World Of Monsters : Kaiju
Beribu ribu tahun yang lalu, bumi manusia diserang oleh makhluk misterius dari luar angkasa. Mereka diperkirakan muncul dari dalam sebuah portal yang kemungkinan tercipta berkat energi gelap, sebuah teori yang selama ini masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Kemunculan mereka membuktikan adanya teori energi gelap itu, namun bukan itu yang harus diperhatikan oleh ilmuwan dan manusia, namun makhluk makhluk yang keluar dari dalamnya. Setelah bertahun tahun mencoba melawan balik, pihak manusia akhirnya sadar bahwa mereka saat ini sedang berperang dengan kiriman dari neraka. Akhirnya para monster itu disebut sebagai Abysswalker.
Lebih dari 15 tahun, keadaan umat manusia bukannya semakin membaik, justru menjadi lebih terpuruk. Para ilmuwan pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan senjata pamungkas mereka, bom nuklir anti materi. Dan setelah bom itu diledakkan, justru itu menjadi pendukung lain dari kepunahan umat manusia. Bukan hanya itu saja, radiasi dari bom anti materi nampaknya semakin memperlemah keadaan tubuh manusia, bahkan hingga ke titik dimana orang orang mulai bermutasi menjadi makhluk yang jauh berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka disebut sebagai Defect, dan mereka disingkirkan dari lingkungan hidup manusia.
Sejak kemunculan para defect, kekuatan militer manusia mulai menjadi lebih lemah lagi, dan saat itulah para ilmuwan mulai menciptakan cyborg, untuk memperkuat para tentara dengan keadaan defect. Namun itu semua belum cukup, karena radiasi anti materi juga memperkuat para abysswalker, hingga manusia harus menyebut versi mutasi dari abysswalker itu dengan nama lain, devastator. Abysswalker yang disebut sebagai devastator memiliki kekuatan yang luar biasa, cukup untuk menghancurkan satu kota besar hanya dengan hembusan nafas saja.
100 tahun telah berlalu, dan populasi manusia semakin menurun dengan drastis karena peperangan dan kehancuran yang terjadi terus menerus. Mereka akhirnya mulai menemukan secercah harapan di tengah tengah kegelapan. Itu semua berkat seorang ilmuwan muda jenius yang menyarankan untuk menyuntikkan darah abysswalker ke tubuh manusia. Awalnya itu ditolak mentah mentah oleh ilmuwan yang lainnya karena menentang etika kemanusiaan, namun, di saat saat kepunahan ini, apakah kemanusiaan itu penting ? Pertanyaan itu terus menghantui kepala para ilmuwan, dan akhirnya mereka mulai mengiyakan saran ilmuwan muda itu. Ras manusia mulai bangkit dari kehancuran mereka yang tak terhindarkan, dan itu dapat dikatakan sebagai sebuah keberhasilan yang luar biasa. Dengan menyuntikkan darah abysswalker Odontotyrannos, seorang wanita berhasil mendapatkan kekuatan super yang melebihi manusia pada umumnya. Walaupun hasilnya agak sedikit liar, wanita itu telah membuktikan bahwa darah abysswalker yang disuntikkan ke dalam tubuhnya mampu, sangat mampu untuk membunuh berbagai abysswalker dari ras yang lainnya. Berbagai eksperimen menggunakan darah abysswalker pun mulai dikembangkan, dan seluruh hasil dari eksperimen tersebut dipanggil dengan nama kaiju.
Kini, 400 tahun telah berlalu, dan manusia berhasil meminimalisir serangan para abysswalker yang sempat merajalela, itu semua berkat para kaiju yang berada di pihak manusia. Para kaiju kini di anggap sebagai pahlawan, namun itu tidak berlangsung lama sebelum mereka semua akhirnya dibuang oleh pencipta mereka sendiri. Kaiju yang awalnya adalah sebuah kesempurnaan, kini telah dianggap sama dengan para defect yang penuh dengan cela dan juga tidak berguna.
Para kaiju dibuang ke sebuah hutan yang hampir tak terbatas buatan manusia yang bernama forestiso, dan di ujung hutan itu, terdapat sebuah laboratorium besar yang berfungsi untuk menahan kaiju yang dianggap jinak dan masih berguna, serta untuk mengawasi seluruh kaiju yang berada di dalam hutan tersebut. Setidaknya, mereka tidak sempat berpikir kalau abysswalker yang selama ini mereka kira telah meninggalkan bumi akan kembali menyerang laboratorium itu.
Tabung kriogenik itu terbuka, menunjukkan seorang wanita berambut merah oranye yang sedang tidur panjang di dalamnya.
“Kaiju. Code : Phoenix, released.”
Phoenix membuka matanya, dan hal pertama kali yang ia temukan adalah para ilmuwan yang menatapnya dengan muka penuh harap. Ia tidak perlu menduga lagi apa yang diinginkan para ilmuwan ini dari padanya, sudah pasti abysswalker yang selama ini ia lawan menyerang kembali. Ia berjalan keluar dari tabung kriogenik nya dan langsung memunculkan sebuah pedang panjang dan perisai di kedua tangannya.
“katakan, di mana abysswalker itu.”
“Mereka ada dimana mana, terlalu banyak untuk dikatakan.”
“Jangan bilang aku harus mencarinya sendiri.”
“Bukan hanya ‘nya’, tapi ‘mereka’.”
“Terima kasih, sangat membantu.”
Phoenix pun berjalan keluar dari ruangan itu dengan ogah ogahan dan juga menyenggol semua ilmuwan yang menghalangi jalannya dengan hembusan nafas kesal.
Beberapa saat kemudian, Phoenix telah berada di sebuah lorong gelap, penuh dengan puing puing dari tembok yang sudah di jebol masuk dari luar. Ia melihat ke bawah lantai, dan di sana terdapat sebuah kain berwarna putih.
“Kain ? Memangnya siapa yang berkabung di saat seperti ini ?” gumamnya. Phoenix pun berjalan meninggalkan kain tersebut tetap di lantai, tanpa ia sadari bahwa kain tersebut mulai bergerak dengan sendirinya.
“Hoi, Phoenix ! Bagaimana keadaan di sana saat ini ?”
Phoenix sedikit tersentak saat suara itu muncul secara tiba tiba. Ternyata selama ini, sebuah alat komunikasi telah terpasang di telinganya.
“Penuh kekacauan, sama seperti bumi kalian.”
“Berhenti menghina manusia, Phoenix.”
“Aku tidak punya waktu untuk diceramahi oleh kalian. Aku pergi sekarang.” jawab Phoenix sambil melepas alat komunikasi itu dengan cara paksa. Walaupun itu sedikit mengelupas kulitnya, itu bukanlah masalah yang besar baginya. Tidak ada rasa sakit sedikit pun baginya.
Phoenix terus berkeliling di laboratorium itu, hingga pada akhirnya ia telah berada di atas atap, dan beberapa kain terbang kini berada di hadapannya. Ia memegang pedangnya dengan erat, kemudian berlindung di balik perisainya.
“Ternyata kalian, Ittan - Momen.”
Puluhan kain terbang tersebut adalah Ittan - Momen, makhluk setengah kaiju atau biasa disebut sebagai kaiju liar. Mereka yang tidak lolos menjadi kaiju Ittan - Momen akan menjadi versi liar nya, dan juga tidak dapat dibedakan dengan abysswalker yang asli. Walaupun bukan abysswalker yang sesungguhnya, kaiju liar tetap berperilaku sama dengan abysswalker yang asli.
3 Ittan - Momen yang berada di tengah kemudian mulai bergabung dan berubah menjadi humanoid yang samar samar, diikuti oleh tiga Ittan - Momen yang lainnya. Melihat itu, Phoenix pun mengembangkan sepasang saya merah yang ada di punggungnya, kemudian melesat ke arah puluhan Ittan - Momen yang ada di depannya. Kini jumlah mereka telah berkurang menjadi 4 saja setelah penggabungan. Walaupun jumlah mereka menurun, tetap saja kekuatan mereka meningkat pesat. Para Ittan - Momen itu mulai menyerang Phoenix dengan kain terbang mereka yang tajam, mengelilingi Phoenix hingga ia tidak memiliki ruang untuk terbang kembali. Rentetan tusukan terus menyerang Phoenix dari berbagai arah. Menyerang para Ittan - Momen dalam wujud seperti ini hanyalah sebuah kesia - siaan, jadi Phoenix hanya menunggu selagi berlindung di balik perisainya. Setelah menyerang perisai Phoenix dengan begitu lama, para Ittan - Momen akhirnya sadar bahwa musuh mereka sangat defensif. Mereka memutuskan untuk bergabung seluruhnya menjadi humanoid kain raksasa dengan setengah tubuh bagian atas saja yang terlihat, kemudian mengangkat tangan kanan mereka yang masif dan menghantam tempat Phoenix berdiri saat itu, namun Phoenix sudah terbang tinggi menghindari serangan itu. Kini Phoenix telah berada di atas Ittan - Momen raksasa, dan seluruh tubuhnya telah terbakar oleh api merah padam, begitu juga dengan pedang dan perisainya. Phoenix kemudian menggabungkan pedang dan perisainya menjadi sebuah tombak panjang yang berapi api. Ia dengan cepat menukik ke arah raksasa Ittan - Momen yang ada di bawahnya dan seketika membelah raksasa Ittan - Momen itu, bersamaan dengan sebuah ledakan besar yang ikut membelah laboratorium seperti kue pai. Ledakan itu sontak memancing para ilmuwan yang pada awalnya bersembunyi di dalam untuk keluar. Mereka berlari kecil di antara puing puing laboratorium kesayangan mereka, dan di ujung sana, Phoenix sedang berdiri membelakangi mereka sambil menyimpan kedua senjatanya ke dalam warp dimension.
“Phoenix, apa apaan ini !? Kami menyuruhmu untuk menghancurkan abysswalker, bukan menghancurkan bangunan !!”
“Setidaknya mereka juga ikut dihancurkan oleh api ku.”
“Dasar tidak berguna !! Apa kamu tahu berapa harga yang harus di bayar untuk memperbaiki semua ini !? Kamu di-”
“Tidak usah mengatakannya. Aku tahu apa yang harus kulakukan.”
Dan begitulah, Phoenix pada akhirnya berjalan masuk menuju Forestiso dengan kedua kakinya sendiri, bergabung dengan para kaiju yang lainnya. Pertarungan battle royale antar kaiju ini tidak akan menjadi lebih meriah sebelum Phoenix bergabung bersama di antara mereka.
“Dasar manusia, tidak tahu terima kasih.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments