Hari ini tepat 3 Bulan setelah pertemuan Alena dengan Rean di cafe itu. Seminggu setelah bertemu Alena kembali ke Melbourne untuk bekerja, tentu saja tanpa ada yang mengetahui.
Bahkan sang ibu pikir Alena kabur kembali sehingga membuat panik satu rumah, tetapi setelah Alena memberi kabar bahwa ia akan kembali 2 Bulan lagi barulah Riana mulai tenang walau dalam hati tetap saja merasa was was.
Dua bulan kemudian Alena resmi mengundurkan diri dari maskapai yang telah menaunginya di dunia penerbangan. Lalu ia kembali ke Indonesia.
Soal Alena dan Rean. Biasanya jika akan menikah pasangan lainnya akan semakin mendekatkan diri mereka satu sama lain. Tetapi berbeda dengan Alena dan Rean. Sehabis pertemuannya saat itu mereka hanya bertemu dua kali, hanya saat foto pra wedding dan fitting baju pernikahan. Setelahnya mereka tidak pernah bertemu.
Jika kalian bertanya siapa yang menyiapkan pernikahannya jawabannya adalah Riana.
Dan hari ini adalah hari pernikahan mereka. Hari dimana Alena dan Rean akan melepas status mereka di depan seluruh saksi yang hadir.
Alena menghela nafasnya panjang, memandang dirinya di depan cermin. Ia memakai kebaya putih yang sangat terlihat pas di tubuhnya yang ramping. Ditambah lagi riasan di kepala dan make up natural namun membuat Alena terlihat berbeda seperti biasanya.
Alena seperti mengeluarkan aura yang berbeda hari ini.
Ketukan pintu membuat kegiatannya terhenti memandang cermin. Pintu terbuka menampilkan Riana dengan kebaya berwarna senada dengannya.
Riana mendekat lalu memegang bahu sang anak seraya berkata.
"Kamu yang baik ya nak, jadi istri yang baik buat suami kamu. Jangan kecewain mama yah" kata Riana
Alena hanya menatap sang ibu seduh seraya mengangguk.
Riana mengelus pundak Alena lalu memeluknya, matanya sudah berkaca- kaca. Sungguh ia tidak menyangka akan melepas anaknya ini. Sedari dulu ia sangat jarang menghabiskan waktu bersama Alena dan anak anaknya yang lain. Dia terlalu sibuk, dan sekarang dia menyesali hal itu.
Tetapi ada hal yang meringankan Riana dan Arya untuk melepas Alena untuk Rean. Mereka sangat percaya bahwa Rean orang yang baik dan bertanggung jawab. Dan mereka juga yakin bahwa Rean akan menjaga Alena.
Belum selesai dengan acara peluk pelukannya Arya dan Antariksa bersaudara datang.
"Wah peluk pelukan nih, gak ngajak?"
"Yaudah sini semua" Panggil Riana pada anak dan suaminya. Kemudian mereka semua berpelukan.
Arya mendekatkan lalu memegang pundak Kencana. "Anak papa sudah besar sekarang, sudah mau jadi istri. Kamu yang baik ya, yang nurut sama suami kamu"
"Pa itu dialog mama tadi" protes Riana.
"Oh ya? Papa kasih siaran ulang kalau begitu" candanya mereka semua terkekeh dan kalian tau? Mata Alena berkaca kaca.
Dan perlu diketahui Alena itu sangat dan sangat jarang menangis.
"Eh yaudah ayo kebawa ijab kobulnya udah mau mulai" ajak Antariksa
Dan itulah takdir seorang Alena, ia harap semoga pilihannya tidak salah menyerahkan seluruh hidupnya dengan Rean pria yang baru ia kenal sejak tiga bulan yang lalu.
Setelah ijab kobul selesai tadi Alena dan Rean beserta keluarga langsung menuju hotel tempat resepsi.
Dan disinilah ia sekarang dikamar pengantin. Di dalam kamar ini hanya ada Alena sejak sampai di hotel tadi Rean pergi menemui rekan serta clientnya yang tidak sempat datang ke resepsi nanti.
Alena sedang berbaring diatas tempat tidur, hari ini ia sangat lelah belum lagi akan ada resepsi pernikahannya malam nanti. Tak lama ia mulai terlelap.
Rean baru saja menemui client nya. Ia berjalan disepanjang lobby untuk sampai dikamar pengantin tempat ia dan Kencana istirahat.
Saat tiba di depan kamarnya, Rean lantas membuka pintu dan menemui Alena sedang tertidur di atas tempat tidur. Rean tersenyum tipis melihat wajah imut Alena saat tertidur, namun ia langsung menggelengkan kepalanya lantas menuju kamar mandi. Sebentar lagi resepsi akan dimulai pikirnya.
*****
Setelah acara selesai Rean meminta untuk ia dan Alena langsung pulang saja ke rumahnya. Sempat di hadang oleh sang mertua tetapi Rean mampu membujuknya hingga Riana luluh, dan akhirnya mereka pulang ke rumah Rean.
Saat tiba dirumah, mata Alena meneliti seluruh bagian di rumah ini. Bersih tapi kok sepih, gak ada asisten rumah tangga kah. Eh Theo mana? Tanya Alena dalam hati. Dia baru sadar kalau adik dari suaminya itu menghilang sejak tadi.
Sehabis resepsi selesai ia sudah tak melihat adik iparnya itu, kemana dia.
Sibuk dengan pikirannya Alena tidak sadar kalau Rean sudah berlalu ke kamarnya.
Pintu utama terbuka membuyarkan lamunannya. Alena menatap pintu tersebut dan perlahan muncullah sosok remaja dengan tubuh tinggi bermuka datar nan dingin.
Theo menatap Alena datar lalu berlalu menuju kamarnya.
Kakak sama adik sama aja, pikir Alena.
****
Sudah larut namun Rean belum kembali ke kamar mereka. Alena menjadi tidak enak hati mungkin saja Rean tidak ingin satu kamar dengannya pikir Alena.
Tadi setelah bertemu dengan adik Rean ia langsung menyusul Rean ke dalam kamar, dan saat masuk Rean yang habis mandi langsung keluar dan menuju ruang kerjanya tanpa bicara sepatah kata pun.
Alena pikir Rean ada kerjaan dan mungkin itu alasannya tadi ia ingin pulang. Tetapi ini sudah jam tiga dini hari dan Rean belum juga menampakkan batang hidungnya.
Apakah Rean benar benar tidak ingin mereka berada di kamar yang sama? Ah memikirkan itu membuat Alena merasa bersalah.
Tapi tidak mungkin juga dia langsung keluar dari kamar ini lalu mencari kamar untuknya tidur. Ia belum tau menau tentang rumah besar ini, dan lagi sedari datang ia tak pernah melihat asisten rumah tangga disini.
Ia ingin bertanya kepada Rean tapi ia takut mengganggunya. Karena sudah terlampau mengantuk ia mengambil jalan pintas yaitu tidur di Sofa. Mana tau nanti Rean kembali dan benar benar tidak ingin tidur di tempat yang sama dengannya.
Sementara di ruangan kerja Rean, ia tengah pusing bagaimana tidak sebagian situsnya banyak yang berhasil di bobol.
Ini bukan masalah besar tentu saja dia hanya lelah dengan fikirannya . Tetapi jika ini dibiarkan ia akan rugi besar. Saat ini ia masih mencari orang yang dapat menangani masalah ini dengan baik.
Dibalik semua ini ia masih tersenyum menampilkan senyum miringnya kemudian berkata.
"Kalian telah salah memilih lawan, kalian sudah mulai ternyata"
"akan segera kutemukan dan kuhancurkan kalian. "
" Yudis perketat keamanan data base, cari orang yang paling hebat. tidak peduli akan kubayar besar jika mereka menemukannya. orang ini harus membayar mahal karena sudah bermain main dengan kita." ucapnya tegas kemudian memutus panggilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments