***
Lena tergesa gesa pulang...
Dok! Dok! Dok!
Lena menggedor pintu depan dengan sangat panik. Diran dan bi Mari mulai membukakan pintu itu "Nona... Kenapa pakaian anda merah begitu?" Tanya Bi Mari membelalak begitu pun Diran yang ada di samping bi Mari. Mereka terbelalak kaget bersamaan setelah menyaksikan tumpahan darah tergambar jelas di pakaian mereka.
"Sayang apa yang terjadi?" pekik Diran kaget.
"Cepat bawa kemari!" Seru lena pada Yuda, Lena bahkan mengabai kan pertanyaan Diran, padahal Diran saat itu dengan setianya menunggu kepulangan istrinya dari tempat tak jelas menurut Diran.
Yuda pun mulai masuk kedalam rumah Diran. Lagi lagi Diran membelalak kan netranya karna kaget. Sebab Yuda masuk dengan menggendong seorang wanita berambut panjang yang tak sadarkan diri. Pakaiannya penuh noda dan sudah jelas jika wanita itu tampak tak sadarkan diri.
"Lena! Apa yang kau lakukan? Kenapa dengan wanita itu?" Tanya Diran menghampiri Lena dengan menggoes kursi rodanya dengan tangannya.
Lena menoleh dan malah marah padanya "Berisik! Kau diam saja, karna ini bukanlah urusanmu!" amuk Lena. Lena kembali mengabaikan Diran dan malah berbisik bisik dengan Yuda terkait ke adaan wanita tak di kenal itu.
"Bibi panggil Dokter Coules!" Pinta Lena. Bi Mari mulai berlari menuju telpon rumah lalu mengontek dr Coules.
Diran hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya saja karna ia tak habis pikir dengan kelakuan istrinya yang sungguh tak berperasaan. Yuda pulang tanpa pamit pada Diran, Diran bahkan tak tahu apa hubungan Lena dengan pria itu.
"Sayang. Kamu belum menjawab pertanyaanku! Kenapa wanita ini bisa sampai terluka parah begini! Apakah ini ada hubungannya dengan pria itu?" tanya Diran berharap sebuah jawaban.
Lalu Lena menoleh dan malah berbalik marah pada suaminya "Apaan sih mas! Udah deh... Ngapain sih di perpanjang lagi. Aku capek dan mau mandi lalu istirahat... Kamu ini makin hari bukannya bisa jalan. Ini malah makin bawel aja...." balas Lena seraya pergi membuang wajahnya jutek.
Astagfirullah... Lena Lena... Kelakuanmu makim hari makin tak terkendali. Jika aku tidak bersumpah pada mendiang ibumu untuk tak menceraikan mu. Mana bisa aku menahan diri dengan penghinaanmu yang makin menyiksa ku" Bisik Diran seraya menggelengkan kepalanya.
***
Dr Coules pun datang dan membersihkan luka lukanya. Ia menutupnya dengan perban "Dokter bagai mana keadaan wanita ini?" Tanya Diran cemas.
Dr Hanya menggelengkan kepalanya "Sebaiknya nona ini di bawa ke rumah sakitku saja untuk mendapatkan penanganan yang detail. Saya takut ia mengalami patah tulang" jelas sang dokter.
Diran setuju untuk membawa wanita itu ke rumah sakit "Tidak boleh! Jangan bawa dia ke rumah sakit!" Bentak Lena dari lantai atas. Diran dan dokter menatapnya yang berjalan tergesa gesa menuju arah mereka.
"Sayang apa maksudmu" Tanya Dinar melotot.
"Tidak! Aku tidak setuju! Dia akan hidup dan mati di sini... Ini keputusanku!' Sambung Lena lantang. Sontak Dr dan Diran pun melotot pada keputusan lena yang terdengar menjengkelkan.
"Hentikan kebodohan mu Lena! Kenapa kau makin keterlaluan! Teganya kamu menyepelekan nyawa seseorang hanya karna ke egoisanmu!" Bentak Dinar tak terima keputusan Lena.
"Lena katamu? Sejak kapan kau bisa memanggilku dengan namaku sendiri! Kau makin menjijikan Mas!" Teriak Lena menimpal kata kata Dinar.
"Tuan Dinar, tenanglah... Nampaknya nona ini sedikit sadar" Ucap Dr melerai pertikaian antara Dinar dan Lena. Seketika tatapan Lena dan Dinar mulai tertuju padanya...
"E-emmm... Di mana ini?" bisik wanita itu menatap langit langit rumah Dinar yang tinggi dan mewah bercat putih.
"Kamu sudah sadar?" tanya Lena mendekat dan tampak senang si raut wajahnya.
"Alhamdulilah..." bisik Dinar berdecak kagum... Ia sungguh bersyukur.
"Dimana ini?" Ucapnya lagi sembari mengingsut dan mulai bangun.
"Ini adalah rumah ku... Apakah kamu baik baik saja?" tanya Lena begitu khawatir.
"Seluruh tubuhku sakit..." Bisik wanita itu.
"...Kamu akan baik baik saja. Tadi kamu di tabrak orang dan aku yang menyelamatkan mu. Tampaknya kamu adalah korban tabrak lari" Jelas Lena bohong.
"Benarkah?" tanya wanita itu.
"Kamu akan segera sembuh... Oh ia. Siapa nama mu?" Tanya Lena tanpa sungkan.
"...Namaku, Syiren..." Jelasnya.
"Syiren... Oh nama yang bagus. Syiren, kamu menginap saja di sini. Aku akan mengajakmu berobat besok" Imbuh Lena tampak Akur.
Ada apa dengan Lena... Kenapa dia sangat baik pada wanita itu. Ini bukan Lena yang biasanya. Pasti dia sedang menyembunyikan sesuatu. Pikir Diran dalam hati.
Syiren di perlakukan dengan baik oleh Lena... Ia di beri kamar yang megah malam itu. Bahkan Diran tak pernah tahu rencana apa yang sedang Lena susun untuk Syiren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments