EPS 5# SESUATU HAL YANG ANEH!

"Mang Arman, tolong gula pasirnya seperempat dan garamnya satu.." ujar Alfarani kepada Pak Arman yang sedang mengopi didepan warung.

"Iya, neng. Tunggu sebentar." ujar pak Arman, sembari masuk kedalam lalu mencari gula dan garam.

Setelah menemukannya, Mang Arman pun langsung memberikannya kepada Alfarani.

"Terimakasih, Mang. Uangnya pas, yah?" ujar Alfarani seraya berlari menuju rumahnya.

"Ehh.. Neng! uangnya kelebihan atuh!" Teriak Pak Arman saat melihat Alfarani sudah berlari sangat jauh dari warungnya.

"Biar besok ajalah mengembalikannya.." gumamnya seraya kembali duduk di kursi sembari menyeruput secangkir kopi didepannya.

"Mang, biar Abdi aja.." ujar Gabriel seraya menghampirinya.

"Tidak ngerepotin Iye'? tanya pak Arman seraya memberikannya.

"Tidak atuh! Abdi teh juga ingin pulang.. sudah malam." ujar Gabriel seraya mengambilnya dan berlari mengejar Alfarani.

"Ada apa dengannya, ya?" ujar Indra, sahabat Gabriel sejak kecil yang juga masuk ke dalam geng mereka bertiga.

Dino hanya mengangkat kedua bahunya.

"Alfa, tunggu!" Teriak Gabriel saat melihat Alfarani semakin mengencangkan larinya.

"Hey! Alfarani Putri Maharani Azzahra!" Teriak Gabriel yang membuat langkah Alfarani terhenti.

"Ada apa?!" tegas Alfarani saat mereka telah berada di depan satu sama lain.

"Ini uangmu, kelebihan tadi kata mang Arman.." ujar Gabriel dengan mengulurkan tangannya yang memegang uang 10 ribu.

"Terima kasih!" Judes Alfarani seraya mengambil ujung uang tersebut, agar tidak bersentuhan tangan dengan Gabriel.

"Besok.. kamu ada waktu?" tanya Gabriel.

"Nggak ada! Aku sibuk!"

"Sibuk apa?"

"Sibuk mikirin kamu! Ya, kali! Aku ngomong gitu! Cih!" batin Alfarani yang tanpa sengaja ingin sedikit bercanda.

"Tidak ada!" Jawab cetus Alfarani.

"Lalu, jika tidak ada. Mengapa bilangnya sibuk?"

"Isshh! Ku bilang aku sibuk! Ya Udah sibuk! Gausah memperpanjang waktu! Aku pergi dulu, Assalamualaikum!" cetus Alfarani seraya pergi meninggalkannya.

"Jutek amat jadi cewek!" gumam Gabriel, namun hal itu malah semakin membuat dirinya penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Alfarani.

"Tapi.. judes-judes kayak gitu, aku menyukainya!" gumamnya kembali seraya menarik tipis satu sudut bibirnya.

"Dan wajahnya.." batin Gabriel sembari membayangkan betapa cantik dan imut wajah Alfarani yang belum pernah ia lihat sebelumnya, namun ia sudah melihat kedua bola mata Alfarani yang bulat nan indah dengan diujung matanya yang terlihat kulit putih berkilau tanpa skincare.

Keesokan harinya...

Di dalam kelas delapan E.

Baru saja Alfarani terduduk di kursi miliknya untuk menaruh tas,

Gabriel datang dengan sebuah kotak yang ia sembunyikan di belakang punggungnya seraya menghampiri Alfarani.

"Selamat hari Valentine! Ini untukmu.." ujar Gabriel seraya memberikan kotak tersebut kepada Alfarani.

"Cie! Cie.. Alfarani vs Gabriel, pasti cocok banget!!" ujar semua orang di kelas kecuali Rani dan Siswa misterius itu.

Alfarani menatap tajam kearah Gabriel di depannya sembari pandangannya melirik kotak tersebut.

"Dalam Islam.. Merayakan hari Valentine itu adalah haram! Tetapi.. terima kasih!" Jawab Alfarani seraya mengambil kotak tersebut, karena dirinya yang selalu gak enak hati jika sudah diberi namun tak diterima.

"Oh.. gitu yah? Aku baru tahu, tetapi, semoga kamu suka ya dengan cokelat buatanku," ujar Gabriel seraya pergi keluar dari kelas dengan malu-malu.

"Ekhem! Cara bicaranya udah aku, kamu. nih yaa.." Berdehem semua siswa disana, tentunya kecuali Rani dan siswa misterius itu.

"Gambar di bungkusan kotak cokelatnya, indah sekali!" batin Alfarani seraya mengambil camera didalam tasnya dan memfoto bungkusan itu yang bergambar bunga tulip berwarna-warni.

Cekrek!

"Kenapa kamu memfotonya? Apakah kamu benar-benar menyukai pemberinya?" tanya Rani secara tiba-tiba yang membuat Alfarani tanpa sengaja melempar kameranya ke belakang dengan tubuh sedikit meloncat ke atas.

"Astaghfirullah! Rani! Ucapkan salam terlebih dahulu, jangan langsung nanya dan ngagetin orang!" Kesal Alfarani seraya mencari-cari camera miliknya.

"Dimana kameraku?" tanyanya kembali.

"Sepertinya tadi aku melihat kamu melemparnya ke belakang," ujar Rani.

Alfarani pun segera menoleh kebelakang, dan benar saja! Kameranya ada di atas meja siswa misterius tersebut.

"Aduh! Gimana ini? Kenapa kameraku bisa ada di mejanya?" gumam Alfarani.

Siswa misterius itu hanya diam saja dan terus memperhatikan Alfarani tanpa menoleh kemana pun.

"Fa, mengapa dia selalu memperhatikanmu?" Bisik Rani saat merasa ngeri dengan tatapan tajam siswa itu yang selalu mengarah kepada Alfarani.

"Tidak tahu, tapi yang pasti! Kameraku kenapa bisa ada disana?!" ujar Alfarani bingung, ingin ambil namun malu.

"Ambillah! Dia juga hanya diam saja disana seperti patung.." Bisik Rani saat melihat siswa itu benar-benar seperti patung, karena tak pernah bergerak sedikitpun.

"I-iya, deh!" Jawab Alfarani seraya berjalan perlahan menuju kursi siswa tersebut.

"Ma-maaf, saya hanya ingin mengambil kameraku saja," ujar Alfarani saat melirik siswa itu yang terdiam bak patung.

Glek! "Aku sangat ingin menyentuh kulit telapak tangannya yang mulus ..." batin Siswa misterius itu saat melirik tangan Alfarani yang sedang mengambil kamera di mejanya.

"Dingin! Mengapa tiba-tiba suhu tubuhku terasa dingin sekali?!" lirih Alfarani saat merasakan tubuhnya dingin, sedingin es setiap kali dirinya dekat dengan siswa itu.

"Kamulah yang telah membuka pintu hatiku yang telah membeku! Kamu harus bertanggung jawab.. !" gumam siswa misterius tersebut yang sedang menahan sesuatu, dengan tangannya yang membeku saat ingin menyentuh tangan Alfarani.

Haahh! Hahh!! "Mengapa secara tiba-tiba nafasku terasa sesak?!" lirih Alfarani.

"Cepat pergilah!!" tegas Siswa misterius tersebut yang sedang menahan sesuatu di dalam tubuhnya.

"Mengapa lagi ini? Tubuhku ... tubuhku ... terasa membeku!" Jerit Alfarani ketakutan.

SERPH! Semua orang disekelilingnya menjadi diam dan tidak bergerak sedikit pun!

"Mengapa? Mengapa semuanya berhenti?!" Jerit Alfarani yang sangat ketakutan dengan apa yang sebenarnya terjadi.

BREPKK! Secara tiba-tiba tubuh Alfarani bergerak dengan sendirinya dan berbalik ke arah belakangnya.

"Ada apa ini?!!" ujar Alfarani saat dirinya berhadapan dengan siswa misterius itu yang telah berdiri di depannya.

"Tenanglah ... Nanti kamu akan lupa semuanya ..." lirih Fex, siswa misterius tersebut.

"Kamu ... mengapa hanya kamu seorang saja yang dapat bergerak?" tanya Alfarani yang tak dijawab oleh Fex.

Fex berjalan selangkah mendekati Alfarani sembari tangannya yang memegang atas ujung masker hitam yang selalu menutupi wajah cantik Alfarani.

"Aku ingin melihat wajahmu lebih lama.. izinkan aku membukanya.." lirih Fex seraya menarik secara perlahan masker hitam Alfarani.

"Tidak! Aku tidak mengizinkanmu untuk melihat wajahku!" tegas Alfarani.

"Kamu adalah istriku dimasa depan. mengapa diriku, suamimu tidak boleh melihatnya? Bahkan aku diperbolehkan melihat semua keindahan yang kamu miliki.." lirih Fex.

"Sejak ka-" Ucapan Alfarani tercekat saat ujung jari telunjuk Fex memancarkan sinar biru.

"Diamlah.. aku sekarang hanya ingin menikmati hakku saja dimasa depan.." lirih Fex dengan perlahan namun pasti akhirnya ia membuka secara sempurna masker hitam yang telah menutupi wajah Alfarani.

"Kamu sungguh sangat cantik! Aku tidak ingin waktu berharga ini terus berjalan.. aku ingin terus melihat wajah cantikmu selama ber abad-abad tahun lamanya."

Bagaikan ... berabad-abad lamanya telah berlalu, Kini ia sudah cukup puas memandangi wajah cantik alami sang istri di masa depannya.

"Jagalah keindahanmu ini... Aku tidak rela jika ada lelaki bukan mahrammu melihat wajah cantikmu.. Kalau ia melihatnya! Maka, ku pastikan dia mati di tanganku!" gumam Fex.

Terpopuler

Comments

Laksana mutiara🥀

Laksana mutiara🥀

uhuk... ada yg keselek biji² cinta nih..

2023-05-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!