Keesokan harinya, wajah Elina masih tampak memar saat itu...
Terlihat Elina terbaring di atas kasur ukuran 90x200 sambil meringkuk sepi sendirian dalam keadaan bingung ada perasaan campur aduk dan perih di dalam hati yang sangat mendalam, beberapa kali Elina menangis menjatuhkan air mata tentang diri.
Bahkan untuk saat ini dirinya tak bisa makan dan minum saat mengingat hal yang paling berat terjadi, ada perasaan yang tengah ia rasakan meratapi diri sendiri 'mengapa tega'
Rasanya ingin sekali mati, jika ingat hutang yang banyak itu. Aku harus bagaimana, huhuhu.. Seumur hidup ku pun aku tak akan mampu bayar hutang sebanyak itu, takan bisa batin Elina berbicara dengan dirinya dengan perasaan sedih yang sangat dalam.
Elina pun memejamkan mata, bibirnya kering wajahnya pucat dan ada beberapa luka memar yang belum sembuh.
Elina pun berusaha bangkit walauu hati masih sangat terpukul dengan apa yang menimpa, seperti sebuah musibah dan malapataka.
Elina pun mengambil handphone nya dan lalu menghapus foto vulgar itu dan sesekali memejamkan mata merasa perih dalam hati tak berani melihat diri nya sendiri dalam foto tanpa busana itu.
Dan tak lama pesan masuk yang ternyata dari sang kekasih.
Maaf sayang aku sedang diluar kota untuk kepentingan bisnis, maaf aku baru kabari'
lengkap sudah hal menyedihkan untuk kali ini belum saja Elina. Belum saja diri Elina berkeluh kesah dengan beban yang ada diri tapi pundak kuat yang biasa menampung rasa sedih itu tak berada di samping saat ini.
Sebenarnya hari ini Elina harusnya berangkat kuliah, tapi Elina memutuskan untuk tidak berangkat kuliah, karena ia merasa dirinya tak baik-baik saja merasakan terberat yang ia alami, Elina hanya bisa menangisi dirinya sendiri dengan nasib terberat yang saat ini ia tengah alami. Rasa trauma itu masih sangat lah terasa.
Hingga seorang teman dari Elina bernama Dinda datang merasa khawatir dengan Elina yang tak hadir kuliah dan juga mengisi acara di sebuah kafe yang biasa Elina datangi.
Dan benar saja Dinda kaget saat melihat teman dekat nya itu sedang menangis sendiri dengan wajah yang bengkak serta membiru di atas kasur kecilnya itu.
"Elina" teriak Dinda kaget melihat sahabatnya dalam keadaan tak baik-baik saja.
Apalagi dengan kondisi yang sangat memperhatikan.
Saat itu juga ..
Elina pun tak menyangka jika Dinda datang ke kontakan nya.
Dengan cepat Dinda pun menghampiri Elina dengan wajah prihatin.
"Kamu kenapa?" Tanya Dinda.
Dengan cepat Elina pun langsung memeluk Dinda dengan erat sambil menangis di pelukan sahabat nya.
"Kamu kenapa?" Tanya Elina khawatir.
"Huhuhu.. huhuhu aku gak sanggup lagi Dinda, ini terlalu berat untuk ku" kata Elina menangis.
"Pasti karena hutang keluarga mu ya"
Elina pun mengangguk dengan dada yang terasa sesak.
"Ya ampun wajah kamu sampai seperti ini, aku obati yah duduk dulu sebentar aku ambil minyak tawon pada wajah mu" kata Dinda sambil memegang wajah memar Elina.
"Aku adanya minyak tawon, Memang gak keren sih tapi paling tidak bisa mengurangi rasa sakit dan bengkak pada wajahnya mu ini ya" kata Dinda.
"Iya, terimakasih"jawab Elina
Dengan cepat Dinda mengambil kapas dan menggosokan secara perlahan wajah Elina yang memang memar seolah seperti maling ayam yang di grebek oleh masa lalu di pukuli.
"Ya ampun Elina, kok bisa sampai begini sih" ucap Dinda kasihan melihat Elina yang sangat pucat dan wajahnya penuh luka memar.
"Panjang Din ceritanya, tapi.. aw... aw.. Aw... Din pelan-pelan ya Din sakit ini sakit banget pelan pelan huhuhu... Sakit Din" kata Elina yang menjatuhkan air matanya merasakan sakit.
"Sabar ya, sabar" kata Dinda.
"Dinda aku boleh minta tolong sesuatu sama kamu?" kata Elina terlihat sedih.
"Ada apa?" Tanya Dinda.
"Aku mau pindah rumah, aku pindah aja dari sini" kata Elina.
"Loh kenapa, ini awal bulan loh kamu kan habis bayar kontrakan. Sayang kalau mau pindah" kata Dinda.
"aku mau pindah aja dari sini ,aku gak mau orang-orang tahu alamat rumah aku, aku mau menghindar dari penagih hutang itu. Mereka jahat mereka jahat aku gak sanggup bila harus begini di kejar sana sini" kata Elina yang menangis sedih.
"Aku mau pinjam uang mu untuk biaya pindah rumah aku mau cari kontrakan baru"
"Bagaimana ya?" Kata Dinda berfikir sejenak.
"Aku mohon ya, nanti kalau memang bayaran aku turun aku langsung bayar, tenang saja aku akan ganti" kata Elina.
"Baiklah, gak apa-apa"
"Terimakasih ya" ucap Elina senang hati.
"Tapi aku mau kamu makan dulu aku lihat kamu pucat banget Elina, aku takut kamu pingsan. Aku buatkan bubur untuk kamu ya" kata Dinda.
"Makasih Din terimakasih ya kamu baik banget" kata Elina yang bersyukur mendapatkan teman sebaik Dinda disaat seperti ini.
"Iya gak apa-apa, fungsinya teman selain ngebully juga kan ada manfaat lain yaitu menolong disaat seperti ini. Semangat terus ya" kata Elina
"Terimakasih kamu memang paling the best, selain ngebully juga ternyata kamu punya fungsi lain"
"Hehee, kamu bisa saja"
Elina pun bersyukur disaat seperti ini dirinya di pertemukan teman baik hati, dulu Elina mempunyai banyak teman yang berkedok BESTie alias sahabat tapi kenyataan yang sebenernya disaat Elina tengah terjatuh dan terlilit hutang keluarga, semua pergi begitu saja. Jangankan menolong terkadang ada yang bertemu saja pura-pura tidak kenal, saat itulah Elina mengerti bahwa teman selama ini yang ada disampingnya baik kalau ada maunya saja dan hanya karena harta mereka mau berteman, disaat Elina susah yang paling dirasa ternyata mereka semua pergi.
Beruntung Dinda masih mau memberikan uang pinjaman untuk dirinya 2.000.000 rupiah lumayan untuk pegangan sekaligus uang bayar kontrakan. Tapi untuk mencari kontrakan tidak bisa dilakukan untuk saat ini paling tidak esok harinya.
.
.
.
Keesokan harinya..
Elina yang seharusnya hari ini mencari kontrakan tapi yang ia temui adalah badanya terasa sakit semua dan keadaannya tidak lebih baik, badanya terasa masih sakit hingga akhirnya untuk saat ini Elina hanya terbaring di kasurnya dengan keadaan yang belum pulih.
Tiba-tiba saja seorang pria datang dan itu adalah Andra. Andra datang secara diam-diam ke kontrakan Elina saat itu, dan langsung ke kamar tidur Elina. Niat hati ingin memberikan surprise namun malah diri Andra yang mendapatkan surprise terlihat paha mulus Elina yang terpampang jelas di depan mata.
Baru kali ini secara jelas Andra melihat paha yang begitu mulus dan putih milik Elina serta lekuk tubuh Elina membuat Andra merasakan ada sesuatu yang bangkit.
Dengan cepat Andra pun memeluk Elina dengan gemas.
Brruugghhh
"Hey..." Kata Elina yang merasa kaget atas kedatangan seorang pria dan ternyata dia adalah
"Hay sayang" kata Andra menaruh kepalanya di badan Elina.
"Ya ampun aku pikir siapa?" kata Elina.
"Tiba-tiba datang dan main tubruk aja ih" gerutu Elina langsung menarik selimut yang ia pakai.
"Jauhaan gak enak kalau ada yang lihat, kamu peluk peluk aku apalagi aku cuma pakai celana pendek gini malu"
"Kenapa sih aku kan kasih kamu surprise aku datang buat kamu loh"
"Surprise apa, kamu lihat muka aku" kata Elina menatap sang kekasih.
"Ya ampun tuh muka kenapa? Gagal oplas atau bagaimana?" Kata Andra yang malah meledek Elina.
"Gagal oplas apa? Ini korban tahu" kata Elina singkat.
"Korban apa?"
"Ditagih utang pakai otot jadi begini deh" kata Elina kesal.
"Lagian sih salah bapak kamu sendiri harusnya sadar diri kalau gak mampu bayar jangan ada hutang, ya... kamu kan jadi kena imbasnya, lagi pula uang milyaran gitu aku harus mikir dua kali sih buat nutup itu semua" kata Andra.
Belum saja Elina meminta uang untuk membayari hutangnya Andra sudah bicara lebih dulu soal hutang.
"Iya aku juga gak akan minta uang soal hutang itu" kata Elina.
"Iya, banyak banget itu. Aku gak ada uang sebanyak itu lagi pula, aku kan udah biayain hidup kamu" kata Andra.
"Iya sayang"
"Yang.."
"Hmppp....aku kangen sama kamu, boleh cium gak" kata Andra yang ingin mendapatkan sebuah yang lebih dari Elina.
"Ciuman bibir deh, bibir aja boleh dong masa pacaran tiga bulan gak pernah ciuman sih" kata Andra.
"Aku kan sedang memar begini masih aja sih kamu mikir ciuman, prihatin dikit kek yank" kata Elina.
"Iya ya, aku perhatian sama kamu. Terus kamu abis di pukulin bagaiamana gak pukul balik, kenapa kamu gak telepon aku" kata Andra.
"Iya aku akan telepon kamu"
"Terus pria itu selain pukul ngapain aja" tanya Andra.
Elina pun sejenak terdiam dengan pertanyaan Andra soal dirinya Elina lebih jelas. Elina merasa tidak kuasa untuk menceritakan dirinya yang sudah di foto tanpa busana oleh Bowo karena Elina takut jika Andra malah menjadi il feel dan malah memutuskan hubungan dengan dirinya. Dan itu sungguh menjijikan jika di ceritakan pada akhirnya Elina pun hanya diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments