Bab 3

❤️ Happy Reading ❤️

Gavi benar-benar mengantarkan Aurelia pulang ke rumahnya.

''Terimakasih.'' ucap Aurelia ketika mobil yang di kendarai langsung oleh Gavi tiba di depan gerbang kediamannya.

''Tunggu.'' kata Gavi ketika Aurel hendak membuka pintu mobil. ''Biar aku antar ke dalam.'' kata Gavi lagi seolah tau arti tatapan mata Aurel yang melihat keheranan serta banyak tanda tanya ke arahnya.

''Eh gak usah...aku bisa sendiri.'' cegah Aurelia.

''Aku tak minta pendapat darimu.'' kata Gavi yang langsung saja turun dari mobil.

Aurelia menatap Gavi dengan tatapan bingung.

Tok

Tok

Tok

''Apa kamu tak mau turun?'' tanya Gavi setalah meneguk kaca di pintu mobil samping Aurelia.

Aurel pun langsung keluar dan membiarkan apa yang mau di lakukan oleh pemuda asing yang sudah menidurinya itu, toh mau di cegah atau di larang pun juga tak akan mempan.

''Pak, tolong buka gerbangnya pak.'' kata Aurel setengah berteriak memanggil penjaga rumahnya.

Klek

''Non Aurel.'' sapanya dengan ramah.

''Aurel masuk dulu pak.'' kata Aurel dengan senyumannya.

Tak ada pembicaraan diantara Gavi dan Aurel saat mereka berjalan dari gerbang hingga memasuki halaman rumah...benar-benar definisi orang asing.

''Sudahkan.'' kata Aurel yang sudah menggantikan langkahnya. ''Kamu bisa pulang dan aku akan masuk.'' kata Aurel yang secara tak langsung mengusir Gavi.

''Ck, kamu mengusirku.'' decak Gavi.

''Terserah apa katamu.'' sahut Aurelia yang langsung masuk kedalam rumahnya meninggalkan Gavi di luar.

❤️

''Akhirnya kamu pulang juga.''

Satu kalimat yang keluar dari seseorang, sehingga membuatnya kaget.

''Pa..pa.'' cicit Aurel seraya membalikkan tubuhnya setalah menutup pintu rumah.

Dia benar-benar tak menyangka kalau ada sang papa di rumah, karena setaunya papanya itu selalu berangkat ke perusahaan sedari pagi.

''Pa...pa masih di rumah? gak kekantor?'' tanya Aurel memberanikan diri bersikap seolah-olah tak ada apa-apa.

''Kenapa kamu kaget papa masih ada di rumah sehingga bisa memergoki kamu pulang.'' kata papa Rey Wibowo...ayah kandung Aurelia. ''Jadi begini kelakuan kamu selama ini, hah!'' katanya lagi dengan penuh penekanan.

''A...apa maksud papa?'' tanya Aurel yang tak mengerti.

''Pergi malam, pulang siang.'' kata papa Rey. ''Dari mana kamu? dari menjual diri? Iya.'' tuduhnya.

Luruh sudah air mata Aurel mendengar kata-kata tuduhan yang keluar dari mulut papanya sendiri.

''Gak bisa jawabkan kamu.'' kata papa Rey kembali.

Brak

Papa Rey melemparkan semua photo Aurel yang masuk ke dalam hotel.

''Ngapain kamu ke hotel dan sampai gak pulang?'' tanya papa Rey yang berjalan mendekat.

''Aurel...Aurel pergi bareng Arni pa.'' jawab Aurel. ''Iyakan Ar?'' tanyanya pada sosok wanita muda yang duduk di sofa bersebelahan dengan mamanya. ''Ngomong dong Ar, jangan diem aja biar papa gak salah paham sama aku.'' katanya dengan menatap ke arah Arni dengan tatapan permohonan.

''Apa yang harus aku katakan Rel, aku sendiri saja tak tau kalau kamu ke hotel.'' jawab Arni. ''Kamu memang pergi sama aku dari rumah, tapi apa kamu lupa kalau kamu minta aku turunkan di jalan karena ada urusan katanya.'' katanya lagi penuh kebohongan.

''Itu bohong pa.'' sanggah Aurel.

Plak

''Kalau semua yang di katakan Arni itu bohong, terus tanda itu artinya apa, hah!'' bentak papa Rey setelah menampar pipi kiri Aurel dengan begitu kuat, menyebabkan pipi mulus itu kini bercap jari lima dan sudut bibirnya pun berdarah.

Kemarahan papa Rey semakin memuncak begitu menyadari jika ada tanda merah di leher sang putri.

Papa Rey bukan orang bodoh yang tak tau tanda apa di sana.

''Kamu sebenarnya dari mana Rel dan pakaian siapa yang kamu kenakan?'' tanya mama Rina sok perduli padahal hanya ingin tambah memancing kemarahan papa Rey.

''I...ini...''

Plak

Belum selesai Aurel mengucapkan kata-kata sudah di potong lagi dengan tamparan dari sang papa yang kali ini bahkan telah membuat tubuh Aurel terjatuh sangking kerasnya.

Tak tanggung-tanggung, papa Rey lalu menyeret tubuh Aurel hingga keluar rumah dan si lemparnya ke teras.

Bugh

''Pergi kamu dari sini, mulai saat ini kamu bukan lagi putriku!'' seru papa Rey dan semua itu di saksikan oleh Gavi.

Karena memang pemuda itu masih menunggu di sana, entah kenapa Gavi merasa ingin memastikan bahwa wanita yang tadi malam telah memalui malam panas dengannya dalam keadaan baik-baik saja.

''Pa...hiks...hiks...hiks...'' lirih Aurel yang mengiba pada sang papa.

Tapi di balik rasa sedih Aurel dan rasa marah papa Rey, ada rasa bahagia dari mama Rina dan juga Arni.

''Pergi kamu dari sini! aku tak mempunyai anak j****g seperti kamu.'' hardik papa Rey. ''Mulai saat ini...detik ini...kamu bukan lagi putriku, tak ada ikatan apapun di antara kita!'' serunya lagi.

Papa Rey langsung berbalik badan dan pergi bersama mama Rina dan Arni meninggalkan Aurelia sendiri di teras rumah.

Brak

Di bantingnya pintu itu dengan keras dan tak lupa pula di kuncinya.

''Jangan ada satupun yang berani membukakan pintu untuk anak itu!'' seru papa Rey pada seluruh art di rumahnya. ''Atau kalian akan tau akibatnya.'' katanya lagi memberi ancaman.

❤️

''Hiks...hiks...hiks...pa...papa...pa...dor...dor...dor...'' panggil Aurel dengan menggedor pintu. ''Pa, buka pintunya pa...Aurel ingin masuk.'' panggilannya lagi.

''Kasihan non Aurel bik.'' kata Iyah salah satu art papa Rey.

''Kamu benar Yah, tapi kita sama sekali tak bisa berbuat apa-apa.'' jawab bik Iroh.

Mereka yang sudah bekerja dengan keluarga Wibowo merasa iba dan kasihan akan nasib nona muda yang selalu baik serta ramah pada mereka.

Sedangkan di luar, Gavi yang melihat Aurel terus meraung dan menangis di depan pintu, langsung bergegas menghampirinya.

Dia merasa ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Aurelia saat ini yang tak lain dan tak bukan juga ada andil dirinya di dalamnya.

Grep

Gavi langsung memegang kedua bahu Aurel dari belakang dan hal itu membuat si empunya kaget.

''Kamu.'' cicit Aurel. ''Lihat...kamu lihat sendirikan...aku di usir dari rumahku sendiri...aku sudah tak punya mama bahkan sekarang papaku pun tak mau mengakuiku!'' teriak aurelia tepat di depan Gavi. ''Ini semua gara-gara kamu...'' serunya lagi.

Grep

Bukannya marah, Gavi malah membawa tubuh ringkih itu kedalaman dekapannya hingga sedikit lebih tenang.

''Kita pulang ya...'' kata Gavi.

''Pulang...heh...pulang kemana yang kamu maksud...'' kata Aurel dengan senyum penuh kepahitan.

''Ke rumahku.'' jawab Gavi dengan mantap. ''Kamu tanggung jawabku sekarang...'' sambungnya.

Terpopuler

Comments

Nana Iraysmii

Nana Iraysmii

seribi satu lakik kyk gavi

2023-07-07

0

Tavia Dewi

Tavia Dewi

jarang Lo laki seperti itu,da di novel ja😁

2023-06-11

0

itanungcik

itanungcik

semangat aurel....

2023-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!