Ep_4..Berteman

"Jangan pikirkan hal itu karena itu semua sudah di tanggung oleh ku,sekarang kau harus memulihkan kondisi mu terlebih dahulu agar kau bisa bekerja lagi" kata Gerald mencoba memberikan pengertian pada gadis yang masih terbaring di ranjang pasien itu.

"Oh ya nama mu siapa, seperti nya kita belum kenalan aku Gerald dokter di rumah sakit ini" kata Gerald mencoba mengakrabkan diri dengan gadis itu.

"Saya Zeelzya panggil saja Zya,maaf jika merepotkan dokter" balas Zya membalas jabat tangan Gerald.

Gerald tersenyum dan mengacak rambut Zya dengan pelan,dia akan mencoba untuk berteman dengan Zya karena dia merasa Zya bukan lah gadis seperti yang sering dia temui.

Zya memiliki nilai lebih di mata Gerald yang notabene nya jarang berkomunikasi dengan wanita karena jika dia mengenal wanita maka yang mereka lihat adalah harta nya lebih dahulu.

Gerald sebenar nya sudah risih dengan para wanita yang masih saja mencoba mendekati nya setelah tau bahwa dia adalah keturunan keluarga Wilson,cih dia semakin jijik kepada wanita seperti itu.

"Apa boleh kalau sekarang kita menjadi teman?" tanya Gerald mencairkan suasana.

"Hahhh,teman apa dokter tidak malu berteman dengan saya yang tidak memiliki apapun yang bisa saya banggakan untuk menjadi teman anda" kata Zya masih merasa tidak percaya diri dengan diri nya sendiri.

"Asal kau tau aku juga sama seperti mu,aku tinggal di rumah kontrakan yang kecil asal bisa melindungi ku dari panas matahari dan dingin nya hujan..jangan merasa rendah diri karena manusia itu semua sama,so bagaimana apa kau mau menjadi teman ku?" jelas Gerald berusaha meyakinkan Zya agar Zya mau berteman dengan nya setidak nya dia memiliki teman yang benar-benar tulus berteman bukan hanya sekedar teman di saat butuh.

"Emmm,baiklah dok terimakasih karena dokter mau berteman dengan saya" balas Zya akhrinya mau berteman dengan Gerald yang menurut nya memang dari kalangan yang sama seperti nya.

"Baiklah karena sekarang kita sudah berteman jadi maukah kau bercerita mengenai kehidupan mu agar kita lebih akrab lagi" tanya Gerald mulai membuka percakapan.

Zya menatap Gerald dan melihat ke arah mata nya,dia mencari ketulusan dari ucapan Gerald dan dia tidak ingin hanya di manfaatkan oleh Gerald karena bagaimanapun juga dia dan Gerald baru kenal hari ini dan dia juga belum tau kehidupan dan latar belakang Gerald.

"Apa kau ragu padaku Zya?" tanya Gerald yang seakan tau keraguan Zya pada nya.

"Emmm,maaf dokter tapi saya belum mengenal anda dan juga anda belum tau saya seperti apa" jawab Zya sambil mengangguk mengutarakan isi hati nya.

Gerald tersenyum dan mengusap kepala Zya dan hal sekecil itu mampu membuat Zya terdiam karena untuk seumur hidup nya baru kali ini ada pria yang mengusap kepala nya karena selama ini Zya tidak pernah sekalipun memperdulikan lawan jenis.

Zya takut jika hati nya yang tidak pernah tersentuh itu mampu di masuki oleh Gerald,dia tidak tau apa yang Gerald inginkan dari nya hingga Gerald sangat ingin menjadi teman nya.

"Tenang saja,aku tidak akan berbuat jahat padamu..aku hanya ingin berteman dengan mu karena kau orang baik menurut ku dan juga kau sangat polos dan lugu aku tidak ingin ada orang lain yang memanfaatkan keluguan mu itu" jelas Gerald meyakinkan Zya karena dia memang hanya ingin sekedar berteman dengan Zya dan tidak memiliki niat jahat.

Gerald tau keraguan Zya karena dia seperti nya tidak pernah bersosialisasi dengan orang lain. selain pelanggan yang membeli dagangan nya..Gerald akan perlahan mendekati Zya sambil mencari tau tentang Zya seluruh kehidupan nya baik sebelum dan sesudah dia beranjak dewasa.

Bukan hal sulit untuk nya mencaritahu tentang Zya karena dia bisa meminta bantuan pada uncle nya Deril atau kakak nya Gian..dia akan mengirimkan pesan nanti pada mereka untuk meminta bantuan nya.

"Baiklah tapi apa dokter benar-benar tidak malu berteman dengan ku?" tanya Zya sekali lagi untuk meyakinkan diri nya bahwa Gerald tidak akan malu jika berteman dengan nya.

"Tenang saja aku tidak akan malu,lagi pun malu kenapa apa ada yang pernah membully mu sampai kau tidak ingin memiliki teman hm.. cerita saja karena aku tidak akan menghujat atau menilai rendah dirimu" balas Gerald lalu mencoba menggenggam tangan Zya namun segera Zya tarik tangan nya agar Gerald tidak bisa menyentuh nya.

"Maaf jika aku terlalu tidak sopan..aku hanya ingin memberikan semangat kepada mu agar kau tidak merasa minder lagi..maaf jika membuat ku tidak nyaman" jelas Gerald lalu tersenyum kecil dan mengusap rambut Zya yang sedikit lepek mungkin dia belum keramas dan Gerald tidak masalah dengan itu.

Zya hanya mengangguk lalu tersenyum tipis,dia belum terlalu yakin dengan ketulusan Gerald yang ingin tulus berteman dengan nya..pengalaman nya mengajarkan Zya agar lebih hati-hati lagi dalam menerima seseorang yang ingin memasuki zona nyaman nya.

Ya selama ini Zya hanya nyaman di zona yang dia ciptakan hingga dia tidak ingin keluar dari zona nyaman nya itu, Zya juga belum bisa melupakan sakit hati nya setelah dia di buang oleh kedua kakak kandung nya hanya karena dia di anggap sebagai penyebab kedua orangtuanya meninggal.

Tak ada yang tau fakta mengenai Zya yang sebenar nya karena hanya tuhan yang tau fakta apa yang bisa membuat kehidupan Zya berbanding terbalik 180 derajat dari sebelum nya.. selama ini Zya menjalani kehidupan nya dengan penuh semangat tapi tak ada yang tau di balik senyum cerah nya,di balik wajah ceria nya sebenar nya Zya menyimpan sejuta kesedihan dan kerinduan pada kedua orangtuanya.

Zya hanya bisa mendoakan kedua orangtua nya dalam diam dan sesekali berusaha untuk mencari tau dimana makan kedua orangtuanya yang mungkin sudah di pindahkan oleh kedua kakak nya.

Seingat Zya waktu dia menghadiri pemakaman kedua orangtua nya, Zya hanya bisa melihat sebuah rumah yang sudah tua namun masih terlihat cantik dan elegan meskipun banyak di tumbuhi tanaman rambat di lantai dua yang menggantung.

Di rumah itu tampak sebuah tulisan VILLA GLOW yang terpampang jelas di depan rumah atau villa itu..sekitar 200 meter dari area pemakaman di sebrang jalan persisi pintu masuk menuju area pemakaman.

"Hey,kenapa melamun?" tanya Gerald mengejutkan Zya yang tengah termenung.

"Hah,apa..maaf dok saya hanya merindukan mommy dan Daddy saya" ujar Zya sambil tertunduk sedih karena tak mau Gerald mengetahui bahwa dia kini hendak menangis jika mengingat kedua orangtua nya yang telah tiada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!