EPS 3# SIAPA SEBENARNYA DIA?

"Meong.. Khee!!" Mily menoleh sebentar ke arah Alfarani lalu kembali melirik siswa misterius tersebut.

"Ada apa dengannya?" Batin Alfarani saat melihat Mily turun dari pundaknya lalu berjalan kearah siswa tersebut.

"Mily!" ujar Alfarani keheranan melihat tingkah Mily yang terlihat ingin mencakar siswa tersebut.

"Khee! Khe!!" Bulu panjang nan mulus Mily terus naik keatas menandakan bahaya didekatnya.

Singg!

Mily melompat kearah wajah siswa itu yang tertutup oleh masker hitam dan topi.

Brukk!

"Mily!" Teriak Alfarani saat melihat Mily secara tiba-tiba tidak sadarkan diri di atas meja siswa tersebut setelah siswa misterius itu menghempaskan tangannya.

"Mily.. kamu kenapa.. ?" Lirih Alfarani sembari dengan mengambil secara lembut tubuh Mily ke dalam gendongannya.

"Apa yang kamu lakukan kepada Mily?!" ujar Alfarani dengan menatap tajam siswa tersebut.

Siswa itu hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata sedikitpun.

"Mily ..., kamu tidak apa-apa kan? Lirih Alfarani saat melihat Mily terlihat kesakitan pada kakinya yang depan.

"Dia berdarah! Cepat obati!" Tegas siswa tersebut saat kedua bola matanya melihat luka goresan di kaki depannya Mily.

"Dih! Bukannya minta maaf, malah menyuruhku dengan nada tinggi seperti itu!" Batin Alfarani kesal seraya berjalan menuju kursinya sendiri.

Ia pun mengambil obat luka khusus kucing di dalam tasnya, karena kelakuan Mily yang selalu ceroboh membuat Alfarani selalu menyediakan obat luka kemana pun dia pergi selama bersama Mily.

"Fa! Mily kenapa?!!" ujar Rani khawatir yang baru saja datang.

"Gatau ..., Tiba-tiba kedua kaki depannya terluka," Jawab Alfarani.

"Ululu.. kasihan kamu Mily.. " Lirih Rani yang tak tega, ia mengelus lembut tubuh Mily.

"Kamu PR matematikanya sudah selesai?" Sambungnya.

"Udah!"

"Lihat dong!"

"Ambilah di tasku!"

Setelah mendapatkan izin dari sang pemilik, Rani segera menggeledah tasnya Alfarani sembari mencari buku matematikanya.

"Fa, kamu bawa kamera untuk apa?" tanya Rani saat mendapatkan sebuah alat kamera di dalam tas Alfarani.

Kamera tersebut adalah peninggalan neneknya yang di berikan khusus untuknya, dengan desain bunga melati yang tergambar rapih di lingkaran depan kamera.

"Hem ... Untuk mengambil foto pemandangan yang sangat indah di sekolah ini," ujar Alfarani yang sedang sibuk mengobati kaki Mily.

Di sepanjang perjalanan menuju sekolahnya, terdapat sebuah gunung-gunung yang berjejer rapih di tambah dengan persawahan di kaki gunung itu menambah ke asrian tempat tersebut, dengan jarak hingga puluhan meternya dari aspal.

"Mumpung ada kamera, kita foto bareng, 'yuk? Sambungnya kembali.

"Heemm.. Bolehlah.. Bolehlah.. kamu yang pegang kameranya, ya?" ujar Alfarani.

"Iya, sini dong! Deketan dikit!" ujar Rani sembari mengarahkan kamera kearah mereka berdua dan mendekatkan tubuhnya kepada Alfarani.

Cekrek!

"Bagus hasilnya!" Girang Rani setelah melihat hasil fotonya sedangkan Alfarani kembali sibuk mengobati luka Mily tanpa tahu hasilnya.

"Mily, sudah tidak apa-apa, kan?" tanya Rani saat melihat Alfarani selesai mengobati lukanya.

"Iya, dia hanya butuh istirahat sebentar saja,"

"Aku masih heran dengan Mily, mengapa kaki depannya bisa terluka?" tanya Rani.

"Entahlah.. aku pun tidak tahu,"

"Tetapi, yang pasti! Siswa itu yang melakukannya!" Batin Alfarani seraya menoleh sekilas ke arah belakang.

"Alfa, sepertinya akan hujan. Kamu bawa jas hujan tidak?" tanya Rani saat melihat awan diluar terlihat gelap.

"Tidak, aku ingin hujan-hujanan saja!" Girang Alfarani.

"Yehh! Nanti kamu sakit bagaimana?"

"In syaa Allah tidak, kalau memang sakit juga sudah takdir dari Allah. Jadi, tidak apa-apa!" ujar Alfarani.

"Kamu yah? Suka main hujan-hujanan terus! Udah gede kayak anak kecil!" Cetus Rani sembari mencubit pipi chubby Alfarani di balik masker hitamnya.

"Fa, kamu kenapa sih.. Selalu saja memakai masker? Padahal kan wajah kamu itu cantik banget! Loh.. Apalagi pipi kamu itu saat aku lihat chubby banget!" tanya Rani.

"Tidak apa-apa, aku hanya tidak ingin jika ada lelaki non mahramku menikmati kecantikanku dengan seenaknya saja!" Jawab Alfarani yang dapat didengar oleh siswa misterius tersebut.

"Dia memang sangat cantik!" Batin siswa tersebut dengan menarik tipis kedua sudut bibir tipisnya yang selalu tertutup masker.

Sepulang sekolah... Hujan turun begitu lebat dengan disertai angin kencang yang berhembus menerpa setiap kulit hingga terasa menusuk kedalam tulang-tulang.

Alfarani yang ingin menembus hujan pun kebingungan karena Mily yang takut terkena air.

"Padahal aku sangat ingin hujan-hujanan. Tetapi, Kasihan juga Mily.. " batin Alfarani lesuh saat melihat Mily tertidur nyenyak di gendongannya.

"Pakailah ini!" ujar seseorang secara tiba-tiba di belakangnya.

Ia pun menoleh sedikit kearah samping, dan itu adalah siswa misterius itu yang tangannya diulurkan dengan sebuah jas hujan di telapak tangannya.

Alfarani yang merasa canggung karena tubuh siswa itu yang sangat dekat dengan punggungnya. Ia hanya bisa terdiam merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang.

Deg! " Ada apa dengan jantungku?!" Jerit Alfarani dalam hati dengan terbengong.

"Berikanlah ini untuknya," ujar siswa tersebut, pertama kalinya Alfarani mendengar suara siswa misterius itu yang sangat dekat dan terasa berat sebagaimana suara laki-laki pada umumnya.

GLEK! "Ada apa dengan tubuhku! Mengapa aku merasa jika tubuhku terasa sangat dingin seperti es dan tidak bisa bergerak sama sekali?" Gumam Alfarani yang keheranan dengan dirinya sendiri.

"Maaf, Saya tidak sengaja." ujar siswa tersebut seraya menjauhkan tubuhnya dari tubuh Alfarani lalu menaruh jas hujan itu kepada Mily yang berada di gendongannya Alfarani.

"Terima kasih!" ujar Alfarani dengan tubuhnya yang kembali bisa bergerak saat siswa tersebut telah pergi entah ke mana.

"Kemana siswa itu?" Gumam Alfarani saat menoleh ke arah belakang, sudah tidak ada siapa pun di sana.

Terpopuler

Comments

Gadih Hazar

Gadih Hazar

Mandi hujan katanya bagus untuk kesehatan..

2023-06-13

2

Susi Putri

Susi Putri

Mandi Air hujan itu estetik 😂

2023-06-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!