Sebuah mobil Alphard hitam berhenti di depan rumah sakit ternama. Chana dengan perlahan turun dan langsung berjalan menuju ruangan Misha di rawat.
Kakinya melangkah sedikit cepat karena Chana merasa tidak sabar ingin segera menemui Misha dan menjelaskan bahwa ia tidak bersalah dalam hal ini.
Ketika sampai di depan pintu ruangan Misha, Chana terdiam dan menghela nafas. Chana mencoba untuk mengatur nafasnya agar tetap tenang.
Namun, ketika Chana baru membuka pintu, terdengar suara teriakan Misha yang memilukan.
"AAAAAAAAAAAAAAAHK! JAHAT, KALIAN SEMUA JAHAAAAAT! CHANA, AKU AKAN MEMBUNUH MU!" teriak Misha memberontak.
DEG
Chana pun tertahan dan seketika jantungnya berdegup kencang. Nyalinya langsung menciut usai mendengar amukan Misha.
"Misha, tenangkan dirimu. Semuanya bisa kami jelaskan sayang." Nyonya Tirana mencoba untuk menenangkan putrinya.
Chana pun berusaha untuk tegar dan berusaha untuk membantu mamahnya untuk berbicara kepada Misha.
Ketika Chana membuka pintu lebar-lebar, kini raungan Misha berhenti dan ia fokus menatap Chana yang terlihat tertunduk.
Chana masih berdiri di dekat pintu, kakinya cukup sulit untuk mendekati Misha yang nampak pucat dan terlihat raut wajahnya yang sedang menahan sakit yang teramat.
"Misha? kau sudah sadar?" kata-kata yang keluar dari bibir Chana dengan kaku.
"Cih!" Misha berdecak dan tersenyum sinis. Misha tidak percaya jika adiknya yang pengkhianat berani datang dan menanyakan kabarnya.
"Misha, aku bisa jelaskan semuanya padamu, sungguh aku juga tidak menginginkan hal ini terjadi," jelas Chana dengan cepat.
"Aku tidak ingin melihat wajahmu, aku tidak ingin mendengar suaramu, aku tidak ingin BERBICARA DENGAN WANITA LICIK SEPERTI MU!" teriak Misha sudah tak dapat menahan diri.
"MISHA! INI SALAHMU JUGA KENAPA KAMU BERBOHONG KEPADA SEMUA ORANG JIKA SELAMA INI KAMU SAKIT!" Chana pun menaiki suara karena ia sendiri tidak tahan dengan tuduhan Misha kepadanya.
Misha pun tertegun mendengar adiknya yang hanya berjarak setahun dengannya berteriak padanya. Misha tersenyum sarkas dan menatap Chana dengan intens dari kejauhan.
"Apa yang kamu harapan Chana. Aku berharap jika waktu aku berkata jujur dan akhirnya semua orang tahu jika aku sakit dan akhirnya perjodohan di batalkan dan pada akhirnya kamulah yang akan menggantikan aku untuk di jodohkan dengan Asdam. Aku tahu kamu selalu merasa iri dengan ku," ujar Misha membuat Chana langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak, Misha! aku sama sekali tidak mengharapkan perjodohan ini. Mamah dan papah yang sudah melakukan kesepakatan ini," jelas Chana.
Misha pun tertunduk lesu. Air matanya sudah tak dapat ia bendung lagi. Kini semua orang tahu ia sakit parah. Keluarga tega mengkhianati dirinya, dan Misha mengira jika Asdam pun meninggalkan dirinya karena dirinya penyakitan.
Di tinggal kekasih dan di khianati adiknya membuat Misha bener-benar hancur.
"Hiks...hiks... mengapa Tuhan tidak mencabut nyawaku saja, mengapa Tuhan memberikan ku sakit seperti ini. huu..uuu..uuu." suara Misha sungguh memilukan. Mama Tirana pun hanya bisa duduk di sofa sambil menutupi wajahnya. Sungguh Mama Tirana pun merasa gagal menjadi seorang ibu.
Chana pun terlihat berantakan melihat keluarganya seperti ini. Chana pun mencoba untuk mendekati Misha dan berusaha untuk memeluknya.
Chana berjalan dengan perlahan sampai akhirnya ia berdiri tepat di samping Misha yang sedang menangis sesenggukan.
Chana pun memegang pundak Misha dengan perlahan.
"Misha, maafkan aku, aku melakukan ini demi keluarga kita," ujar Chana.
Tetapi tiba-tiba Misha mendorong Chana dengan kuat dan tangannya langsung mengambil gelas yang ada di lemari kecil di samping tempat tidurnya.
PRAAAANG!
Gelas itu tepat mengenai kening Chana sampai pecah, bahkan ada beberapa pecahan gelas yang menancap di kening Chana.
"MISHAAAAAAAA!" teriak Mama Tirana yang langsung menarik Misha yang terlihat ingin turun dari kasur dan mencelakai Chana kembali.
Chana pun hanya terdiam karena syok. Chana belum sadar jika darah segar kini sudah menetas ke lantai.
"Mama lepaskan aku! Biarkan aku membunuh wanita itu!" teriak Misha memberontak.
PLAK!
Suara tamparan itu pun langsung membuat suasana menjadi hening.
Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Terlihat seorang pria berpawakan tinggi dan putih mancung terlihat panik ketika melihat darah terus mengalir dari kening Chana.
"Ziga, tolong kamu bawa keluar Chana dari ini," suara Mama Tirana membuyarkan kepanikan Ziga yang tertahan sejenak.
Ziga?
Chana pun terkejut melihat pria itu datang secara tiba-tiba.
Pria yang bernama Ziga pun berlari dan langsung menghampiri Chana.
"Apakah kamu baik-baik saja? mari ikut denganku," ucap Ziga dengan lembut menarik tangan Chana.
Chana pun hanya bisa mengikuti Ziga dengan pasrah.
Sedangkan Misha, dia hanya bisa terdiam usai mama Tirana menamparnya. Tatapannya sangat mematikan melihat adiknya pergi meninggalkan kamar.
Mama Tirana yang tidak ingin Misha semakin parah pun terpaksa memanggil dokter agar memberikannya obat penenang.
Di sisi lain, di ruangan lainnya, Ziga meringis ngilu ketika seorang perawat mencabut beling kecil yang menancap di kening Chana.
Namun Chana terlihat melamun dan tidak mempedulikan rasa sakit yang ada di keningnya. Rasa sakit yang ada di dalam hatinya lebih besar dari pada luka ini.
Ziga yang melihat raut wajah Chana hanya bisa terdiam dalam luka yang cukup dalam juga.
Bagaimana tidak, mereka sudah berkomitmen setelah pernikahan Misha dan Asdam, Ziga akan datang untuk melamar Chana.
Namun Ziga baru saja mendapatkan telpon dari Misha jika wanitanya telah menikah dengan Asdam.
Ziga pun terkejut dan juga langsung memesan tiket dari luar kota.
Setelah perawat telah menjahit kening Chana, perawat itu pun permisi. Kini tinggal Chana dan Ziga yang ada di ruangan itu.
"Apakah sudah merasa lebih baik?" tanya Ziga.
Chana pun menatap mata Ziga. Rasa sakit dan perasaan tidak berdaya pun membuat Chana sulit untuk menjelaskannya pada Ziga.
"Aku rasa kamu sudah tahu jika aku menggantikan posisi Misha untuk menikah dengan keluarga Marquez. Asdam tidak ingin menikah dengan wanita yang berpenyakitan, jadi terpaksa perjodohan di tukar. Ini sudah keputusan keluarga, jadi aku tidak dalam menolaknya," jelas Chana dengan memalingkan wajahnya. Jujur, Chana sendiri tidak tahan melihat raut wajah Ziga yang terlihat sangat terpukul.
"Kamu seharusnya bisa membicarakan ini padaku. Aku sudah menyiapkan segalanya untuk melamarmu," ucap Ziga dengan nada tak percaya.
"Maafkan aku," ujar Chana yang langsung turun dari ranjang dan berniat untuk pergi. Berada di dekat Ziga membuat Chana semakin sulit untuk bernafas.
Ketika Chana akan keluar, Ziga tiba-tiba saja berlari dan menghentikan Chana. Ziga langsung menarik Chana dan langsung memeluknya.
Semua ini benar-benar seperti mimpi. Satu Minggu sebelum ia pergi ke luar kota, mereka baru saja membuat komitmen untuk hidup bersama sampai menua, namun...
Ziga ingin memeluk erat Chana dan berharap jika semua ini hanyalah mimpi..
(Jangan lupa like dan komen ya;)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
tragis jg kisah cinta itu
2023-05-20
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Chana selalu di salahkan dan di tuduh...😏😏
#Sebel aku dengan kisah nya#
2023-05-20
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Akibat ulah PERJODOHAN, 😠dan KESERAKAHAN kedua orang tua..
Chana lah yang menjadi Korban...🥺🥺
#miris# 😭😭
2023-05-20
1