Semua mata tertuju pada Yolan, seolah tatapan mereka menghakimi dan berkata "kamu tadi disitu kan? Kamu pasti tahu sesuatu".
Senyum Yolan mengambang ragu-ragu "Well", tidak ada seseorang pun yang mengeluarkan kata-kata, mereka menunggu penjelasan dari Yolan,
"Saya baru keluar dari toko untuk membeli buku ini." Ucap Yolan dengan tangan yang terangkat menunjukkan buku berplastik yang belum di buka, sengaja menunjuk pada bagian label harganya yang kelihatan,
"Tiba-tiba mobil aneh itu meledak, aduh yaa ampun saya dekat sekali dengan mobil itu" jelas Yolan dengan sedikit drama.
"Tapi kau selamat kan Nak? Tidak ada yang cedera?" ucap wanita paruh baya yang tidak jauh dari Yolan
Yolan hanya mengangguk, beberapa lainnya berpendapat bahwa jalanan saat itu memang sudah tidak akan aman, apa lagi maraknya pembunuhan yang di rencakan dan beberapa lainnya sudah mengomentari cerita singkat itu lalu yang lainnya lagi menceritakan kisah yang agak mirip dan mereka saling berkomentar, akhirnya riuh oleh ocehan.
"Thanks God. Ibu-ibu emang paling gampang di alihkan perhatiannya" Batin Yolan.
Yolan kembali menatap layar Hp nya dan berjalan meninggalkan kerumuman, Yolan mengecek beberapa titik lokasi dimana Yolan meletakkan mata-mata untuk mencari informasi tentang ledakan yang terjadi pada mobil kesayangannya tapi tiba-tiba seorang pria bertubuh jangkung menjulang berjalan amat cepat ke arahnya.
Yolan berusaha menepi untuk memberinya jalan namun pria tersebut berjalan cepat ke arah Yolan. Pria tersebut berkacamata dan topi hitam dengan gerakan konstan seperti robot, ia melangkah lurus,
"Dia benar-benar berjalan ke arahku!", gumam Yolan.
Yolan kemudian berlari dan pria tersebut mengejarnya. Jalanan sepi, hanya satu dan dua orang yang sesekali berjalan pada trotoar tersebut tanpa peduli adegan kejar-kejaran yang terjadi di sana. Yolan berlari di sisi lain gedung tapi pria tersebut masih tetap mengejarnya, saat Yolan berbelok pria itupun ikut berbelok ke arah Yolan dan akhirnya Yolan melayangkan satu tendangan di dadanya, tetapi pria itu menangkap pergelangan kaki Yolan lalu tubuh Yolan di banting ke arah kiri.
Ini bukan soal tehnik lagi tapi ini tentang tenaga pria tersebut yang membuat Yolan tidak bisa memberi banyak gerakan.
Brughhh!!
Yolan mengerang karena dia yakin ada salah satu tulang lengannya yang retak. Yolan menggeliat dan berusaha menahan sakit di lengannya, dia beberapa kali mendapat serangan tapi tidak membuatnya mundur sampai pria yang di hadapannya pun ikut tumbang, salah satu senjata rahasia belati kecil Yolan di keluarkan pada saat terakhir, gerakan halus Yolan yang tidak membuat belati tersebut terlihat pada telapak tangan Yolan, memberi banyak luka sayatan dan menusuk jantung pria tersebut, hingga dia terkapar.
......................
Serangan pria tersebut membuat Yolan istrahat beberapa hari di dalam rumahnya, susu yang kini di aduk-aduknya membuat Yolan bosan berada dalam ruangan tersebut, "Aku perlu kegiatan" gumamnya.
Guzman memasuki kamar Yolan dengan tatapan yang tajam kemudian menarik sebuah kursi di hadapan Yolan.
Yolan tahu saat itu Guzman sedang marah besar karena dia hanya diam dan memberi tatapan tajam, bagi Yolan lebih baik Guzman ngomel dari pada diam, Yolan takut ayahnya mendadak terkena serangan jantung atau stroke kalau hanya diam.
"Ayah...."
"Apakah kamu sudah gila?!" suara Guzman dengan penuh geram
"Ada apa Ayah?" tanya Yolan tanpa rasa bersalah.
"Kenapa kau melawannya? Kenapa kau tidak mengirim signal ke markas?"
Yolan tidak menjawab, inilah fase yang di sebut 'Aneh', Yolan di latih keras bela diri dalam segala hal untuk membunuh, keputusan di diskusikan sebelum marah, tapi saat itu terbalik. Ayahnya marah dulu kemudian mulai untuk di diskusikan setelah semuanya terlambat dan sudah tidak penting lagi untuk di diskusikan.
"Mungkin kamu merasa benar tapi nyawamu adalah yang penting, Ayah hanya punya kamu satu-satunya" jelas Guzman dengan menarik nafasnya dalam-dalam.
Guzman menceritakan siapa musuhnya kali ini, dia seorang pengusaha dan lainnya adalah ketua Mafia di wilayah lain, dia ingin menguasai wilayah Guzman dengan menargetkan penerus Guzman, Yolan.
Dia punya seorang istri dan tiga anak lelaki dan seorang anak perempuan. Istrinya seorang pegawai Bank yang mengira suaminya seorang pebisnis yang sukses. Anak perempuannya hanya tahu bersenang-senang dengan anak perempuannya, sedangkan tiga kakak laki-lakinya, benar-benar serius menjalankan proses untuk masa depan yang akan memuluskan bisnis kotor ayahnya.
Satu orang calon pengacara yang akan menjadi kuasa hukum sang Ayah, seorang pengusaha Retail yang akan menyokong usaha ayahnya sekarang, dan seorang calon Dokter yang akan menyelamatkan mereka saat setiap kali mereka terkena uji coba pembunuhan. Yolan penasaran, apakah nanti anak perempuannya akan menjadi seorang ustazah yang akan selalu mendoakan orang tua dan saudara-saudaranya.
"Bagaimana kalau aku membunuh salah satu anggota keluarganya?" guman Yolan.
Mendengar itu, Guzman meninggalkan ruangan beberapa menit dan kembali membawah dua buah amplop. Melihat itu Yolan sangat paham bahwa dia akan di istrahatkan beberapa bulan dalam misi dan Yolan tidak menyukai hal itu, Yolan tidak ingin menghabiskan waktu dirumah yang membosankan, dunia Yolan sudah terkontaminasi dengan senjata, misi dan darah.
"Ayah, ayolah.. Ini bukan pertama kalinya aku seperti ini" bujuk Yolan.
"Kau harus meninggalkan negara ini dan menemui orang yang berada dalam amplop tersebut, mereka adalah sahabatku, mereka pernah melihatmu sewaktu bayi, mereka belum memiliki anak dan aku setuju mereka megadopsimu"
"What???! Ayah, aku sudah berumur 25 tahun, bagaimana bisa di adopsi"
"Diam! Ikuti apa yang Ayah perintahkan, nanti saatnya kau kembali saat ayah memanggilmu, apapun yang terjadi setelah kau bersama mereka, itu adalah tanggung jawab mereka"
"Tapi ayah...."
"Yolan, bukankah kau ingin merasakan keluarga yang utuh? Kehidupan yang normal? Maaf kan ayah jika mendidikmu selama ini di jakur yang salah, ayah yakin masih punya banyak waktu untuk memperbaikinya".
Ayah dan anak itu masih saling beradu argumen hingga akhirnya Yolan menerima segala perintah Guzman.
"Ingat identitas barumu, namamu Kania".
Yolan hanya memutar bola matanya jengah.
......................
Setahun berlalu, di negara lain dengan identitas yang baru Yolan kini bekerja di sebuah Restauran. Bentakan keras diiringi gebrakan membahana di dapur besar berisi koki, para asisten dan beberapa waiterss.
"Siapa yang masak ini?!" mendengar pertanyaan itu tidak ada yang berani membuka suara, semuanya menahan nafas. Keheningan kembali mencekam. Mata manager Restauran Megarasa tengah berusaha menguliti lima karyawan di hadapannya dengan tatapan mengintimidasi.
"Gaji kalian semua aku porong 50% jika tidak ada yang mengaku" ulfa melototkan matanya.
Ulfa Hartono adalah anak pemilik restauran tersebut sekaligus manager operasional.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
R.F
semangat kk
2023-06-13
1
Myumy rev
Waduh Yolan mengerikan juga ya
2023-06-06
1
Myumy rev
buseeet jadi ustazah ga tuh
2023-06-06
1