Siapa sangka jika masalalu akan selalu terhubung dengan masa depan selamanya. Dia yang menjadi kenangan akan terus datang dan mengingatkanmu akan semua yang terjadi dahulu.
Bagaimana Ia begitu indah untuk terulang kembali. Ataupun begitu sayang untuk diperbaiki kembali. Bahkan mereka yang tidak ingin mengingatnya sama sekali. Namun, beberapa orang memilihnya sebagai cerita lama untuk pemanis alur.
Apa yang dipikirkan Amaline tentang masa lalu. Dia hanya berharap itu lenyap dan membungkam semua saksi serta kenangannya. Bahwa semua itu hanyalah cerita lama yang mengusung dan tidak layak untuk dikenang.
Siapa sangka hal-hal yang sudah Dia kubur rapih dan perasaan yang sudah diredam lama. Yang Dia pikir semua sudah membaik tiba-tiba saja datang dan seolah berkata "hai Aku kembali! Bagaimana kabarmu? Kamu sangat gila kemarin."
Mimpi buruk! Baginya hanyalah mimpi buruk. Entah mengapa, rasanya seperti flashback rasa sakit dan kecewa yang sangat Ia kenal. Bahwa Dia akan terus mengganggu dan mengulangi itu lagi.
Yah, masa lalu kini sudah kembali dengan semua hinaan dan tertawaan di raut wajahnya.
Bagaimana Pria itu mengatakan betapa kotor dan bodohnya Amaline tidak akan bisa dicintai dengan baik oleh dunia ini.
Bisikkan jahat itu terus berjejeran ditelinga Amaline hingga terus menghantuinya sepanjang waktu.
Menyesal memang tidak pantas saat ini. Karena mencintainya adalah pilihan Amaline. Lalu menyalahkan adalah pilihan yang salah karena dicintai adalah haknya sebagai manusia.
Amaline bukanlah gadis dengan kecantikan agung bagi dunia sekelilingnya. Wajahnya terporsi biasa seperti nasi putih yang dapat mengenyangkan saja. Tidak seperti lain yang melalui berbagai tahap dan racikan dan menjadi karya seni indah yang dapat menggugah selera.
Saat kecil Ia selalu bertanya kepada ayahnya. Mengapa orang lain menertawakan ku sedangkan temanku dicintai dan diratukan. Ayahnya hanya menjawab
"Karena Kamu dilahirkan untuk membuat orang-orang yang menghargai mu bahagia. Mereka yang menertawakannya adalah orang yang tidak layak kamu bahagiakan. Dan yang mereka sukai tidaklah pantas dibandingkan denganmu. Karena kalian tidak bisa dibandingkan maka mereka yang memilih selainmu tidak pernah layak juga bagimu."
Yang salah adalah Amaline, bagaimana dengan mudah memberikan hatinya pada seorang pria dan dengan mudah memercayai arti akan terimakasih. Tidak semua orang akan berpihak pada dunia kita dan dapat mengerti keadaan kita. Begitupun dengan Kita yang mungkin saja tidak pernah tahu tujuan atas tindakannya kepada kita.
Yang Amaline ingat, Dia adalah satu-satunya pria baik yang tidak menunjukkan kata-kata yang merendahkannya. Bagaimana gadis sepolos Amaline tidak luluh?
Bagaimana berulang kali Dia temui pria yang selalu menstandarisasi wanita dan membedakannya. Kali ini bertemu dengan pria yang benar-benar berbeda 180 derajat?
"Apakah Dia benar-benar tidak akan pernah menertawakan ku?" Pertanyaan Amaline pada saat-saat bahagia itu.
Ia juga tidak pernah merasakan perasaan indah itu sebelumnya dalam hidup. Jatuh cinta? Apakah memang benar ini yang dinamakan jatuh cinta?
Benar, saat pertama melihat nya dan menganggap Dia berbeda dengan orang lain. Tanpa sadar, Amaline sudah memberikan hati itu sepenuhnya atas nama seorang pria saja.
Aditya Baladewa Putra, nama yang serasi dengan kejantanan dan kesatriaannya. Itulah yang Amaline katakan pada lembaran kosong dalam kisah kecilnya melalui tetesan pena ditengah malam.
Saat itu Amaline masih dalam Sekolah Menengah Pertama. Mereka memasuki sekolah yang sama dan baru mengenal saat itu bahwa dilingkungan yang sama.
Kedua orang tuanya bukanlah asli dari kampung kecil itu. Hanya saja, Ibunya dahulu adalah anak tunggal dari satu keluarga terpandang di kampung halaman Amaline. Sebelumnya Ibunya mengikuti Ayahnya dikota hingga Ditya lahir dan sekolah disana. Setelah Ditya beranjak besar barulah mereka meneruskan usaha kecil dikampung itu atas wasiat dari neneknya setelah meninggal. Ayahnya adalah dosen di salah satu Universitas terbaik di Indonesia, Universitas Sebelas Maret yang berada di Surakarta atau biasa kita dengar Solo.
Bukankah sudah jelas berapa jauh perbedaannya. Anak yang terdidik di kampung kecil dan kumuh. Sederhana dan dengan tujuan hidup yang tidak terarah. Jatuh cinta pada anak yang terdidik dengan sopan santun dan tata Krama yang rapih. Sungguh perbedaan yang tinggi dan sulit mengimbangi.
Amaline, siapa sangka Dia seberani itu dahulu. Bahkan tembok besi pun akan Ia panjat untuk bisa menggapai tujuannya. Tanpa tahu apakah yang menunggunya dibalik tembok tersebut. Yang mungkin saja sudah menunggu Amaline sejak lama.
Amaline mendekatinya dengan lembut, bahkan sangat halus dan tidak terlihat. Dengan perhatian dan bantuan sederhana pada pria dingin tersebut.
Begitulah mereka, Amaline terlihat hangat namun Dia adalah gadis yang dingin pada seseorang yang asal mendekatinya terutama pria. Sedangkan Ditya terkenal dingin, namun Dia adalah sosok hangat jika didekati.
Sebagai seorang wanita tentu Amaline merasa bahwa keberadaannya begitu berarti dan dianggap untuk seorang Ditya. Hanya dengan sapaan sekali saja. Ditya akan terus datang dan tersenyum berkali-kali. Hanya dengan satu bantuan saja Ditya akan datang berkali-kali untuk memintanya lagi tanpa segan. Bahkan tanpa kehadiran Amaline, Ditya akan merasa kesepian dan mencarinya berkali-kali.
Sejujurnya bagi Ditya saat itu, mengenal Amaline adalah hiasan lucu didunia ini. Yang dapat Ia mainkan dan dilihat untuk tetap tersenyum dan membuat hatinya bahagia.
Apakah Ditya juga tertarik dengan perasaan yang sama? Pria seperti Ditya tidaklah mudah ditebak. Semua orang akan menyukainya sekali pandang. Dan semua orang akan mencintainya jika mampu mendekatinya dan tertawa bersamanya.
Saat itu, bagi gadis lain menakutkan dan tantangan untuk mendekati Ditya. Namun, Amaline yang seperti matahari mampu datang dengan senyumannya dan menerangi rembulan. Saat itu pula Amaline tidak pernah sadar pada suatu kenyataan.
Bahwa hal yang dilihatnya indah tersebut, bagi manusia yang menyaksikan keduanya tidak pernah ada pada tempat yang sama. Tidak akan mampu terlihat bersama. Bahkan saat bersama pun hanya ada kegelapan gerhana yang menyelimuti mereka berdua.
Kenyataan, manusia yang sedang dimabuk cinta tidak akan pernah memahami hal sederhana pun. Bagi mereka semua hak didunia ini begitu rumit dan ingin dipecahkan bersama saja.
Matahari yang memberikan cahaya kepada bulan. Bahkan memberikan waktu pada bulan untuk menciptakan malam. Ia lupa bahwa Tuhan memberikan waktu yang berbeda, rasa yang berbeda.
Dimana bulan selalu berharap ketenangan tiada henti-hentinya agar Ia dapat bersinar walupun dengan pantulan cahaya mataharinya.
Salah seorang Amaline, yang menganggap seorang biasa seperti Ditya akan menganggap Amaline istimewa dalam hidupnya. Pernah ada ungkapan, jangan pernah mengistimewakan seseorang yang sama sekali tidak menganggapmu istimewa. Hanya akan ada rasa sakit dalam dirimu sendiri, yang akan Kamu tanggung sendiri.
Namun, mencintai Ditya adalah pilihan Amaline. Dan menyesal tidak akan mengubah arti. Sedangkan mencintai orang lain adalah pilihan Ditya. Hal berbeda yang Amaline pun tidak akan pernah berhak mencampuri atas perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Angelika
Halo, aku udah baca sama like ni, ceritamu seru bgt!💗✨ Ohiya jgn lupa mampir sm like karyaku ya💗✨
2023-06-02
1