"Kamu mau tahu sesuatu gak?" Pancing Yunita ketika saat itu dia bicara dengan Fika.
"Heem..." Fika awalnya tak acuh.
"Anggi katanya suka sama kamu." Goda Yunita yang langsung menghentikan kesibukan Fika. Sebagai reaksinya Fika langsung melotot ke arah sahabatnya itu.
"Yun, kalau ngomong itu jangan ngasal!" Ancam Fika. Fika bukan wanita yang mudah digoda ternyata.
Yunita masih bersikap tak bersalah ketika melihat Fika yang sudah hampir akan memakinya.
"Aku lihat sendiri kok kalau Anggi itu suka sama kamu. Dan kamu juga suka dia kan?" Ocehnya pada Fika.
"SIAPA YANG SUKA ANGGI?" Bentak Fika sambil berdiri. Sangat tak bisa dipercaya ternyata suaranya berhasil memecah suasana seisi kelas, terbukti ketika anak-anak lain mulai memandanginya sinis.
Yunita masih berdiri bungkam, dia juga melihat ke sekeliling bahkan matanya menangkap sosok Anggi di antara anak-anak lain. Rasanya dia sudah sangat bersalah. Saat berbalik dan memastikan ke arah Fika, Yunita bisa tahu apa yang dipikirkan Fika saat itu. Apalagi ketika anak-anak lain mulai saling berbisik satu sama lain.
"Lihat tuh cewek cupu yang kesiangan, mulai semakin berani ya dia."
"Cewe cupu gak tahu malu, bisa-bisanya bicara kaya gitu."
"Wah ada gosip baru nih."
"Oh, jadi dia gatel ya ternyata. Gak nyangka berani banget."
"Gak level banget ya Anggi kalau sampai suka sama dia."
"Gak ngaca apa dia?"
"Wah malu-maluin banget."
"Iihh... kalau aku jadi dia aku pasti malu banget. Gak mungkin dong Anggi suka sama dia."
"Gak salah tuh bicaranya? Gak mungkin banget ya Anggi suka sama dia."
Yunita yang berdiri di samping Fika tanpa sadar dia sedikit melangkah mundur, spontan matanya terus melihat ke sekeliling menyaksikan pemandangan orang-orang yang mulai menghakimi.
Brakk....
Suara kursi terjatuh.
Yunita cukup terkejut ketika melihat Fika yang berlari ke arah pintu, dia juga akan menyusulnya. Namun saat tiba di ambang pintu tampak wajah Pak Fatah sudah berjalan ke arah kelasnya. Benar saja sekarang adalah pembelajaran Pak Fatah alhasil Yunita tidak berhasil mengejar Fika yang entah kemana.
"Assalamualaikum anak-anak." Ucap Pak Fatah ketika masuk ke dalam kelas.
"Waalaikum salam wr.wb." Jawab semua orang dengan serempak.
Yunita benar-benar tidak bisa tenang, matanya terus mengintip ke arah pintu kelas mengkhawatirkan Fika yang tak kunjung masuk kembali.
Sesekali Yunita melihat ke arah Anggi, namun mungkin saja Anggi dari tadi hanya menundukkan kepalanya. Apa yang bisa dilakukannya sekarang?
"Siapa yang tidak hadir?" Tanya Pak Fatah.
Namun tidak ada yang menjawab, kemudian absen dibacakan.
"Fika." Ucap Pak Fatah.
Kemudian mata pak Fatah melihat ke sekeliling kelas. "Fika." Ucapnya lagi saat itu.
"Kemana Fika?" Tanya pak Fatah dengan sedikit nada yang tegas pada semuanya dan perhatian anak-anak berhasil teralihkan.
Ragu-ragu Yunita bermaksud untuk menjawab pertanyaan Pak Fatah, namun mulutnya benar-benar kelu.
"Bolos kali, dia tadi keluar Pak!" Jawab yang lainnya.
"Kabur pak malu katanya." Diikuti dengan tertawaan dari anak-anak lain.
Yunita hanya bisa pasrah dan menghela napas yang terasa sulit saat itu, belum lagi dia benar-benar merasa bersalah pada Fika.
"Sudah... Sudah diam!" Pak Fatah kembali melerai semuanya sampai benar-benar diam.
"Ada yang tahu kenapa Fika sampai Kabur dari kelas?" Tiba-tiba pertanyaan pak Fatah mulai membuat anak-anak sedikit cemas, saling pandang satu sama lain.
"Sepertinya tadi kalian tertawa puas kan? Kenapa sekarang tidak ada yang menjawabnya?" Sindir pak Fatah yang sudah curiga ketika melihat sikap anak didiknya itu.
"Bapak harap tidak ada pembullyan di kelas ini. Kalian tahu sendiri akibatnya apa." Pak Fatah tak melanjutkan bicaranya melainkan kembali duduk di kursi dan diam sambil membolak balik lembaran buku. Kata-kata Pak Fatah berhasil membungkam semuanya.
Sekali lagi Yunita melihat ke arah Anggi, dan tidak ada yang berubah karena Anggi hanya terus menundukkan wajah seperti tadi. Kini dia benar-benar merasa bersalah pada keduanya.
Selama pelajaran Yunita tidak bisa semangat dan mengikuti kelas dengan fokus. Dia sudah melakukan kesalahan, hatinya tidak akan pernah tenang sebelum dia menemui Fika dan meminta maaf.
Pembelajaran Pak Fatah tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja ada edaran dari guru-guru agar semua siswa pulang saja dengan alasan guru-guru akan pergi ke sekolah lain untuk melakukan rapat penting.
Terdengar nyaring sorak bahagia bagi siswa SMA yang tiba-tiba saja dipulangkan, tentu saja biasanya harus lebih dari jam 3 menjelang sore baru bisa pulang.
"Tas nya aku bawa juga sekalian?" Gumam Yunita bertanya pada dirinya sendiri. Dia bimbang ketika melihat tas Fika, sedangkan Fika yang tak kunjung datang ke kelas juga.
"Biar aku yang bawa." Tegur suara lelaki yang tak lain adalah Anggi.
Yunita sampai melangkah mundur kaget karena mendengar suara Anggi, apalagi ketika Anggi yang tanpa segan mengambil tas Fika saat itu membuatnya semakin tak percaya saja.
Anggi tak berbicara banyak, dia kemudian berjalan gontai untuk keluar dari kelas.
"Eh. Tunggu!" Seru Yunita saat itu. Tak disangka Anggi benar-benar menghentikan langkah kakinya namun reaksi Yunita masih sama.
"Aku tahu kok rumah Fika." Jelas Anggi saat itu semakin membuat Yunita tak percaya.
Kemudian keduanya bersama keluar kelas berbaur dengan anak-anak lain.
Yunita tak berani satu langkah pun berjalan mendahului Anggi, entah saat Anggi berhenti beberapa saat dia juga akan ikut berhenti dan bingung. Namun Yunita masih mengikuti Anggi sampai ke parkiran motor.
"Mau ikut pulang bareng?" Tanya Anggi ketika melihat Yunita yang masih berdiri mengikutinya.
Yunita terperanjat lagi, mungkin tanpa sadar dia benar-benar mengikuti Anggi sampai di parkiran. Ketika melihat ke sekeliling matanya tak sengaja melihat pemandangan yang membuat dia melongo tak percaya. Tepat di pos satpam yang ada di gerbang, tampak Fika yang tertawa lepas.
"Apakah dia benar-benar Fika?" Saking tak percayanya melihat pemandangan yang membuat Yunita tak bisa berpikiran apapun lagi.
"Itu Fika!" Seru Yunita saat itu pada Anggi.
Anggi langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh Yunita, matanya langsung menangkap sosok Fika di sana.
"Oh ia." Jawab Anggi singkat. Kemudian Anggi mengendarai motor dan tanpa disangka dia menghampiri Fika.
Anggi tampak tersenyum menyerahkan tas pada Fika, begitupun sebaliknya Fika menerima tas itu tanpa terlihat reaksi biasa saja seperti tidak terjadi apapun.
Yunita sampai bungkam menyaksikannya, dia mematung dan tidak bisa mencerna kenyataan yang ada di hadapannya saat itu. Sebenarnya mereka berdua sama, sama-sama tak acuh, cuek, pelupa, atau sama-sama suka?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Aas Azah
Anggi itu cewek apa cowok kak,kok namanya kaya cewek🤔
2023-06-20
1