Tampak seorang gadis belia cantik, sedang duduk di salah satu sofa yang berada dalam rumah Ustadz Sulaiman.
Ia baru saja di ikat oleh Zahra, sebagai calon menantunya. Siapa lagi dia, kalau bukan si Nining cantik.
"Sayang, kenapa harus di ikat anak gadis orang ... Nining masih sangat kecil, dia baru saja berusia 15 tahun, butuh waktu tiga tahun lagi, baru bisa menikah," ujar Ustadz Sulaiman karena Zahra kekeh ingin menjadohkan putranya dengan gadis itu, dengan alasan takut jika nanti Nining akan berpacaran dengan laki-laki lain jika ia tak segera mengikatnya.
"Mas Zaka kok gitu sih! Aku hanya tidak ingin jika nanti Niningnya di ambil orang, lagian Alzam juga tinggal di Mesir toh Mas, mereka juga berjauhan, aman dong dari zina Mas meski mereka bertunangan" ujar Zahra. Ustadz Sulaiman berpikir, memang benar apa yang di katakan istrinya, jika mereka berjauhan dan tak mungkin hubungan mereka berdua bisa menjurus ke zina.
Lain halnya dengan Alzam yang sedang duduk di bangku belakang rumah Abinya, setelah selesai ia bertunangan dengan Nining, sambil memainkan ponsel di tangannya.
Nining yang kebetulan lewat, tak sengaja melihatnya. Ia menghampiri Ustadz Alzam dengan membawa cemilan di tangannya.
"Assalamualaikum Kak Ustadz" Nining memberi salam pada Uztadz Alzam, dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. Ia memang memanggil Ustadz Alzam dengan sebutan 'Kak Ustadz'
Mengalih pandangannya. Melihat gadis itu sedang berjalan menghampirinya. "Waalaikumsalam"
"Buat apa Kak?" Tanya Nining polos.
"Main ponsel" jawab Ustadz Alzam tersenyum lembut.
Nining menggut-manggut dan duduk di dekatnya. "Kak Ustadz mau?" Tanya Nining mengangkat cemilan di tangannya.
Menggeleng. "Tidak, kau saja"
"Ini enak loh," mengambil salah satu cemilannya dan ingin menyuapi Ustazd Alzam.
Terdiam sejenak, kemudian Ustadz Alzam terpaksa menerima suapan gadis itu. "Bagaimana? Enakkan?" Tanya Nining mencondongkan dirinya pada Ustadz Alzam, dan memegang lengan pria itu. Membuat ustadz Alzam sedikit menarik wajahnya ke belakang karena Nining terlalu dekat dengannya. Gadis polos itu benar-benar membuatnya ingin jantungan dengan semua tingkah yang ia lakukan.
"I-iya, enak" ujar Ustad Alzam gugup sedikit menjauhkan tubuhnya dari gadis itu.
Tiba-tiba ia melihat gadis itu mencium pakaiannya. Alzam menyerjit saat melihat Nining mencium pakaiannya. "Ada apa?" Tanya Ustadz Alzam heran melihat tingkahnya.
"Apa aku bau ya Kak Ustadz?" Tanya Nining.
Ustadz Alzam semangkin bingung mendengar pertanyaan gadis polos itu. "Tidak, kau tidak bau"
"Kalau aku tidak bau, kenapa Kak Ustadz menjauh?" Tanya Nining, lagi-lagi dengan wajah polosnya.
Ustadz Alzam tersenyum kecut. Calon istrinya itu benar-benar membuatnya berpikir keras, apa yang berada di otaknya kecilnya, sehingga malah bertanya sesuatu yang tak pernah ia duga.
Tapi Uztadz Alzam juga mengerti kenapa gadis itu begitu polos, ia tau jika calon istrinya itu tinggal di pedalaman, dan tak pernah mengenal dunia luar. Jadi tak heran jika gadis itu sangat polos dan lugu.
"Tidak Nining, kau tidak bau" ujar Uztadz Alzam.
"Kak Ustadz, kenapa Kak Ustadz mau di jodohkan dengan aku? Apa kak Ustadz tidak punya kekasih?" Tanya Nining dengan mulut yang sibuk mengunyah makanan.
"Tidak, Abi dan Umma tidak mengijinkan kami untuk pacaran" jawab Ustadz Alzam terdengar lembut, karena pria itu memang sangat lembut.
Lagi-lagi Nining hanya manggut-manggut. Gadis itu sangat polos, dan menurut Ustadz Alzam, polosnya sangat kelewatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Arsyila Syafika
.
2024-06-12
0
ani surani
Nining masih polos, blm kena polusi 😁😁
2023-05-22
1
Happyy
💖💖💖
2023-05-22
1