Akhirnya rencana Elina untuk bertemu calon mertua gagal karena memang sedang tidak ada di rumah.
Elina pun sedikit bernapas lega meksipun dalam hal ini Elina ingin segera di nikahi tapi tetap saja bila bertemu dengan calon mertua akan ada rasa grogi yang tak terbendung.
Namun kali ini ada yang membuat tak percaya yaitu tentang dirinya yang akan menjadi make up artis untuk calon adik iparnya itu.
Tapi seketika tolakan itu ditepis oleh Kanya dan Andra.
Elina pun hanya menarik napas yang terasa dalam begitu amat terasa.
Setelah itu Andra pun mengajak Elina keluar rumah.
"Keluar yuk cari makan" ucap Andra.
"Makan apa? Dimana?" Tanya Elina.
"Apa saja yang penting bisa makan di luar karena aku laper" kata Andra
Lalu Andra pun mengandeng tangan Elina untuk keluar dari mobil.
Saat di mobil...
Terlihat Elina yang menaruh perasaan kesal karena Andra yang memancing duluan Elina untuk menjadi make up artis buat adiknya.
"Yang.." kata Elina kesal.
"Apa?" Jawab Andra sambil menyetir mobil.
"Pokoknya apapun caranya aku gak mau make up in adik kamu, gak apa-apa deh dia cari yang lain yang lebih bagus. Takut jelek kalau aku yang make Up-in pasti dia juga punya lah kenalan yang lebih bagus gitu daripada aku"kata Elina tak terima.
"Gak apa-apa pakai jasa kamu bukannya aja, akhir-akhir ini kamu emang ngeluh sepi job ya kan" kata Andra.
"Iya sih, tapi aduh... kalau jelek bagaimana pasti nama baik dia yang di pertaruhkan apalagi itu adik kamu aku gak enak kalau hasil nya jelek, dan aku belum kenal banget apa dia cerewet atau dia gimana aku gak tahu takut nya kurang maksimal" kata Elina yang merasa tak bisa terima.
"Gak apa-apa kok gak apa-apa, masa gitu aja nyerah sih. Bukannya kamu butuh uang, ingat Elina kamu itu harus profesional. Jangan cuma karena itu adik aku kamu tolak dengan alasan kamu takut justru itu adalah tantangan kamu buat tampilin skil terbaik kamu. Pasti nanti banyak yang nanya, wah di make up in sama siapa ini, oh ini Bu calonnya kam Andra.. pasti banyak yang pujian dan membuat orang lain senang, percaya deh" kata Andra memeberikan motivasi pada Elina.
"Kalau di bilang jelek, bagaimana?" Ucap Elina yang masih ragu.
"Sayangnya aku gak akan aku tahu kamu bisa menampilkan yang terbaik dalam segi apapun, yang aku tahu kamu bisa berikan yang terbaik. Selama ini gak pernah denger ada clien kamu yang komplen soal make up hasil buatan kamu" kata Andra.
"Iya sih, cuma takut aja"
"Lawan rasa takut itu hanya perlu yakin aja" kata Andra.
"Yaudah deh aku coba" kata Elina.
"Terus kamu bagaimana hasil test kerja kamu di perusahaan AZ" tanya Andra.
"Gagal"
"Loh kenapa?"
"Ternyata itu untuk yang berpengalaman. Mana ada sih orang yang mau jadiin aku karyawannya secara dulu aku memang kalau dari segi akademis selalu kurang. Ujian aja nilainya pas-pasan, lulus aja udah untung" kata Elina yang menceritakan tentang dirinya di jaman SMA yang memang malas belajar.
"Kenapa bisa gitu?" Tanya Andra.
"Hidup aku itu selalu di manja sama papa, Gonta ganti hp. Shopping sana sini, pokoknya hidupnya itu penuh dengan hura-hura dan senang-senang, tapi dulu sempat ikut les piano jadi punya skil lah tipis-tipis. Tapi buat nilai ujian emang hampir jarang bagus, nyesel sih dulu kenapa gak ikut les privat buat belajar"
"Ya nggak apa-apa lah, semua udah terjadi gak usah disesali. Meski dalam hal ini kamu masih mau kuliah aja udah bagus bukan" kata Andra.
"Iya"
Memang saat ini meski Elina gak pintar tapi Elina tidak mau jika dirinya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah berkeliling dari tempat satu ketempat lainnya untuk mencari makan Andra pun mengantarkan Elina untuk pulang ke rumah.
Dalam hal ini memang untuk makan dan biaya kuliah itu, Andra mampu mengcover semua tapi untuk utang yang senilai lebih 25 milyar Andra tidak menalangi uang sebanyak itu. Elina pun hanya menarik napas panjang bila ingat dirinya yang saat ini diwariskan bukan harta tapi hutang karena perusahaan yang dulu Febrian (papa Elina) miliki bangkrut dan kini Elina lah yang menanggung soal hutang yang cukup banyak pada beberapa orang teman bisnis almarhum papanya, yang jika ditotal sebanyak 25 milyar itu.
.
.
.
Hingga saat sore hari..
Setelah Andra mengantar Elina untuk pulang, sebuah ketukan pintu yang terdengar sangat nyaring ditelinga begitu sungguh meresahkan dan membuat siapa saja yang mendengar ketukan itu membuat dirinya takut.
Saat Elina keluar adalah...
Siapa lagi kalau bukan penagih hutang.
Tiga orang pria bertubuh kekar datang dengan wajah yang cukup galak dan membuat diri Elina nyaris seperti melihat hantu saat orang suruhan untuk penagih hutang itu datang tiba-tiba.
"A-ada apa?" Tanya Elina gugup saat tiga pria itu hadir.
"Belagak gak tahu dan gak ngerti, janji lu mana yang mau bayar hutang" kata pria itu dengan raut wajah murka.
"Hutang? Oh ini yang kemarin, bukannya aku udah bilang beri saya waktu" kata Elina dengan rasa takut dan gemetar apalagi yang paling Elina lihat dan membuat dirinya merinding ketakutan adalah tato dan otot dari pria berbadan besar itu.
"Heh? Lu artis kan harusnya duit lu banyak!" Kata penagih hutang itu.
"Artis dari mana, saya bukan artis" kata Elina.
"Terserah lu mau artis apa kaga, intinya lu harus bayar" kata Pria berbadan besar.
"Tapi saya gak bisa bayar, saya kemarin ada uang tapi gak banyak dan itu pun uangnya"
Tiba-tiba tanpa ada perkataan Dengan cepat pria yang tak kenal itu memukul dengan sebuah hantaman yang cukup keras.
Brruugghhh...
"Alasan!!!! peraturan jika kamu tak melunasi lagi hari ini. Akan aku habisi dirimu. Pukuli dia!!!"
Tanpa ampun Elina yang tak bisa berbuat banyak itu pun ditarik secara kasar dan masuk kedalam rumah agar tak dapat ada yang melihat.
Elina pun menunduk dan memegang kaki dari salah satu pria di hadapannya dan meminta agar dirinya dibebaskan dari ancaman pukulan.
Apa yang dikatan Elina pun tak dengar, dengan cepat pria itu menendang wajah Elina hingga Elina kesakitan.
Bughhh..
Hingga sesosok pria yang Elina tak kenali hadir di depan mata Elina, dia tak Elina kenal.
"Bagaimana kalau kita buat sebuah kesepakatan kamu bisa lunas hutang mu, asal kamu tidur dengan ku" kata Pria berumur 50 tahun itu.
"Kamu siapa?"
"Nama saya Bowo , kamu hanya perlu menjadi teman tidur seumur hidup mu hutang mu beres, kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau dan aku bisa menyelesaikan semua secara baik tanpa harus ada darah di wajah cantik mu ini" kata pria itu.
Dengan tatapan kesal Elina pun menjawab hal yang paling gila yang pernah ia dengar
"Aku berhutang uang pada mu, bukan hutang tentang harga diri. Aku membela harga diri ku tak peduli soal uang, persetan dengan pria berngsk seperti mu!!!" Kata Elina menatap kesal.
Elina pun di dorong ke tembok lalu dengan cepat pria suruhan Bow itu memberi sebuah pukulan ke wajah Elina.
Bughhh...
"Toloooooooonggg!!!" Teriak Elina kesakitan.
Namun pria itu sungguh tak mau mendengar apa yang dikatakan oleh Elina hingga kembali pukulan dilayangkan hingga Elina pingsan dengan pukulan yang ketiga kalinya.
Pria dengan jumlah tiga orang itu pun pergi setelah memberikan pelajaran pada Elina.
"Apakah ini tidak terlalu buruk boss" tanya Pria suruhan itu.
"Tidak, ini tidak buruk. Kita hanya sedang bermain main saja"
Hingga beberapa saat kemudian, Elina pun tersadar dari pingsan akibat pukulan yang dilayangkan itu.
Seketika mata Elina membuka perlahan-lahan dan menatap dinding langit rumah yang ukuran tiga petak itu.
Seketika ada sesuatu yang sesak di dalam dada, mengapa tega orang itu melakukan hal buruk pada seorang wanita yang tengah hidup sendiri dan sebatang kara.
Elina pun menangis bila ingat betapa kejam hidup ini.
Hiks hiks hiks...
Dirinya tak pernah tahu soal hutang Jumlah besar itu hingga kini dirinya harus di hadapkan dengan sesuatu sulit tentang hutang yang harus ia lunasi.
Wajah Elina terlihat memar akibat pukulan yang terasa menyakitkan, Elina tak bisa menahan rasa sakit yang teramat terasa.
Hingga Elina pun menatap di cermin dengan perasaan sedih.
Beberapa pukulan pun dilayangkan itu membuat luka yang teramat dalam di dalam hati juga perasaan Elina.
Didalam pingsan itu Elina tak tahu bahwa secara saat Elina pingsan Bowo melepas semua pakaian Elina dan memfoto semua bagian tubuh Elina tanpa busana sehelai pun.
Bowo memanfaatkan itu semua demi bisa melihat tubuh gadis cantik itu meski dalam hal ini Bowo tidak meniduri Elina tapi secara tidak langsung ia memanfaatkan Elina dengan mengambil foto tubuh seksi dan mulus dari wanita itu.
Bowo saat itu enggan untuk mengambil langkah panjang untuk meniduri Elina, kecuali Elina sudah setuju membuat kesepakatan secara deal untuk dapat melakukan secara pasti untuk saling bisa saling menguntungkan tapi tolakan Elina seperti sebuah hal yang tak bisa di biarkan hingga Bowo mengambil foto tanpa pakaian dari wanita itu.
Elina pun terbangun dari pukulan yang terasa menyakitkan menatap cermin lalu memegang wajah yang tampak membiru.
Dirinya tak menyangka kenapa bisa orang setega itu pada dirinya, hingga saat Elina duduk sepi meratapi diri dengan tangisan masuk ke dalam sebuah handphone nya dalam pesan wa.
Yang isinya:
'Jangan beritahukan pada siapapun soal ini, soal diri mu yang baru saja aku pukuli, kalau kamu masih ingin nama baik mu tejaga, aku bisa saja menyebarkan semua nya'
Sebuah pesan singkat dari Bowo yang begitu terasa sangat mengancam dan sungguh memilukan. Hingga ada 5 foto terkirim, Elina pun melihat foto yang ternyata dirinya tak memakai busana.
"Ini aku, astagfirullah, bagaimana bisa, hiks hiks hiks" kata Elina tak percaya.
Terlihat begitu terpampang nyata tak ada satu pun benang yang tersisa pada foto Elina.
Bak tersambar petir disiang bolong untuk Elina menatap diri di layar handphone seperti wanita murahan tanpa busana.
Elina pun sontak menggeleng dengan rasa tak percaya dengan apa yang ia lihat air mata tak kuasa turun mengalir deras.
"Hiks hiks hiks tidak, tidak mungkin. Ini sungguh tidak mungkin,hiks hiks hiks!!!" Elina pun menangis histeris melihat semua yang terjadi hingga handphone itu ia lempar kuat.
Elina yang masih terasa sakit pada wajah yang di pukuli itu kini harus merasakan sakit lagi dengan kepiluan tentang bagaimana dirinya di jahati hingga sampai seperti ini.
Tangan Elina pun gemetar hebat tak kuasa menahan rasa malu, marah dan kebencian yang dalam.
"Hanya karena hutang yang aku sendiri tidak tahu untuk apa, aku yang harus menjadi korban , hiks hiks hiks" kata Elina yang sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments