Leon duduk di kursi kebesarannya. Saat ini dirinya sedang berada di kantor. Kedua tangannya berada di kepala, dia tidak bisa fokus bekerja karena sedari tadi pikiran nya selalu tertuju kepada gadis 17 tahun yang masih duduk di bangku kelas 11.
Setelah dia memutuskan Raya tadi malam, Raya memblokir seluruh sosial media milik nya, termasuk aplikasi WA.
Leon menjadi tak tenang karena hal itu, dia merasa ada yang hilang di dalam hidupnya.
''Bukankah memang ini yang aku inginkan. Aku ingin membebaskan Raya dan aku ingin memperbaiki hubungan aku dan Karmila, aku ingin keluarga kecil ku menjadi keluarga yang harmonis tanpa adanya orang ketiga, tapi kenapa setelah Raya pergi, aku merasakan ada yang sakit di sudut hatiku? Ah ... Ternyata bocah itu telah berhasil membawa separuh hati ku,'' gumam Leon sembari menghembus nafas kasar.
Saat Leon masih terus kepikiran sama sosok Raya, tiba-tiba Karmila datang dengan membawa rantang.
Leon menyambut kedatangan sang istri dengan senyum mengembang.
''Mas, aku bawa makan siang untukmu,'' Karmila meletakkan rantang di atas meja, lalu dia mencium mesra pipi Leon.
''Oh, ternyata sudah waktunya makan siang,'' ucap Leon dengan jari telunjuk menggaruk kepalanya yang tak gatal.
''Iya, Mas. Kok kamu kayak orang bingung gitu?'' Karmila menatap lekat wajah tampan suaminya itu. Alis tebal, hidung mancung, serta rahang tegas, membuat siapa saja tak pernah bosan menatap wajah paripurna tersebut. Selama setahun terakhir Karmila memang pernah mengabaikan suami dan anaknya hanya kerena dia yang sibuk sendiri dengan teman teman nya, tapi saat ini Karmila berusaha untuk memperbaiki semuanya, karena dia tidak ingin kehilangan sang suami.
''Karena terlalu sibuk bekerja sehingga membuat Mas melupakan waktu makan siang,'' Leon beralasan.
''Kamu ini, untung saja aku ke sini membawakan makan siang untuk mu. Lain kali kamu jangan lengah lagi, Mas. Aku tidak ingin kamu sakit karena terlalu sibuk bekerja,''
''Iya, Sayang. Terimakasih, muahc ...,'' Leon menghadiahkan satu kecukupan mesra di bibir sang istri.
''Udah, yuk kita makan,''
''Suapin,''
''Iya suamiku,''
Karmila lalu menyuapi Leon, Leon pun berusaha untuk menghabiskan makanan yang di bawa oleh sang istri, dia selalu berusaha terlihat bahagia di depan Karmila supaya sang istri tidak menaruh curiga tentang dirinya yang pernah berhubungan dengan wanita lain.
* * *
Di sekolah, Raya mencoba bangkit dari keterpurukan, dia ingin membuktikan kepada Leon, kalau dirinya bisa hidup dengan bahagia tanpa Leon, dan dia mencoba menerima Gibran, sang ketua OSIS.
''Terimakasih Ray, aku senang bisa makan berdua dengan mu,'' ucap Gibran tersenyum simpul. Saat ini dia dan Raya sedang makan di kantin sekolah.
''Sama-sama Gibran,''
''Nanti, pulang sekolah aku antar, ya,'' Gibran tak ingin membuang buang waktu, karena merasa diberikan kesempatan, dia akan semakin gencar mendekati wanita yang dicintainya selama ini.
''Em ...,'' Raya tampak berpikir.
''Ayolah,'' Gibran terdengar memohon.
''Baiklah, Gib,'' jawab Raya tersenyum tipis.
''Yes!'' Gibran begitu kesenangan, repleks dia mengangkat kedua tangannya.
Melihat itu Raya jadi tertawa kecil, dan Gibran pun ikutan tertawa karena salah tingkah.
Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi Caca terus memperhatikan mereka dari meja lain.
Caca cemburu melihat kedekatan antara Raya dan Gibran, tapi sebisa mungkin dia tidak ingin marah kepada sahabatnya itu.
* * *
Saat jam pulang sekolah.
''Ayo, Ray.'' Caca menarik tangan Raya, mengajak Raya pulang bersamanya.
''Eh, sorry Ca, hari ini aku pulang sama Gibran,'' ucap Raya sungkan.
Mendengar itu, ada yang perih di sudut hati Caca. Dia menatap Raya dengan mata menyipit.
''Iya, Ca. Hari ini dan kedepannya, Raya biar aku saja yang jemput dan antar dia pulang,'' Gibran menimpali. Saat ini mereka bertiga masih berada di dalam kelas, sementara teman teman yang lain sudah keluar terlebih dahulu.
Seketika raut wajah Caca berubah.
''Oh, oke, baiklah,'' ucap Caca berusaha terlihat baik-baik saja.
Setelah itu Raya dan Gibran berjalan lebih dulu keluar ruangan, mereka berjalan berdampingan.
Sementara Caca berjalan di belakang mereka, susah payah dia menahan perasaan nya agar tak terlalu sakit melihat kedekatan antara sahabat dan pria yang dicintai.
Pun saat Caca sudah di dalam mobil, mobilnya tak kunjung dia lajukan, dia masih fokus melihat kedekatan antara Gibran dan Raya. Melihat ketika Gibran memasang helm di kepala Raya, dan melihat Raya saat menaiki motor ninja milik Gibran, lalu tangannya bergantung pada pinggang Gibran.
Sakit, tapi Caca tidak punya hak untuk memisahkan Raya dan Gibran.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
semangat berkarya thorrrr kuh
2023-05-24
0