Aku Dan Diriku Bab 5

Aku Dan Diriku Bab 5

Dus minggu akhir akhir ini aku terlalu sibuk mengurung diri, menghawatirkan sesuatu yang bahkan mungkin belum tentu terjadi.

Beberapa dari teman teman ku menghubungi ku, mengajak aku untuk pergi berlibur, namun beberapa kali juga aku menolak nya karena kondisi pikiran ku yang sedang tidak karuan.

....

Satu malam aku tak sengaja mendengar percakapan ayah dan mamah, mereka ingin mengatakan sesuatu pada ku, namun aku tak tahu itu apa.

"Ayah pokoknya kasih tahu ya anak itu kalo nggak ya dia keenakan, apa apa sudah tersedia tinggal pakai! Kita yang susah susah dia yang enak!"

"Iya besok ayah yang bilang sama dia, sudah seharusnya dia mengerti"

"Iya lah, tahu enak saja. Lagian itu anak makin sini tuh keterlaluan ayah, dia sudah tak mau mendengarkan aku!"

"Iya nanti besok ayah yang bicara dengan dia"

Keberadaan ku sedang di dalam kamar, dan aku mendengar jelas semua nya. Entah apa yang akan ayah bicarakan, apapun itu semoga aku bisa kuat menghadapi nya. Karena jujur setiap kali aku bicara dengan ayah aku selalu tak bisa menahan air mataku, selalu saja ingin menangis. Mungkin karena ayah satu satu nya harapan kebahagiaan ku.

Pagi ini aku bangun seperti biasa, bangun mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.

"April kemari sebentar"

Tiba-tiba ayah memanggil sebelum aku hendak pergi bekerja.

Aku menghampiri ayah, duduk lalu mencoba untuk mendengarkan apa yang akan ayah sampaikan.

"Mulai sekarang jika kamu ingin menggunakan air ambil sendiri di sumur dekat rumah ini. Kami sedang kesusahan air, kecuali jika kamu mampu membayar dan jika tidak ambil lah usaha sendiri untuk mendapatkan nya!"

"Iya. Kalau gitu april pergi dulu assalamualaikum"

"Hm waalaikumsalam"

Ternyata soal air, bertambah lagi satu PR untukku.

....

Pekan ini aku putuskan untuk pergi berlibur sendiri, karena selain ingin menenangkan pikiran juga aku ingin sedikit berbelanja untuk kebutuhan ku.

"Mah aku ambil yang ini yah?"

"Iya sayang boleh ko yang mana?"

"Yang ini mah sebelah kanan, boleh?"

"Iya sayang, yang ini?"

"Hum iya mah yang itu bagus nggak?"

"Uhm bagus sih, tapi ko ini seperti nya untuk orang dewasa nak"

"Hehe kan aku beli nya untuk ayah, nggak apa apa kan?"

"Ya ampun anak mamah pintar sekali sayang, boleh dong boleh sayang"

"Yeayy asikk"

"Saya ambil ini satu ya bu"

"Baik bu sebentar ya"

Saat di pusat perbelanjaan aku melihat ibu dan anak yang sangat bahagia, mungkin membelikan hadiah untuk sang ayah.

Melihat itu semua membuat ku teringat dengan ayah, kami dulu sedekat itu. Apa ayah masih ingat kenangan kenangan yang membahagiakan saat itu?

....

Waktu nya makan siang, sekarang aku sedang berkeliling mencari tempat makan.

Pikiran ku masih tertuju pada kejadian tadi, ingatan ku pada ayah semakin kuat. Aku rindu ayah.

"Maaf permisi kak, boleh aku ikut makan di meja ini?"

Tiba tiba ada seorang gadis dengan membawa nampan berisi makanan nya.

"E-eh iya? Boleh silahkan"

Aku segera membereskan meja, yang sedikit berantakan oleh makanan makanan ku.

Ternyata aku sedang melamun di tengah keramaian cafe ini. Entahlah sejak kapan jadi se ramai ini.

"Terimakasih ya kak, maaf jadi ganggu makan siang nya"

"Iya nggak apa apa kak santai aja, silahkan"

"Iya, soalnya cafe nya penuh banget sampe nggak ada tempat duduk, untung masih ada kakak yang sebelahnya masih kosong hehe"

"Ohh gitu, hehe iya kak"

" Baiklah, boleh aku makan sekarang?"

"Iya kak boleh silahkan, kenapa jadi tanya ke saya?"

"Soalnya kakak nya keliatan nggak nyaman, beneran nggak apa apa aku ikut makan disini? Soalnya udah nggak ada tempat lagi"

Dia bercerita panjang, ya ampun padahal aku tak berfikir seperti itu.

"Nggak apa apa kak, mari makan bersama"

"Ah iya baik terimakasih ya"

"Iya kak sama sama"

Akhirnya kami sibuk dengan makanan kami masing masing, aku sibuk dengan makanan ho dan pikiran ku.

"Akhirnya selesai juga, ahh kenyang nya"

"Hehe"

"Oh iya namaku shila, umurku 18 tahun dan aku masih pelajar. Uhm akhir semester sih hehe"

Dia mengulurkan tangan nya untuk bisa berjabat tangan dengan ku, dengan cepat aku sambut uluran tangan itu.

"Ah iya aku april, umurku 18 tahun dan aku sudah bekerja, salam kenal ya shila"

"Wah ternyata kita seumuran? Tapi ko kamu udah kerja?"

"Hehe iya aku nggak lanjut sekolah soalnya, maaf tapi nggak apa apa kan kalo aku panggil kamu dengan nama langsung?"

"Nggak apa apa dong santai aja toh kita seumuran kan"

Kami berbincang-bincang cukup lama hingga hampir mejelang sore baru kami berpisah. Menyenangkan sekali untuk teman yang baru saja aku kenali hari ini, anak yang periang lucu dan juga cantik tentunya.

...

Malam ini tak jauh berbeda dari malam sebelum nya, sepertinya rumah ini akan hilang jika tak ada keributan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!