Dikediaman Mahendra setelah solat berjamaah di musholla semua orang sedang bersiap menjalankan aktivitas sehari-hari mereka tanpa menyadari bahwa mereka telah kehilangan satu member.
Saat ini mereka telah berkumpul di meja makan untuk sarapan, tetapi satu kursi kosong itu membuat mereka bertanya dimanakah cucu ke enam keluarga itu.
"Lo Alena mana?" Kevin mulai bertanya.
"Tadi subuh juga gak ikut sholat jamaah" ucapan Langit tersebut membuat semua saling pandang
"Laska coba cek ke kamarnya, mungkin belum bangun" suruh mama kepada Alaska.
Alaska bergegas ke kamar adik yang hanya beda beberapa menit dengannya itu.
Ketika sampai di kamar Alena ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban, ia mencoba dengan memanggil namun nihil tak ada jawaban. Lalu ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar itu.
Alaska menyerngit, kamar ini gelap sekali padahal biasanya kamar ini kental sekali dengan dengan teknologi.
Kamar ini biasanya berwarna ungu karena lampu LED yang tidak pernah mati meskipun siang hari namun kenapa bisa gelap padahal tidak mati lampu karena kamar mandi di kamar itu terbuka jadilah ia bisa melihat lampu masih menyala, lantas kenapa kamar adiknya ini bisa gelap.
Ia menoleh ke 3 komputer adiknya yang biasa tidak pernah mati apalagi komputer yang tertempel didinding. Menoleh kepada stop kontak tetapi stop kontak itu telah dicabut.
Semakin penasaran Alaska membuka tirai agar cahaya masuk kedalam ruangan itu namun kasur terlihat rapih lalu kemana adiknya itu.
"Lena?"
"ALENA!?" sedikit meninggikan suaranya agar dapat didengar oleh sang adik jika masih berada di dalam kamar itu, namun nihil ia juga telah masuk kedalam walk in closet namun tak juga melihat adiknya itu. Lalu ia memutuskan untuk kembali kebawa.
"Alena gak ada dikamar, kamarnya gelap rapih juga" ucapan Alaska setelah sampai di ruangan makan. Semua menoleh kepada Alaska yang telah duduk ditempatnya.
"Lo dia kemana yah" tanya Riana
"Siska tolong tanyakan kepada Irman apa Alena tadi keluar. Mungkin dia sedang olahraga" suruh Kevin kepada asisten rumah tangga yang kebetulan lewat.
"Baik tuan" ucapnya lalu berlalu
"Tuan kata pak Irman belum ada yang keluar" kata Siska
"Loh kemana si Alena" celetuk Langit
Tiba-tiba Dirga datang terburu-buru menghampiri Antariksa. Dirga adalah asisten pribadi Antariksa sekaligus sahabat baiknya.
"Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam ada apa Ga?" Tanya Antariksa
" Ada Email penting" katanya
"Kenapa tidak di kantor nanti?" Tanya Antariksa
"Ini penting, apa kalian sedang mencari Alena?"
"Loh kenapa kamu bisa tau?"
"Email ini berhubungan dengannya" seketika ruangan itu menjadi tegang. Dirga menyodorkan iPad yang ia bawa lalu Antariksa membacanya.
I'm sorry Bang aku gak sopan banget keluar dari rumah tanpa pamit ke kalian semua. Dan maaf juga karena aku main kabur-kaburan gini. Tenang aja aku bisa jaga diri kok aku akan baik-baik aja. Aku juga bakal pulang, bilang ke Mama aku nerima perjodohannya jadi mama gak perlu khawatir, maaf aku pergi dari rumah bukan karena nolak kok aku cuma nunda sebentar. Maafin aku banget banget yahhh. Aku bakal pulang kok tenang aja aku mau belajar dulu. Bang Atar jaga diri gak usah lembur mulu ingat makan. Untuk papa juga suruh istirahat kalau perlu pensiun aja kek kakek biar bisa nikmatin hari tuanya hehe. Jaga diri ya Kakek, Papa, Mama, Bang Atar, Mbak Soyaa, Kak Vania, Bang Langit, lo juga Alaska dan Alvaro. Bye see you next time. I will miss you love you ❤️
Seketika Antariksa menegang lalu menatap keluarganya, setelah itu berlalu lari keluar lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa tujuan, ia ingin menemukan adiknya itu.
Bagaimana ia tidak khawatir adiknya itu hanya menghabiskan waktunya di kamar dengan komputernya bagaimana bisa ia menghadapi kerasnya dunia luar. Ya Tuhan demi Allah seandainya ia membela adiknya kemarin, adiknya mungkin tidak nekat keluar dari rumah. Ia sangat takut terjadi sesuatu pada adiknya itu.
******
Sedangkan dirumah setelah Antariksa pergi Dirga menyusulnya sedangkan Langit yang duduk di samping Antariksa tadi langsung mengambil iPad dan membaca Email tersebut.
"Lena kabur?" Pekiknya, semua orang yang ada di ruangan itu menatap penuh tanya kepada Langit lalu Langit membacakan isi email itu .
Semua terkejut, Arya langsung menghubungi temannya yang bekerja di bagian intel kemiliteran untuk mencari Alena.
Sedangkan Riana masih syok ia sangat merasa bersalah kepada anaknya. Vania dan Soraya langsung memeluk ibunya sedangkan Langit dan Alaska berlari menyusul Antariksa untuk mencari adik mereka.
********
Disinilah Antariksa sekarang dikantornya tepatnya diruangannya, setelah mencari adiknya tadi ia memutuskan kembali kekantor ia juga telah menghubungi Darman agen dari MH group untuk melacak adiknya. Antariksa ditemani Istrinya Soraya Nadira yang terus menenangkannya. Setelah kepanikan yang terjadi tadi Soraya menitipkan Varo kepada Vani dan langsung menyusul Suaminya.
"Yang sabar ya, kita pasti bisa ketemu Alena kok" bujuk Soya , Antariksa menganggukkan kepalanya lalu menyandarkan ke bahu Soya.
~~
Sebulan telah berlalu tidak ada yang berubah dikeluarga Mahendra mereka masih saja tetap mencari Alena, Langit sibuk dengan Kuliah sambil mencari Alena. Sedangkan Alaska harus berangkat pendidikan ke akademi militer walau dengan hati yang berat. Antariksa juga masih tidak menyerah bahkan ia turun tangan mencari adiknya itu. Vania juga mencarinya melalui sosial media berharap menemukannya di sana.
Antariksa sedang membaca beberapa berkas yang dibawa sekertarisnya, Pria itu semakin hari semakin dingin. Sedang sibuk dengan berkasnya ponselnya berdering, karena terlalu malas mengangkatnya jadi ia mengabaikannya hingga ponsel itu berdering untuk kedua kalinya dengan kesal ia mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfon.
"Halo Ada Apa?"
""Assalamualaikum bang" ucapnya dari seberang. Antariksa seperti tidak asing dengan nomor suara ini, melihat nama orang yang menelfonnya mata Antariksa melotot. Astaga apa ini nyata? Itu Adiknya yang menelfon melalui Whatsapp.
"Waalaikumsalam ALENA!!! Kamu dimana astaga! Kamu gimana sehat kan? Kamu tinggal dimana? Masih ada uang kan? Kirim nomor rekening kamu cepat biar Abang transfer, kamu nih bikin khawatir tau gak. Pulang yah" Antariksa berdiri dari duduknya dan menyerbu Alena dengan pertanyaannya dengan nada ngegas.
Diseberang Alena terkekeh apakah yang ia telfon ini benar-benar kakaknya sepertinya ia salah orang biasanya kakaknya ini akan seperti es tapi kenapa tiba-tiba menjadi cerewet.
" Satu-satu dong bang. Aku sehat kok, aku punya tempat tinggal Alhamdulillah, aku juga masih punya uang. Abang gak usah khawatir aku bisa jaga diri kok.
"Gimana gak khawatir Alena kamu itu adik Abang yang paling susah interaksi sama orang. Tadi apa kamu bilang masih punya uang? Seingat Abang sebelum keluar dari rumah saldo kamu gak banyak, pas abang mau transfer ATM kamu udah diblokir"
"Aku beneran masih punya duit kok, ohya bang bilang ke Mama ngak usah khawatir ya, ke papa sama Kakek juga. Aku bakal pulang kok tenang aja, kalian tungguin aku aja ya. Yaudah aku ada urusan setiap bulan sekali aku bakalan hubungin Abang kok tenang aja. Bye assalamualaikum"
""Waalaikumsalam Lena aba... Tut Tut" belum selesai Antariksa berucap telfon sudah dimatikan sepihak. Untung Alena adalah adiknya jika tidak sudah dia patahkan lehernya.
Seandainya adiknya itu tidak bisa hacking sudah pasti ia telah menemukannya. Ponsel dan laptop Alena sangat sulit dideteksi. Tapi tak apa setidaknya adik bungsunya itu menghubunginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments