“Kamu mau apa? Jangan bunuh diri.”
Reagan membuat sayatan di tangannya hingga mengeluarkan darah segar, menekan sisi lukanya hingga luka sayatannya mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Reagan meneteskan darahnya ke atas kursi di samping Bianca, hingga di rasa cukup.
“Reagan kamu apa-apaan!” Bentak Bianca khawatir.
“Duduk sini,” titah Reagan sambil menunjuk kursi yang sudah terkena darahnya.
“Tidak mau,” tolak Bianca.
“Cepat,” titah Reagan dengan wajah mengintimidasi.
Dengan berat hati Bianca mengikuti perintah Reagan dan duduk tepat di kursi darah Reagan menetes. “Sekarang apa?” tanya Bianca masih tidak mengerti maksud Reagan.
“Pulang dan bilang pada tante Fiona kalau kamu datang bulan.”
Mata Bianca berbinar ia tidak menyangka Reagan secerdas ini, namun Bianca memandangi luka di tangan Reagan. “Tapi tangan Reagan jadi terluka,” ucap Bianca sedih.
“Tidak apa-apa, ini luka kecil. Kamu pulang saja.”
Bianca teringat dengan kotak P3K yang tersedia di kelasnya. Ia mengambilnya dan mendorong tubuh Reagan perlahan agar duduk. Sementara Bianca mengeluarkan cairan antiseptik dan menarik tangan Reagan yang terluka.
Bianca membersihkan luka Reagan lalu menutupnya dengan plester.
“Terima kasih,” ucap Reagan. Ia sangat merindukan sikap perhatian Bianca. Bahkan ia masih teringat saat pertama kalinya Bianca menemuinya di UKS.
Bibir Bianca tersenyum dan kembali merapikan kotak P3K.
Ponsel Bianca yang tergeletak di atas meja kembali menyala. “Tante Fiona menelepon lagi,” ujar Reagan memberitahu.
Bianca kembali menghampiri Reagan dan mengambil ponselnya. “Iya Mom,” sapa Bianca.
[Ayo cepat nanti terlambat!]
“Bianca menstruasi Mom, tembus sampai ke rok luar. Malu mau pulang masih banyak murid lain, tunggu lima belas menit lagi ya mom,” ucap Bianca dengan nada memohon.
Mendengar kabar baik itu membuat Fiona merasa tenang. [Baiklah mommy tunggu lima belas menit ya.]
“Iya mom.” Bianca mematikan sambungan teleponnya dan ikut duduk di samping Reagan.
Bianca memandangi wajah Reagan dengan saksama, ternyata lebih tampan.
“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Reagan dengan perasaan risi.
“Enggak papa,” jawab Bianca santai tanpa mengalihkan pandangannya.
Reagan menutup mata Bianca dengan tangannya, ia mengecup bibir Bianca sebelum melarikan diri.
Saat matanya terbuka Bianca meraba bibirnya yang mendapat kecupan singkat dari Reagan. Dada Bianca berdebar sangat kencang, ia bahagia bukan main. Ia pikir Reagan sudah melupakannya, namun melihat sikap Reagan dapat Bianca pastikan jika Reagan masih menyimpan rasa cintanya.
“Aaaaa,” teriak Bianca kencang meluapkan rasa senangnya. Ia berlari keluar dari kelas untuk menyusul Reagan namun ia tidak melihat tubuh Reagan di segala penjuru. Akhirnya Bianca memilih berjalan menuju tempatnya di jemput.
“Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tanya Fiona melihat wajah Bianca yang berseri-seri.
“Enggak kenapa-kenapa,” jawab Bianca lalu masuk ke dalam mobil.
Fiona ikut masuk ke dalam mobil. “Pulang saja pak,” titah Fiona. Karena bertemu dokter pun sudah terlambat. Yang penting Bianca baik-baik saja.
***
Sore harinya Bianca merasa bosan, tugas sekolah sudah ia selesaikan. Kini Bianca merebahkan tubuhnya, seperti biasanya Bianca memilih menonton film jika merasa bosan.
Setengah jam berlalu rasanya bosan. Bianca teringat akan Reagan, ia memasangkan headphone dan menghubungi Reagan dengan video call.
Begitu terhubung Bianca senang bukan main, ia menampilkan senyuman di bibirnya. Dari layar ponselnya Bianca melihat Reagan yang sedang berada di ruang kerjanya.
[Ada apa?]
“Tidak ada apa-apa. Bianca hanya merindukan Reagan saja, tidak boleh?”
Reagan tidak menjawab apa-apa, namun dari layar ponsel Bianca seperti Reagan menaruh ponselnya dan kini Bianca dapat lebih leluasa memandangi Reagan yang tampak fokus pada pekerjaannya. “Enggak capek kerja terus?” tanya Bianca.
[Enggak, lagi pula ini untuk masa depan kita.]
Ucapan Reagan berhasil membuat pipi Bianca merah padam. Reagan memikirkan masa depan dirinya, Bianca dan janin yang di kandung Bianca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Qillah julyan
lanjut🥰
2023-05-21
0