Usai sarapan pagi, semua orang akhirnya pergi dengan segala kesibukannya masing-masing. Tinggal Chana dan Alden yang masih ada di rumah. Ini adalah hari Minggu, jadi Alden tidak masuk ke sekolah.
Chana pun mencoba untuk menyapa Alden sebelum dia pergi ke butiknya.
"Hay adik ipar, inikan hari Minggu, apa kegiatan mu kali ini?" sapa Chana.
Alden yang baru saja selesai makan tidak menjawab pernyataan Chana. Tatapannya acuh tak acuh. Alden pun mengelap mulutnya menggunakan tisu dan berjalan mengambil sekotak susu di dalam kulkas.
Chana hanya bisa bisa memanyunkan bibirnya karena di cuekin oleh adik iparnya.
Ketika akan melawati Chana, Alden pun berhenti membuat Chana tersenyum. Chana mengira jika adik iparnya akan menyapanya, tapi nyatanya...
"Aku ingatkan kau agar tidak berbicara padaku. Satu lagi, keputusan mu untuk ikut membohongi kak Asdam adalah perbuatan yang sangat salah. Kau akan merasakan akibatnya jika sampai kak Asdam tahu yang sebenarnya," ucap Alden dengan wajah datar. Ke dataran pada wajahnya melebihi kakaknya.
Chana pun hanya bisa terpaku dan tak bisa berkedip sesaat setelah Alden mengatakan hal itu. Tidak menunggu lama, Alden pun kembali berlalu meninggalkan Chana seorang diri.
Seorang pelayan pun menghampiri Chana yang masih mematung melihat kepergian adik iparnya yang sudah menakut-nakuti dirinya.
"Nona Chana, apakah anda telah selesai?" tanya seorang pelayan dengan pelan.
"Oh, iya iya, saya sudah selesai, maaf tidak bisa membantu membersihkan ini," jawab Chana dengan ramah.
"Tidak apa Nona, semua ini sudah menjadi tugas saya," jawab pelayan.
"Aku ingin bertanya, apakah adik iparku itu memang seperti itu?" tanya Chana berbisik..
"Em, tuan muda Alden memang seperti itu, dia sangat pendiam dan cenderung tidak mau berbicara jika tidak di tanya. Bahkan hanya orang-orang tertentu yang mau tuan muda jawab," jelas pelayan itu.
"Oooo, begitu. Hem, kasihan mamah, dia pasti sedikit kesulitan memiliki anak seperti itu," gumam Chana namun masih terdengar oleh pelayan.
"Tapi Nona Chana, Nyonya dan Tuan tidak pernah perduli dengan Tuan muda Alden. Dulu, mereka juga tidak perduli dengan Tuan Asdam, mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Aku justru kasihan pada tuan muda Alden, ketika dia sakit, tidak ada perduli. Kami juga hanya bisa diam karena tuan muda Alden tidak mau kita sentuh," jelas pelayan berbisik.
Chana pun mengangguk mengerti. Jadi, Alden seperti ini karena dia kurang perhatian dari orang tuanya. Hmm, anak yang malang. gumam Chana dalam hati.
Dreeeeet
Dreeeeet
Dreeeeet
Suara ponsel mengalihkan pembicaraan mereka. Chana melihat ibunya menelpon padanya. Chana pun berdiri dan berjalan menjauh dari pelayan.
"Hallo, mah?" sapa Chana ketika dia berada di bagian kolam renang. Chana tidak sadar jika Alden kini memantaunya dari atas.
"Sayang, kakakmu telah siuman, namun dia-"
"Kenapa dengan Misha, mah?" tanya Chana tidak sabar.
"Mamah menceritakan jika pernikahannya di gantikan oleh mu," jelas mama Tirana.
"Aku akan segera ke rumah sakit!" sahut Chana yang langsung mematikan teleponnya..
...****************...
Di sisi lain, terlihat Asdam yang sudah berada di ruangan kejayaannya. Statusnya yang sebagai CEO di Grup MRZ membuatnya semakin di segani.
Sekertaris Rein pun masuk dan memberikan informasi kepada Asdam.
"Tuan, ini adalah foto-foto Nona Misha dengan kekasih barunya," jelas Sekertaris Rein memberikan sebuah tab penuh dengan bukti-bukti.
Asdam melihat foto-foto mesra Misha dengan pria lain. Rahangnya mengeras dan matanya memerah merasa tidak percaya.
PRAAAANG!
Asdam dengan gila membanting tab hitam itu dengan keras.
"Dapatkan mereka sampai dapat, aku ingin melihat wajah mereka berdua!" titah Asdam dengan tegas.
Sekertaris Rein pun hanya bisa membungkuk dan memunguti tab yang remuk karena di hantam dengan keras ke lantai oleh Asdam.
Sekertaris Rein pun keluar ruangan Asdam dan berdiri mematung di depan pintu ruangan Asdam.
Sekertaris Rein mengingat pertemuannya dengan Nyonya Beckham.
Flashback
"Misha koma, dia ternyata memiliki penyakit yang cukup parah. Apakah Asdam tahu soal ini?" tanya Nyonya Beckham malam sebelum hari H.
"Tidak Nyonya. Di saat mereka sama-sama melakukan cek up, Nona Misha dan Tuan muda Asdam sama-sama bersih dan tidak ada penyakit berbahaya," jawab sekertaris Rein memberikan kesaksian pada kala itu.
"Wanita itu pasti berbuat curang dan memanipulasi hasilnya. Dia takut jika perjodohan ini di tukar oleh adiknya. Dia benar-benar serakah dan licik," umpat Nyonya Beckham tidak percaya. "sekertaris Rein, cari tahu apakah benar Misha telah berbohong kepada kita semua?" perintah Nyonya Beckham.
Setelah menyelidiki, kini dua keluarga besar duduk bersama untuk mendengarkan dokter yang sudah memeriksa Asdam Misha pada kala itu.
"Pada saat itu Nona Misha sudah di diagnosa memiliki penyakit kanker serviks pertama. Kami sudah memperingatinya agar langsung melakukan operasi karena kanker ini cukup ganas. Namun sampai saat ini kami tidak mendengar kabar dari Nona Misha, saya kira dia sudah melakukan pengobatan di luar negeri," jelas dokter.
BRUAK!
Tuan Bealonza pun mendobrak meja dengan kuat setelah mendengar jika putrinya sudah membohongi mereka semua.
Sungguh Tuan Bealonza sangat malu di depan Tuan Paulo dan juga Nyonya Beckham.
"Tuan Paulo, sungguh kami juga tidak tahu jika putri kamu sudah berbohong kepada kita semua selama ini. Sebagai gantinya, bagaimana jika putriku Chana yang menggantikan posisi Misha?" ujar Paulo.
"Pah! aku tidak bisa menggantikan Misha. Aku tidak setuju dengan perjodohan ini. Jika memang pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan, batalkan saja perjodohan ini!" sahut Chana tidak terima.
"Jika perjodohan ini di batalkan, kalian harus membayar denda," sahut Nyonya Beckham dengan santainya.
Mendengar hal itu, Nyonya Tirana pun langsung mendekati putrinya dan berusaha untuk berbicara baik-baik dengan Chana.
"Jeng, aku mohon izinkan aku berbicara berdua dengan Chana. Saya bisa pastikan jika besok pernikahan tetap akan berjalan lancar," bujuk Nyonya Tirana.
"Baiklah, aku tunggu kabar baiknya secepatnya."
"Tapi, apakah Asdam akan terima jika perjodohan ini di tukar?" tanya Tuan Bealonza.
"Kalian tenang saja, aku akan mengurus sisanya," sahut Nyonya Beckham.
Ketika sudah berada di dalam mobil, Nyonya Beckham memerintahkan Sekertaris Rein agar dia memberikan saksi palsu jika Misha telah berselingkuh dan kabur.
"Sekertaris Rein, kita harus membuat Asdam yakin jika Misha telah kabur dengan selingkuhnya. Jangan sampai Asdam tahu jika Misha sakit. Kita tahu jika hubungan Misha dan Asdam sudah cukup dekat. Aku tidak ingin Misha menjadi menantu ku. Dengan penyakitnya sekarang ini, aku yakin jika wanita itu tidak bisa melahirkan anak untuk keluarga Marquez."
Meskipun ragu, namun sekertaris Rein tetap menganggukkan kepalanya.
"Baik, Nya-"
(Jangan lupa like dan komen ya;)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Alya lii
a ga mau maraton bacanya, pelan2 sambil menghayati 😁
2023-05-29
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Semangat Kakak....🥰🥰
Like...Like..Like...👍🏻👍🏻👍🏻
2023-05-19
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Memang benar apa yang di katakan Alden..lebih baik Chana harus berkata jujur dengan Asdam mengenai masalah Misha yang sebenarnya...
2023-05-19
1