidak bisa memiliki nya. Kami saling menyakiti, aku menyakiti nya karena sifat ku, aku tersakiti karena tak bisa mencintainya. Jika bukan karena Ibu dan Ayah, aku tak mungkin bertahan sampai saat ini," jelas lelaki itu panjang lebar. Hubungan pernikahan yang sudah berjalan selama kurang lebih sepuluh tahun, tetap jalan di tempat. Tak ada pergerakan untuk maju ke depan.
Sang ibu terdiam. Kasihan anaknya yang tak bisa jatuh cinta pada istrinya sendiri. Dia yang sudah menjodohkan putra nya tersebut dengan wanita pilihannya.
"Tapi tidak bisakah kau mencoba sekali lagi untuk mencintai Anne. Kalian tak mungkin berpisah, kau tahu sendiri didalam surat perjanjian itu?" imbuh sang ibu.
"Aku takkan menceraikan nya," jawab sang anak.
"Ya sudah kalau begitu, Ibu pamit dulu. Jangan lupa makan siang dan jaga kesehatan." Wanita paruh baya itu mengecup ujung kepala putra satu-satunya. Usia putranya sudah tak muda lagi, namun belum juga memiliki seorang anak.
Lelaki itu hanya mengangguk tanpa menajwab dengan ucapan atau bahasa yang keluar dari mulutnya. Wajah nya dingin dan datar. Tak ada yang bisa menebak apa yang ada dipikiran lelaki tampan itu.
Akibat perjanjian diatas kertas, atas hutang budi antar kedua keluarga. Dia terpaksa harus terikat pernikahan dengan seorang wanita yang sama sekali tidak dia cintai. Pernikahan yang sudah berlangsung hampir sepuluh tahun tersebut, masih jalan ditempat seperti awal pernikahan. Dirinya yang terlalu keras dan tak bisa membuka hati sulit sekali untuk diluluhkan.
Alan Arkin, lelaki tampan berusia 40 tahun harus terjebak pernikahan gila karena hutang budi kedua orang tua nya. Dia sama sekali tak mencintai wanita yang sudah menjadi istrinya itu hingga kini. Kekerasan hati yang dimiliki Alan tak bisa di lembutkan dengan cara apapun.
Alan sudah mencoba membuka hati dengan memberi perhatian seperti yang dia mau. Namun, tetap saja hatinya itu seperti terbuat dari bongkahan batu karang. Sekalipun di terjang ombang yang menghadang. Tetap tak bisa runtuh dan bertahan ditepian pantai. Tidak ada trauma masa lalu. Tidak wanita yang dia cintai baik di masa lalu maupun masa depan. Hanya saja hatinya memang sekeras itu, hingga tak tembus oleh apapun.
"Hem, bagaimana kabar wanita itu?" gumamnya.
Lelaki itu justru memikirkan wanita lain yang jelas bukan istrinya. Masih terngiang-ngiang dikepalanya permainan panas mereka diatas ranjang. Wanita yang berada di bawahnya seperti memiliki energi listrik yang menyentrum seluruh tubuhnya.
Alan tak bisa menolak, apalagi pesona dan senyuman wanita itu hingga kini, masih melekat dikepalanya. Apalagi wanita itu masih perawan yang artinya belum pernah di jamah oleh pria lain selain dirinya. Pikirnya, semua wanita yang mabuk di kamar hotel adalah wanita bayaran yang sengaja di booking oleh pria hidung belang. Nyatanya wanita yang dia temui kemarin tidak seperti itu.
"Little Girl, aku akan menemukan mu," ucapnya tersenyum licik.
Alan berdiri dari duduknya. Dia mengambil jas yang sengaja di gantung di kursi kebesaran nya. Lalu melenggang keluar.
"Yoas, makan siang," ajak nya.
"Baik Tuan," sahut sang asisten.
Keduanya berjalan memasuki lift. Wajah Alan selalu dingin seperti tak bisa disentuh oleh benda apapun. Tak ada yang sepenuhnya bisa mendekati lelaki tersebut.
Pria itu masuk kedalam mobil. Dia tampak melamun menikmati perjalanan menuju restourant.
"Apa kau sudah menemukan wanita itu, Yoas?" tanya nya.
"Sudah, Tuan. Namanya Nona Aerin, dia bekerja disalah satu perusahaan Furniture milik Tuan Agam, sebagai salah satu staf manager keuangan," jelas Yoas.
"Bagaimana kehidupan nya?" tanya Alan lagi.
"Kedua orang tua nya bercerai, dia tinggal bersama ayah dan ibu serta saudara tirinya, Tuan," sambung Yoas menjelaskan dengan detail.
Kening Alan berkerut, "Apa kehidupan nya baik-baik saja?" tanya Alan. Menurut sinteron atau novel yang dia baca, tidak ada yang selalu baik-baik saja kalau serumah dengan ibu tiri. Apalagi kekejaman ibu diri melebihi kolonial Jepang di medan perang saat menjajah Indonesia.
"Saat masih menyelidiki itu, Tuan. Seperti nya kehidupan Nona tertekan," tutur Yoas.
"Lalu, apa yang terjadi? Kenapa dia bisa ada dihotel malam itu? Apa aku yang salah kamar atau bagaimana?" cecar Alan.
"Ini masih dalam proses penyelidikan, Tuan. Saya menduga bahwa Nona di jebak oleh seseorang. Ya Tuan, Anda salah masuk kamar. Harusnya kamar Anda nomor 9, bukan nomor 6," jelas Yoas lagi.
Alan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut sakit. Malam ini angka 9 seperti angka 6 di matanya. Apa karena pengaruh obat atau entahlah, saat itu kepalanya benar-benar pusing akibat alkohol yang dia minum.
"Atur pertemuan ku dengan wanita itu. Bagaimanapun aku harus bertanggungjawab karena sudah mengambil sesuatu yang penting dari hidupnya," pinta Alan. Kepalanya benar-benar pusing dan terasa pecah, rumah tangga nya berantakan ditambah lagi dengan masalah dia yang meniduri wanita perawan
Kening Yoas berkerut, dia belum paham apa maksud Alan yang mengatakan akan bertanggung jawab.
"Tuan, apakah maksud Anda ingin menikahi, Nona Aerin?" tebak Yoas.
Alan terdiam, dia pun tak paham pada ucapannya. Apa mungkin dia menikahi wanita tak di kenal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban darinya? Dia sudah mengambil mahkota wanita tersebut, apa dia akan pergi begitu saja setelah merasakan sensasi yang berbeda? Bagaimana kalau hukum karma itu berlaku, saat dia menghancurkan kehidupan orang lain. Maka, berikutnya dia yang akan di hancurkan oleh kehidupan nya sendiri.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Dian Isnu
10 THN g bahagia kenapa diterus kan pasti ada org lain yang di cinta bukan. kenapa harus memaksa
2023-07-27
0
Puspa Trimulyani
bagus Alan, bertanggung jawab lah ..
2023-05-26
0
Puspa Trimulyani
ibu bego yg begini nih ... menjodohkan anak,dan tahu selama 10 tahun anak nya tidak bahagia, tapi masih memaksakan kehendaknya 😡😡 sementara umur terus bertambah,banyak waktu dan tenaga yg terbuang karena hubungan suami istri yang tidak sehat ini
2023-05-26
0