Qing Xia memejamkan mata, kecewa karena lagi-lagi pria dingin itu sama sekali tidak berbalik menatapnya.
"Qing Xia!"
Thien Chi ternyata berbalik dan berjalan mendekat. Ia menatap istrinya yang terlihat lelah.
"Kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Thien Chi dengan wajah khawatir.
"Dia menatapku! Dia berbalik dan melihatku dengan wajah seperti ini!" Batin Qing Xia kegirangan hingga kedua matanya berkaca-kaca.
"Kenapa menangis? Tanganmu sakit? Atau kepalamu sakit?" Tanya pria itu lagi dengan suara cemas.
Qing Xia menggelengkan kepala, air matanya semakin deras berurai tanpa bisa ia kendalikan.
Thien Chi menarik beberapa kertas tisu dari atas meja, ia menghapus air mata di wajah Qing Xia secara hati-hati agar tidak melukai keningnya yang masih terbalut perban.
"Malaikat kematian, terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua!" Batin Qing Xia.
Seminggu Kemudian
Brummm!
Thien Chi dan Qing Xia sedang dalam perjalanan pulang. Di dalam mobil, Thien Chi bercerita tentang pertemuan pertama mereka hingga akhirnya ia melamar Qing Xia.
"Kau bilang, kita bertemu secara tidak sengaja saat pesta ulang tahun keluarga, kan?"
"Iya, saat itu kau langsung mengajakku untuk berkencan."
"Oh..."
"Ada pertanyaan lain?" Tanya Thien Chi dengan senyuman hangat.
"Tidak, tidak ada." Jawab Qing Xia dengan senyum kaku.
"Aku ingin mengakui semua sandiwara ini, tetapi... Aku jadi tidak bisa mengatakannya karena kau berbicara dengan lembut dan hangat selama di rumah sakit." Batin Qing Xia.
Qing Xia mengalihkan pandangannya keluar jendela.
"Kalau aku mengatakan dengan jujur bahwa ini adalah kebohongan, dia pasti akan menyodorkan surat perceraian lagi." Batin Qing Xia.
Thien Chi terus melirik ke arah Qing Xia, membuat Qing Xia bertanya-tanya di dalam hati.
"Kenapa dia terus menatapku? Apa dia mencurigai kebohonganku?"
"Qing Xia, kalung yang biasa kau pakai mana? Kenapa kau melepasnya?"
"Oh, ternyata dia melihat kalungku." Batin Qing Xia.
"Aku tidak tahu, mungkin hilang saat kecelakaan."
"Hmm..." Thien Chi menatap dengan tatapan curiga, namun Qing Xia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu.
Mobil tiba di area parkir apartemen. Thien Chi memarkirkan mobil hitamnya di tempat parkir khusus untuk mobil miliknya. Dia turun dari mobil dan membuka pintu mobil untuk Qing Xia.
Qing Xia terkejut melihat perubahan sikap dari Thien Chi yang begitu berbeda, selama pacaran hingga menikah, tidak pernah sekali pun pria itu membukakan pintu untuknya.
"Ada apa dengannya?" Pikir Qing Xia.
Thien Chi memapah lengan Qing Xia, membantunya keluar dari mobil.
Syuuut!
Qing Xia menarik lengannya dari tangan Thien Chi.
"Ah!"
"Maaf, kau kaget?" Tanya Thien Chi dengan sikap canggung.
"Ma... Maaf... Aku tidak terbiasa disentuh orang asing." Ucap Qing Xia terbata-bata.
"Semoga dia tidak salah paham. Bukannya aku tidak suka, ini semua karena aku merasa canggung..." Batin Qing Xia.
"Lewat sini!" Ajak Thien Chi berjalan di depan.
Qing Xia berjalan di belakang, mengikuti langkah Thien Chi masuk ke dalam apartemen.
"Nyonya!" sapa Xiao Xi dengan senyuman ceria.
Karena Qing Xia masih bersandiwara dengan amnesia nya, dia tidak bisa menyapa Xiao Xi dengan sikap seperti biasa. Qing Xia hanya tersenyum tipis dan berdiri diam di samping Thien Chi.
Xiao Xi berlari ke arah Qing Xia, hendak memeluk tubuh Nyonya mudanya yang baru saja kembali setelah seminggu di rumah sakit. Namun Thien Chi menghalangi Xiao Xi dengan tangannya.
"Tangan Nyonya terluka, jangan menyentuh dan jangan memeluknya!" Ucap pria itu dengan wajah dingin.
"Ah, saya senang karena Nyonya sudah kembali dengan selamat. Apakah ada bagian yang sakit lagi, Nyonya?" Tanya Xiao Xi
"Haaa... Maafkan aku Xiao Xi. Aku terpaksa harus membohongimu juga." Batin Qing Xia.
Qing Xia menatap Xiao Xi dengan senyuman ramah. "Aku sudah mendengar Thien Chi, anda adalah orang yang bertanggung jawab mengurus rumah." Ucap Qing Xia dengan perasaan bersalah.
"Nyonya masih belum bisa mengingat kejadian 2 tahun ini." Ucap Thien Chi menjelaskan.
Tangisan Xiao Xi semakin menjadi-jadi. "Ya ampun... Kasihan sekali Nyonya. Astaga..."
"Xiao Xi, di mana kamarku?" Tanya Qing Xia ketika Xiao Xi sudah menenangkan diri.
"Ikuti saya, Nyonya!" Jawab Xiao Xi sambil berbalik ke arah kamar Qing Xia.
"Xiao Xi, tolong antarkan Qing Xia ke kamarku!" Perintah Thien Chi dengan wajah dingin.
"Apa???" Tanya Xiao Xi dengan wajah terkejut.
Bukan hanya Xiao Xi, Qing Xia juga terkejut mendengar perintah dari suaminya itu.
"Xiao Xi... Tolong tanyakan kepada pria itu, sebenarnya apa yang ada di dalam pikirannya!" Batin Qing Xia.
"Tolong cepat antarkan. Qing Xia pasti lelah setelah perjalanan jauh dengan mobil." Ucap Thien Chi lagi saat melihat Xiao Xi melongo di depannya.
"Baik, Baik. Nyonya, silakan ikuti saya ke arah sini." Ajak Xiao Xi berjalan terlebih dulu.
"I... Iya..." Jawab Qing Xia kaku.
"Haruskah ku akui saja jika aku sudah mengingat semuanya?" Tanya Qing Xia dalam hati.
Ceklek!
Xiao Xi membuka pintu kamar, "Di sini kamar anda, Nyonya."
Qing Xia melangkah masuk ke dalam kamar Thien Chi. Dia melihat dan memperhatikan sekeliling ruangan. Untuk pergama kalinya dalam 2 tahun, ia menginjakkan kaki ke dalam kamar suaminya.
"Silakan mandi dulu, saya akan menyiapkan makan malam." Ujar Xiao Xi dengan senyuman hangat.
"Baik, terima kasih Xiao Xi."
Blam!
Xiao Xi keluar dan menutup pintu kamar.
Qing Xia kembali memperhatikan sekeliling ruangan, dia merasa penasaran dengan kamar yang digunakan oleh suaminya.
Sebuah ranjang besar terletak di tengah ruangan, dengan dua meja kecil di samping tempat tidur dan 1 lampu tidur yang terlihat sederhana namun menarik di mata.
Qing Xia berjalan ke ruangan sebelah, tempat lemari pakaian yang tertata rapi dengan baju dan celana panjang berwarna serba hitam.
"Dia ini CEO atau mafia sih? Kenapa pakaiannya hitam semua?" Batin Qing Xia.
Srettt!
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Thien Chi muncul di depan pintu lalu bertanya kepada Qing Xia.
"Kau masih belum mandi?"
Qing Xia terkejut, dia segera berlari ke dalam kamar mandi lalu menutup pintu.
Setelah menenangkan hatinya, Qing Xia membuka sedikit pintu kamar mandi. Dia melihat Thien Chi yang masih berdiri di depan pintu.
"Aku mandi sekarang juga!" Ucap Qing Xia lalu kembali menutup pintu.
Grep!
Thien Chi menahan pintu kamar mandi dengan tangannya. "Kalau begitu, kita mandi bersama." Ucap pria itu dengan wajah serius.
"Apa? Ma... Mandi bersama??" Tanya Qing Xia dengan wajah terkejut.
"Iya. Kita kan sudah sering melakukannya." Jawab Thien Chi berbohong.
"Sering? Kau gila yah? Kapan kita pernah mandi bersama?" Batin Qing Xia.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
😺 Aning 😾
sampai disini... aku cukup tertarik aku msukan favorite... smngat up ya thor💪💪💪🤩
2023-05-22
1