Nerin wanita itu masih saja memijit kedua kakinya , sembari menghela nafas berulang ulang .
Bagaimana jika dirinya tidak bisa mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit sang putra Besok .
Apakah jalan satu satunya meminta tolong dengan sang suami . Apa dirinya bisa menjelaskan alasannya .
Memikirkan itu kepalanya semakin berat .
Tok tok tok
" Ner apa kamu ada di dalam ? " tanya Kinan memastikan
Wanita itu jelas tau betul jika sang sahabat pasti akan istirahat di dalam toilet . Jika tidak , teman Kerjanya yang membenci Nerin pasti akan mengatakan hal buruk .
Nerin wanita itu jelas selalu menghindar dan mengalah . Bukan dia takut hanya saja tidak ingin menambah masalah . Apa lagi di tempat kerjaanya .
Wanita itu merasa sangat lelah harus mencari pekerjaan baru . Tentu saja akan membuang waktu .
ketukan pintu toilet yang sedang di tempatinya membuatnya sedikit terkejut , Bersaaman dengan pangilan namanya dan nada suara itu . Jelas sangat mengenalnya .
" Ya kin ." Sahut Nerin dari dalam mulai beranjak dari atas closed dengan perlahan wanita itu membuka pintu .
" Aku tadi sudah beli makan sekalian buat kamu . Kita makan bersama yuk . " Kata Kinan , menoleh melihat Nerin yang mulai menghampirinya .
Nerin dia mencuci tanganya di wastafel samping Kinan .
" Aku tidak terlalu laper kin . " Kata Nerin .
Membuat Kinan mengehela nafas " Aku tau perasaan mu Ner . Tapi , tidak bisakah kamu menjaga tubuhmu . Jika kamu lemah apakah kamu bisa bekerja dengan tenang dan berfikir dengan tenang . " Kata Kinan
Nerin terdiam mencerna setiap ucapan kinan sahabatnya , pada akhirnya dia pun mengagguk kecil .
" Gitu dong , harus tetap semangat ! " kata Kinan , Nerin mengembangkan senyum .
Kedua wanita itu keluar dari toilet menuju pantri .
...----------------...
Di ruangan yang cukup luas seorang pria tegas nan dingin duduk di kursi kebesaranya . ketukan pintu mengalihkan pandanganya
Tok tok tok
Masuk
" informasi apa yang kau dapatkan ? " tanya Erlangga , setelah mengetahui siapa yang telah mengetuk pintunya .
Aldi mendekati Bosnya lalu menyerahkan ponselnya .
Erlangga menautkan ailisnya lalu berkata " Dia siapa Al ? itu anak siapa ? Kenapa istriku mengendongnya . " Cecar Erlangga nampak kesal melihat istrinya mengendong anak kecil .
" Entah lah Tuan . Saya belum mendapatkan informasi lagi ." Kata Aldi
" Gld . grup . keuntungan yang di dapat dari perusahan itu cukup bagus . Namun tidak mementingakn kondisi di luar tuan , Apa kah tuan yakin . Ingin membeli saham itu ." kata Deni . Tiba tiba masuk ke ruangan presdir tanpa permisi
Erlangga hanya menyungingkan bibirnya tipis , " Aku sudah memikirkan semuanya dengan sangat matang . "
Deni cukup terkejut ketika sang Bos menerima kerja sama yang di anjukan dari perusahan Gld.Grup
" Baiklah , aku mengerti ." Kali ini Deni memahami apa yang di pikirkan Bosnya .
Tok tok tok
Masuk
" Permisi Sir , Ada seorang wanita . Yang ingin sekali bertemu Anda ." Kata Sekretaris Sila
" hemm ." Kata Erlangga tanpa menjawab sepatah kata pun hanya deheman saja
Dia tidak beranjak dari tempat duduknya hanya memastikan wanita itu dari kamera cctv .
Dan Sila wanita itu masih berdiri di sana , sebelum Erlangga menyuruhnya kembali bekerja .
Wanita itu duduk dengan gelisah , Wajahnya sama sekali tidak jelas . Karena terhalang masker dan juga dia memakai hijab . Penampilanya sangat sederhana .
" kau cek Wanita itu siapa . Wajahnya sama sekali tidak jelas ." Kata Erlangga dingin .
" baik sir ." Jawab Sila cepat .
Sekertaris wanita sudah beberapa kali berhenti bekerja , karena sikap keras dan kejamnya membuat ketakutan . Setelah sang istri pergi pria itu berubah bak iblis tak beberasaan .
" Deni kau juga pastikan ." printah Erlangga tidak ingin ada kekacoan di perusahanya
" Baik tuan ! " Jawab Deni
" Tuan saya permisi . " kara Aldi , ikut keluar menuju ruang kerjaanya
...----------------...
Deni cukup terkejut siapa yang telah datang mencari Tuan mudanya .
Dia Kinan sahabat Nerin . Ya ! kinan menekadkan diri untuk mengatakan jika Nerin sedang mengalami kesulitan .
Dia rela bekerja hanya setengah hari . Melihat wajah murung di tambah lagi tidak ada rasa semangat dari wajah sang sahabat . Pada akhinya ia pun membulatkan tekad untuk menemui Erlangga , Suami sahabatnya .
Jarak tempuh dari tempat kerja ke perusahan Erlangga memakan waktu kurang lebih Satu jam .
" Nona .. bukan kah ! " ujar Deni terjeda sebab Kinan melotot dan mengelengkan kepalanya .
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments