Masalah yang disembunyikan Fika.

"Fik, mampir dulu yuk!" Ajak Yunita ketika keduanya tiba di depan rumah Nenek Yunita.

Fika sekilas melihat ke rumah Yunita dengan pintu yang masih tertutup. "Udah kamu masuk aja, jangan lupa beres-beres. Sepertinya tidak ada siapa-siapa di rumah." Jawab Fika.

"Ia sih kayaknya Nenek sama bibi pergi keluar." Timpal Yunita meyakininya.

"Kamu gak boleh keluar rumah ya, jadi aku gak bisa ajak kamu ke rumah." Fika sengaja bicara seperti itu memperingatkan. Karena dia sudah sering sekali melihat Yunita dimaki bibinya hanya karena dia tidak izin dulu pergi ke rumahnya.

"Maaf ya Fik." Yunita bicara dengan nada sedih.

"Gak apa-apa kok. Dah!" Sambil melambaikan tangan Fika pergi ke arah selanjutnya dari rumah Yunita.

Masih belum masuk ke dalam pintu Yunita melihat sahabatnya itu berjalan sampai Fika kemudian berbelok di perempatan ke arah kiri.

"Oh, astaga!" Kagetnya Yunita karena ketika dia berbalik dia langsung melihat Anggi tepat ada di hadapannya. Namun sejak kapan Anggi di sana.

"Ngapain kamu disini?" Tanpa basa-basi Yunita segera menanyai Anggi saat itu juga.

"Menurutmu mau apa lagi?" Jawab Anggi.

"Sejak kapan kamu tahu rumahku?" Pertanyaan spontan Yunita karena tak menyangka Anggi tiba-tiba bisa ada di rumahnya.

"Sejak tadi kalian pulang dan turun dari angkot." Nada bicara Anggi benar-benar dingin, datar, dan menyebalkan.

Yunita berdecak kesal sampai dia tidak berharap akan mengajaknya bicara lagi.

"Antar aku ke rumah Fika!" Pintanya tiba-tiba.

"APA?" Tak bisa dipercaya ternyata alasan Anggi kemari dia hanya ingin pergi ke rumah Fika. Tapi untuk apa? Yunita tak menjawab permintaan Anggi tadi, dia cukup menunggu waktu sampai Anggi mengatakan alasannya ingin ke rumah Fika. Tanpa harus bertanya tentunya.

"Ku mohon!" Paksa Anggi saat itu juga. Namun sesuatu membuat Yunita langsung mendelik jijik, tentu saja ketika Anggi memohon padanya dengan senyuman dan sikap konyol seperti itu.

Yunita membuang pandangannya ke arah lain. "Sial. Kau konyol sekali dan membuatku muak." Gerutu Yunita pada dirinya sendiri.

"Cepat berangkat!" Anggi tak butuh sebuah izin dari Yunita. Dia langsung menarik tas Yunita sampai mau berjalan bersamanya.

"Lepaskan! Aku bisa berjalan normal dan nyaman!" Yunita tak begitu nyaman dengan sikap Anggi. Dia sangat kikuk karena fakta yang ada, ternyata sifat Anggi seperti itu. Dia tidak tahu karena belum pernah bertegur sapa dengannya sejak masuk sekolah di kelas XI.

"Kalau gini bukannya mau minta diantar, bilang aja mau ditemani ke rumah Fika!" Nada bicara Yunita tidak berubah, dia masih kesal dengan sikap orang seperti Anggi. Tidak bisa ditebak, dari luar tampak seperti orang pendiam, tidak mudah didekati, cuek, tidak peduli, dan terakhir tidak sopan. Tapi kok bisa ya Anggi berpikir pergi langsung ke rumah Fika.

Anggi masih berjalan tenang, dia menghiraukan Yunita yang masih berjalan di belakangnya.

Tiba-tiba Yunita berlari ke arah Anggi, berjalan sejajar dengannya. "Kamu mau minta maaf langsung pada Fika? Soal yang di sekolah tadi kan?" Tebak Yunita. Bicaranya sedikit berubah tidak lagi asal meyakini seperti yang dikatakan Fika.

"Memangnya mau apalagi?" Jawab Anggi membuat Yunita langsung menghentikan langkahnya karena tak percaya. Dia tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan Anggi sekarang. Padahal di sekolah jelas sekali dia bersikap cuek tidak peduli bahkan diam saja ketika Pak Fatah mempermasalahkan Fika.

Yunita berdiri mengamati Anggi dari belakang, dia sangat ingin tahu orang seperti apa Anggi itu? Dia ingin tahu orang yang menyukai sahabatnya itu seperti apa.

"Sekarang rumahnya yang mana?" Tanya Anggi menghalau lamunan Yunita. Terperanjat Yunita kembali berlari menghampiri.

"Salah jalan harusnya belok kiri dari tadi." Gerutu Yunita cukup kesal. Dia juga tidak bisa fokus karena terus mengobrol.

"Baiklah kita kemana sekarang?" Anggi bertanya lagi.

"Tapi sebenarnya bisa kok, jalan sini juga tinggal lurus dan belok kiri, belok kiri lagi." Sambil membayangkan sesuatu Yunita menjelaskannya.

"Jangan sampai salah ya!" Ucap Anggi.

Yunita langsung memandanginya judes. "Kalau tahu sendiri ngapain mau minta ditemani?" Karena kesal Yunita bicara seperti itu. Namun Anggi mengabaikannya.

"Entah mengapa mereka berdua bisa begitu mirip. Sama-sama selalu mengabaikan orang lain." Ucap Yunita dalam hati. Dia pikir Anggi dan sahabatnya itu sangatlah mirip jika dilihat dari sikap keduanya.

"Eh... Belok kiri!" Perintah Yunita sambil berteriak. Karena Anggi sudah berjalan cukup jauh di depannya dan dia sendiri tidak bisa berjalan cepat mengimbangi.

Anggi sekejap menoleh lalu cepat-cepat belok kiri seperti yang diinstruksikan Yunita.

"Oh astaga, mereka juga sama-sama ahli berjalan cepat." Keluh Yunita mulai sedikit lelah apalagi cara berjalan Anggi membuatnya harus bekerja keras agar tidak tertinggal.

"Belok kiri lagi!" Ucap Yunita.

Masih dengan jarak yang sama Yunita tetap berjalan jauh di belakang Anggi.

"Rumahnya yang berwarna hijau!" Teriak Yunita sekaligus melepaskan napasnya yang sudah ngos-ngosan.

Yunita tidak melihat Anggi, mungkin jika dalam jarak seperti tadi Anggi sudah lebih dulu sampai di rumah Fika.

Sepanjang jalan sebisanya dia berusaha sekali menyeret kakinya yang lemas. Bayangkan saja dari tadi dia sudah menggunakan kakinya cukup keras. Dia berjalan kaki dengan Fika ketika pulang, sekarang dia berjalan kaki dengan Anggi.

Karena capek Yunita berhenti sebentar dengan membungkuk memegangi kedua lututnya. Tak lama dia berjalan lagi. Namun ketika sudah belok kiri dia melihat Anggi yang diam saja berdiri di dekat salah satu rumah, harusnya Anggi tinggal berjalan sedikit lagi karena rumah Fika hanya satu-satunya yang berwarna hijau kan.

"Ada yang aneh." Pikir Yunita. Dia segera berlari lagi ke arah Anggi lalu bertanya. "Cepet rumah Fika ada di depan tinggal beberapa langkah lagi." Kesalnya Yunita saat itu, karena sudah berjalan cukup jauh namun Anggi langsung berdiam diri saja.

"FIKA! Memangnya kita bisa makan kalau kamu diam saja. Sana pergi cari uang saja sendiri sekalian! kalau minta uang sama ayahmu sendiri saja tidak bisa. Dasar anak bodoh! Kamu mau jadikan aku ini pengasuh anak seperti kamu lalu ayahmu dengan bangga bisa bersenang-senang di luar sana tanpa memikirkan biaya kehidupan anaknya sendiri. Kalian benar-benar bodoh. Aku benci kamu! Pergi! Cepat pergi!" Teriakkan itu.

Yunita mematung tak bicara lagi. Suara teriakkan yang jelas terdengar adalah suara bibi Rina Ibunya Fika. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada keluarga Fika selama ini. Masalah apa yang sedang dihadapi oleh sahabatnya itu?

"Sini cepat!" Anggi menarik Yunita untuk bersembunyi bersamanya saat itu juga.

Tak disangka kemudian terlihat Fika yang berlari sambil menangis melewati keduanya. Yunita sempat akan berdiri mungkin untuk mengejar Fika, namun Anggi tidak membiarkannya.

"Apa yang kamu lakukan? Jelas-jelas itu Fika." Dengan marah Yunita bicara pada Anggi.

"Kamu benar tidak tahu masalahnya?" Tanya Anggi.

Yunita diam sambil menangis. Dia tidak menjawabnya melainkan hanya menggelengkan kepala.

"Jangan bilang-bilang kalau aku kesini ya! Dan jangan temui Fika dulu." Entah mengapa Anggi berbicara seperti itu tidak ada kejelasan darinya.

Setelah cukup berbicara dan banyak memperingatkan tentang Fika, akhirnya Anggi pamit untuk pulang sendiri.

Yunita masih menangis sesenggukan, bahkan sekarang dia benar-benar baru bisa menangis semaunya. "Kenapa Fika tidak pernah cerita." Ucapnya dalam hati. Sekarang Yunita tahu jika Fika sedang mengalami Masalah yang cukup besar, kata-kata Bibi Rina masih terngiang jelas di ingatannya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

yunita, anggi, fika...

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Fika dan Anggi
2 Keberuntungan dan kebetulan
3 Tak bisa ditebak
4 Fika marah
5 Masalah yang disembunyikan Fika.
6 Mungkinkah masalah yang sama?
7 Diantara keduanya
8 Hal yang paling berarti bagi Anggi
9 Minggu pagi bagi Yunita
10 Pencarian ayah fika
11 Bertepuk sebelah tangan
12 Kehidupan Anggi.
13 Sesuatu yang berbeda
14 Berita duka
15 Kejanggalan yang dirasakan Anggi
16 lika-liku kehidupan Fika
17 Rencana secarik kertas
18 Insiden kebakaran
19 Kepergian Pak Han
20 Pengorbanan terakhir Pak Han
21 Adik Pak Han
22 Tangisan orang-orang
23 Pengganti Pak Han
24 "Orang yang diam-diam pintar." Pujian Bu Farida.
25 Perubahan sikap Fika, kenapa?
26 Kau benar-benar kebalikan Pak Han.
27 Apa mungkin karena Edo?
28 Fika dan Edo, sesuatu diantara mereka.
29 Janji di warung depan sekolah.
30 Kekhawatiran Fika
31 Pertemuan di tepi danau
32 Sesuatu dibalik ucapan Fika.
33 Awal, titik temu.
34 Sesuatu yang tidak wajar dibalik kematian Pak Han.
35 Tragedi mobil
36 Pelakunya adalah orang yang ada di rumah.
37 Penjaga yang hilang dari rumah
38 Fika
39 Apa yang disembunyikan Fika?
40 Tentang pembicaraan Yunita
41 Pesan tersurat
42 Agenda makan malam
43 Sikap Edo yang asli
44 Rapat sekolah
45 Kebetulan dan kebenaran yang nampak
46 Penyelidikan yang dilakukan Anggi
47 Kecelakaan kedua kalinya
48 Pertemuan Fandi dengan Fika.
49 Alasan yang ditemukan
50 Rencana Fandi.
51 Diantara Fika dan Edo
52 Masalah yang disembunyikan Fika
53 isi rekaman cctv
54 Kabar duka Nenek Yunita.
55 Persiapan acara makan malam
56 Kamera tersembunyi di kamar Fandi.
57 Kabar mengejutkan pernikahan Pak Rendra.
58 Perkenalan keluarga
59 Berita di Media Sosial
60 Semua mengkhawatirkan Fika.
61 Penuh rencana
62 Kabar Ibunya fika
63 Keberuntungan, akhirnya.
64 Pemindahan Ibunya Fika ke rumah sakit lain
65 Perubahan rencana
66 Penolakan ke 2
67 Tak berdaya
68 Bukti dari kecurigaan Fandi
69 Kemana perginya anggi
70 Fitnah yang diterima Fandi
71 Pelaku yang sudah diduga
72 Reputasi hancur
73 4 Tahun berlalu
74 cerita Yunita dan Fandi di pertemuan mereka
75 Kabar bahagia
76 Kembali ke Tanah air
77 Bunga kering
78 Hari kesedihan Fika
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Fika dan Anggi
2
Keberuntungan dan kebetulan
3
Tak bisa ditebak
4
Fika marah
5
Masalah yang disembunyikan Fika.
6
Mungkinkah masalah yang sama?
7
Diantara keduanya
8
Hal yang paling berarti bagi Anggi
9
Minggu pagi bagi Yunita
10
Pencarian ayah fika
11
Bertepuk sebelah tangan
12
Kehidupan Anggi.
13
Sesuatu yang berbeda
14
Berita duka
15
Kejanggalan yang dirasakan Anggi
16
lika-liku kehidupan Fika
17
Rencana secarik kertas
18
Insiden kebakaran
19
Kepergian Pak Han
20
Pengorbanan terakhir Pak Han
21
Adik Pak Han
22
Tangisan orang-orang
23
Pengganti Pak Han
24
"Orang yang diam-diam pintar." Pujian Bu Farida.
25
Perubahan sikap Fika, kenapa?
26
Kau benar-benar kebalikan Pak Han.
27
Apa mungkin karena Edo?
28
Fika dan Edo, sesuatu diantara mereka.
29
Janji di warung depan sekolah.
30
Kekhawatiran Fika
31
Pertemuan di tepi danau
32
Sesuatu dibalik ucapan Fika.
33
Awal, titik temu.
34
Sesuatu yang tidak wajar dibalik kematian Pak Han.
35
Tragedi mobil
36
Pelakunya adalah orang yang ada di rumah.
37
Penjaga yang hilang dari rumah
38
Fika
39
Apa yang disembunyikan Fika?
40
Tentang pembicaraan Yunita
41
Pesan tersurat
42
Agenda makan malam
43
Sikap Edo yang asli
44
Rapat sekolah
45
Kebetulan dan kebenaran yang nampak
46
Penyelidikan yang dilakukan Anggi
47
Kecelakaan kedua kalinya
48
Pertemuan Fandi dengan Fika.
49
Alasan yang ditemukan
50
Rencana Fandi.
51
Diantara Fika dan Edo
52
Masalah yang disembunyikan Fika
53
isi rekaman cctv
54
Kabar duka Nenek Yunita.
55
Persiapan acara makan malam
56
Kamera tersembunyi di kamar Fandi.
57
Kabar mengejutkan pernikahan Pak Rendra.
58
Perkenalan keluarga
59
Berita di Media Sosial
60
Semua mengkhawatirkan Fika.
61
Penuh rencana
62
Kabar Ibunya fika
63
Keberuntungan, akhirnya.
64
Pemindahan Ibunya Fika ke rumah sakit lain
65
Perubahan rencana
66
Penolakan ke 2
67
Tak berdaya
68
Bukti dari kecurigaan Fandi
69
Kemana perginya anggi
70
Fitnah yang diterima Fandi
71
Pelaku yang sudah diduga
72
Reputasi hancur
73
4 Tahun berlalu
74
cerita Yunita dan Fandi di pertemuan mereka
75
Kabar bahagia
76
Kembali ke Tanah air
77
Bunga kering
78
Hari kesedihan Fika

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!