Goblin, All of Enviness

Alan sudah tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, ia harus membalas dendam pada orang yang membunuh Elaina. Baru saja Alan berdiri, dan orang yang ia cari sudah berada di belakangnya, bersama sama dengan para goblin liar yang tingginya hanya se - betis saja. Alan menoleh ke arah pria yang ada di belakangnya, dan hal pertama kali yang ia lihat adalah pemukul yang ada di tangannya. Tak perlu diberitahu pun Alan sudah mengerti siapa pria yang ada di belakangnya itu. Dia adalah sang dokter, orang yang membantai seluruh warga desa dan juga membunuh Elaina dengan para goblin yang terus mengikutinya.

“Lihatlah, ternyata defect itupun punya defect yang lainnya.” ucap sang dokter. Di matanya, Alan terlihat lebih seperti defect daripada seorang kaiju. Para goblin kecilnya berusaha mengingatkan sang dokter akan bahaya yang dimiliki oleh Alan, namun goblin goblin malang itu justru merasakan pukulan maut dati senjata sang dokter. Kepala mereka hancur seketika, disertai dengan teriakan kecil sang goblin yang malang itu.

“Menyingkir dariku, bangsat.”

Seluruh goblin yang ada di sekelilingnya pun menyingkir dari sang dokter dengan panik. Mereka tak ingin mengalami hal yang sama dengan goblin malang yang sebelumnya. Alan mulai menggeram ke arah sang dokter. Cakarnya mulai memanjang secara perlahan. Ia sudah siap untuk mencincang musuh yang ada di depannya itu. Garis garis berwarna merah mulai bermunculan di tubuh Alan. Itu adalah sihir darah yang dimiliki oleh Alan.

“Liar sekali makhluk ini.” ucap sang dokter pada dirinya sendiri. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, bersiap untuk memukul Alan kapan saja. Alan pun dengan liar langsung melesat ke arah sang dokter, yang dengan mudahnya dapat memukul Alan tepat di kepalanya. Alan terpental jauh ke belakang, dan kepalanya hampir hancur tak tersisa. Namun semua lukanya sembuh kembali. Alan kembali menyerang sang dokter, hanya untuk menerima pukulan beruntun dari senjata sang dokter. Tubuhnya dihancurkan oleh ledakan yang terus muncul di setiap pukulan, dan akhirnya sang dokter mengayunkan pemukul nya dari atas ke bawah, membelah kepala Alan dengan cepat.

“Cih, hanya monster murahan saja ternyata.” gumam sang dokter.

****************

Alan terbangun dari pingsan nya, dan menemukan seekor goblin raksasa sedang memotong motong mayat dari warga desa. Goblin raksasa tersebut sedang disibukkan oleh kegiatan nya saat ini, dan Alan berpikir bahwa ia tidak perlu bertarung dengannya. Ia harus menggunakan akalnya, sama seperti yang diajarkan oleh Elaina dan Elena.

Alan berjalan secara diam diam melewati reruntuhan di belakang goblin raksasa tersebut, berusaha untuk tidak menciptakan suara sekecil pun. Ia melewati berbagai mayat warga desa yang telah terpotong menjadi dua, beserta dengan tumpukan tumpukan daging mereka. Bau amis darah sempat membuat insting Alan ingin memakan daging itu mentah mentah, namun ia berhasil menahan keinginannya itu.

Goblin raksasa tersebut kemudian berjalan untuk mengambil warga desa yang selanjutnya, seorang anak kecil berumur 5 tahun yang menangis dengan keras karena ketakutan. Anak kecil memohon sang goblin raksasa untuk membiarkannya hidup, namun permintaannya tidak didengarkan sama sekali oleh sang goblin. Pisau potong nya terangkat, dan tubuh bocah itu di potong satu per satu, mulai dari kaki, tangan, dan akhirnya leher dan kepalanya. Kepala bocah dipotong menjadi dua, menunjukkan otak dan isi kepala yang lainnya. Teriakan kesakitan bocah itu pun berhenti seketika, namun Alan yang mendengar teriakannya bahkan tidak berniat untuk membantunya sama sekali. Ia terus bersembunyi di balik tumpukan daging merah dan juga reruntuhan bangunan, dan kemudian berjalan menjauh dari sana. Aksinya itu sama sekali tidak disadari oleh goblin raksasa, namun tidak untuk goblin kecil yang lainnya.

Mereka adalah Knucker, ras goblin kerdil yang bahkan tidak terlihat oleh mata Alan sama sekali. Jika saja Knucker yang berada di atas pundaknya itu tidak meringik, sudah pasti Alan tidak akan menghentikan langkahnya untuk saat ini. Ringikan Knucker itu berhasil membuat sang goblin raksasa mengetahui keberadaan Alan yang berusaha untuk kabur, membuatnya mulai mengejar Alan dengan pisau potongnya yang terangkat ke atas udara. Alan sudah berniat untuk lebih menggunakan akalnya untuk saat ini, jadi ia hanya terus berlari sambil dihantui oleh ringikan Knucker yang ada di pundaknya. Semakin lama, telinga Alan semakin sakit mendengar suara dari Knucker yang ada di sampingnya. Ia terus berlari dan menghindar dari tebasan menggila sang goblin raksasa yang sedang mengejarnya di belakang, sementara telinganya mulai dibuat tuli oleh sang Knucker yang terus berada di dekat telinganya, bahkan kini, Knucker tersebut berusaha masuk ke telinganya. Tentu saja Alan tidak tinggal diam. Goblin raksasa tersebut berlari dengan sangat lambat, jadi, saat dirasa goblin tersebut sudah terlalu jauh darinya, Alan menggenggam Knucker yang kerdil tersebut dan langsung membantingnya ke tanah, kemudian menginjak injak tubuhnya. Sekarang telapak kaki kiri Alan sudah dipenuhi oleh genangan darah. Namun, apa yang keluar dari dalam genangan darah tersebut adalah sebuah hal yang sangat mengerikan, dan tidak pernah dipikirkan oleh manusia maupun kaiju itu sendiri. Knucker Knucker yang lainnya mulai bermunculan kembali dalam jumlah yang lebih banyak dan ukuran tubuh yang bahkan lebih kecil lagi, hingga mereka dapat masuk ke dalam tubuh Alan melalui pori pori kulitnya. Sebuah kesalahan besar bagi Alan untuk menginjak Knucker tersebut, karena sekarang, ribuan Knucker sedang merayap di dalam tubuhnya sambil menggerogoti organ organ nya. Alan terjatuh ke tanah, berusaha untuk mengambil nafas sebanyak mungkin, namun itu semua sia sia. Paru parunya sudah hampir habis dimakan oleh para Knucker kerdil yang kini mulai keluar dari dalam mulutnya. Gerombolan Knucker tersebut memanjat muka Alan, kemudian mulai menusukkan tangan mereka ke mata merah Alan. Alan merasakan siksaan yang begitu luar biasa saat ini, namun itu semua belum berakhir. Karena sekarang, goblin raksasa tersebut sudah berada tepat di belakangnya, dan tanpa perlu menunggu waktu lama, pisau potongnya telah menebas tubuh Alan hingga hampir terbelah menjadi dua. Ia terlempar jauh ke depan, dan Alan pun kehilangan kesadarannya kembali.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Puluhan Duendes mulai bermunculan dari dalam tanah, mengerumuni Alan yang sedang berada dalam alam bawah sadarnya. Tinggi mereka sedang, hampir sama dengan manusia pada umumnya. Mereka menaruh tangan kanan mereka ke atas tubuh Alan yang berwarna putih pucat, dan begitu mereka mulai mengangkat tangan mereka ke atas, Alan pun terbangun akan rasa sakit yang luar biasa. Organ organ dalamnya juga mulai terangkat keluar. Bukan hanya itu saja, para Knucker juga mulai menggerogoti telinganya dari dalam. Ini lah yang dirasakan oleh Arachne saat dirinya dikalahkan oleh Alan, namun yang kali ini jauh lebih parah. Dari kejauhan, sang dokter hanya melihat kejadian tersebut dengan muka datar, tak berekspresi sama sekali. Ia berjalan mendekati Alan, dan kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat Alan menjadi binatang buas kembali. Jika dengan akal saja masih tidak cukup, maka ia harus menggunakan keduanya saja, akal dan kekuatan sihirnya.

Dengan kemampuan regenerasinya yang luar biasa, Alan menarik kembali organ organ tubuh nya yang mulai terangkat naik, menembus kulit putih pucat nya. Para Duendes berusaha untuk mempertahankan tangan mereka yang ternyata juga tertarik ke bawah oleh kekuatan yang misterius, namun itu hanya berbalik menjadi keadaan yang lebih buruk bagi mereka. Karena menahan tarikan paksa tersebut, tangan para Duendes mulai terpotong secara perlahan dan juga bersamaan. Ribuan Knucker yang menyadari hal tersebut pun mulai panik, dengan cepat langsung keluar dari dalam telinga Alan secara bersamaan hingga membuat gendang telinga Alan pecah seketika. Namun itu semua pulih kembali dalam waktu yang singkat, sementara keadaan para Duendes semakin memburuk saat tangan mereka telah terpisah dari tubuhnya. Mereka dengan cepat mundur dan menjauhi Alan karena kesakitan, mencoba menahan pendarahan di tangan kanan mereka sambil berteriak dengan keras, atau lebih tepatnya menangis keras. Hal itu membuat Alan dapat dengan mudah menghancurkan tubuh mereka satu per satu, kemudian menutup pori pori kulitnya dan menginjak para Knucker hingga mereka tidak bisa masuk ke dalam tubuhnya kembali. Kulit Alan kini sudah sekeras besi, dan dengan cepat ia langsung melancarkan pukulannya terhadap sang dokter, walaupun pukulannya tersebut dapat ditahan dengan mudah menggunakan pemukul nya.

“Kamu kira, aku akan dikalahkan hanya dengan pukulan seperti ini ? Tentu saja tidak, bangsat !!” seru sang dokter atau yang lebih sering dipanggil sebagai Kobold sambil mengayunkan pemukulnya ke bawah, seketika membelah tangan kiri Alan karena ledakannya. Tangan kiri Alan pulih kembali secara total hanya dalam hitungan detik, namun saat ia berniat untuk melakukan serangan yang kedua kalinya, Alan sudah terlempar jauh ke depan berkat tebasan goblin raksasa yang muncul di belakangnya secara tiba tiba.

“Luar biasa, Goldemar. Aku kira kamu akan tidak berguna sama seperti yang lainnya, tapi ternyata aku salah. Memang tidak ada yang perlu diragukan lagi dari raja para goblin.”

Kobold menoleh ke arah di mana Alan terlempar tadi. King Goldemar kini juga sudah bersiap dengan pisau potong raksasanya. Ia mendengus dengan kencang, tepat di muka Kobold yang ada di depannya. Walaupun nafas King Goldemar sangat bau seperti kentut sigung, Kobold tidak bisa menghajarnya saat ini. Lagipula King Goldemar berguna dan juga sangat membantunya, terlepas dari kebiasaannya memotong daging manusia, tidak ada masalah lain yang dibuat oleh Goldemar selama ini.

Goldemar seketika bereaksi dan mengayunkan pisau potongnya dengan cepat, dan itu berhasil membuat Kobold terkejut saat itu juga. Tanpa ia sadari, Alan sudah melesat ke arahnya sejak tadi, dan saat ini ia sedang berada di atas tubuh Goldemar dan mencabik cabik tubuh raksasa nya menggunakan cakar di kedua tangannya. Secepat itukah makhluk sialan ini !? Ucap Kobold dalam hati. Hanya selang beberapa detik kemudian ia harus menyaksikan King Goldemar yang sedang kewalahan harus kehilangan kepalanya setelah ‘ditenggelamkan’ oleh pukulan keras Alan ke dalam tubuh raksasanya sendiri. Alan kemudian mendarat ke tanah bersamaan dengan mayat Goldemar yang jatuh dan sudah tak bernyawa. Kobold dibuat merinding ketakutan saat melihat Alan yang secara perlahan berjalan mendekatinya. Setelah sedikit mengumpulkan keberaniannya, Kobold pun berlari ke arah Alan.

“Bajingan !!”

Namun, matanya terlalu lambat untuk melihat pergerakan instan dari Alan. Sesaat dirinya melangkahkan kakinya ke depan, ia sudah terangkat ke udara oleh Alan hanya dengan satu tangannya. Alan dengan cepat membanting Kobold ke tanah dan berlari sambil menyeret tubuh Kobold di tanah. Ribuan puing puing rumah warga desa yang hancur terus menggoreskan luka di punggung Kobold, hingga luka itu akhirnya terbuka lebar saat Alan akhirnya memutar Kobold di tanah kemudian melemparkannya ke udara.

Kobold berteriak kesakitan. Sebuah batang besi menembus dadanya dan juga luka besar yang ada di punggungnya. Kobold berusaha untuk membebaskan dirinya sendiri, namun Alan dengan cepat sudah berdiri di atasnya. Tanpa menunggu waktu lama, Alan langsung membenturkan kepala Kobold dengan keras berkali kali ke reruntuhan pilar kayu yang ada di belakangnya. Kobold bahkan tidak punya kesempatan untuk menyerang balik. Alan menarik tubuh Kobold hingga batang besi yang menusuk dadanya membelah hingga ke perut Kobold.

Alan kembali melemparkan Kobold yang tak berdaya ke arah reruntuhan yang lainnya. Tubuhnya menghantam tumpukan papan kayu dengan keras hingga menghancurkan papan kayu itu, dan satu detik kemudian Alan telah melesat ke arahnya dan memukul perut Kobold dengan sikut kirinya. Kobold masih dapat bertahan untuk tetap berdiri, dan itu memberinya kesempatan untuk setidaknya mengayunkan pemukulnya sekali saja, walaupun Alan dengan mudah menghindari serangan itu dan justru membuat Kobold menerima pukulan lain dari Alan, tepat di wajahnya. Alan kemudian berputar dan meraih leher Kobold, kemudian berlari dengan cepat dan menabrakkan Kobold ke reruntuhan rumah warga desa yang lainnya. Untuk sesaat, Kobold telah menyadari bahwa hidupnya sudah berada di ujung tanduk saat Alan mengangkat tangan kanannya tinggi tinggi. Namun beberapa saat kemudian Alan menurunkan tangannya itu kembali, membuat Kobold bernafas lega untuk sesaat.

“Heh, kamu akan membiarkanku untuk hidup sekali lagi, bukan ?”

Tentu saja tidak, karena Alan langsung menjawab pertanyaan Kobold yang bodoh itu dengan menunjukkan keempat taringnya yang tajam. Kobold seketika dibuat ngeri hingga seluruh tubuhnya mati rasa di saat itu juga. Alan benar benar tahu apa yang lebih layak untuk Kobold terima sebagai serangan kematiannya. Teriakan Kobold sangat keras hingga menggelegar ke langit saat taring besi milik Alan itu tertancap dan mengoyak ngoyak lehernya. Pertarungan pun selesai, dan sekali lagi Alan telah berhasil membuat musuhnya tidak mampu menyerang balik selama pertarungan berlangsung, sama seperti saat ia bertarung dengan Arachne.

****************

Alan berjalan menuju tembok desa, dan di sana ia menemukan sebuah buku yang tergeletak di tanah. Ia bahkan tidak pernah melihat buku itu saat ia memasuki desa yang telah hancur ini. Penasaran, Alan mengambil buku tersebut dan mulai membacanya.

Aku adalah Kobold, seorang kaiju yang terlahir sebagai setengah goblin dan setengah manusia. Entah kenapa, tapi aku merasa sangat ingin untuk menulis tentang masa lalu ku, jadi biarkan saja itu terjadi.

Seperti yang aku bilang di awal, aku terlahir sebagai setengah goblin setengah manusia. Hal yang memperburuk kehidupanku selama ini adalah fakta bahwa aku terlahir dalam wujud seorang manusia. Aku diusir dari kawanan para goblin, namun juga ditolak mentah mentah oleh manusia. Aku tidak bisa melakukan apa apa, selain bertarung dan juga memakan daging mentah, karena itu adalah insting hewan liar ku yang terlahir dengan separuh darah goblin. Orang orang itu mulai menjauhiku karena hal itu, dan aku tidak bisa menolaknya. Aku hidup tanpa rumah sama sekali, dan selama itu juga, aku disiksa oleh rasa lapar yang tidak pernah berakhir.

Kenapa ini harus terjadi padaku ? Itulah pertanyaan yang selama ini menghantui pikiran ku. Aku ingin hidup layaknya manusia normal pada umumnya dan juga melupakan darah goblin yang mengalir dalam tubuhku. Aku ingin menjadi seperti mereka, namun itu semua tidak akan pernah bisa ku ubah hanya dengan latihan dan menahan diri saja. Aku harus menghilangkan rasa lapar ini, dan begitulah. Aku memutuskan untuk diubah menjadi seorang cyborg dengan bantuan para ilmuwan sialan itu.

Bahkan sebagai cyborg pun aku masih hidup dalam ketidaknormalan. Berkat tubuh cyborg ini, aku mendapatkan kekuatan fisik yang luar biasa, jauh melebihi kaiju normal pada umumnya, dan itu membuatku di rekrut sebagai tentara bayaran. Selamanya aku berada dalam kontrol para ilmuwan itu, dan aku mulai memutuskan rencana ku untuk memberontak dengan mempelajari virus baru mereka, sebuah virus yang dikembangkan lewat darah abyss walker. Aku mulai mempelajari virus itu, dan begitu lah bagaimana aku mendapatkan tubuh spesial ini, sebuah tubuh yang rentan terhadap kerusakan parah. Itu semua berkat aku yang menghancurkan seluruh bagian dari tubuh cyborg ku sendiri, kemudian menyuntikkan virus abyss walker itu. Hasilnya cukup memuaskan, dan aku berhasil bebas dari kontrol ilmuwan itu, bersama dengan pacar ku yang baru, Emily. Dia begitu cantik, walaupun dalam tubuhnya mengalir darah Lycan.

Selama 3 tahun aku hidup bersama dengannya dan memutuskan untuk menikah tanpa perayaan apa pun. Namun, itu semua berakhir dengan begitu cepat. Kaiju kaiju yang lainnya mulai diutus untuk mengambil kembali Emily, satu satunya kaiju Lycan pada saat itu. Aku marah, sedih, dan kecewa, saat mengetahui bahwa kekuatan dari virus abysswalker ini bahkan masih belum cukup untuk melindungi orang yang ku sayangi. Emily mati dalam kejadian itu, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk kembali pada kawanan goblin.

Apapun yang ku lakukan hanyalah untuk membuat diri ku setara dengan orang lain, namun itu semua tidak akan pernah merubah realita dalam dunia ini. Aku tetaplah seorang yang lemah, setengah goblin yang tidak berguna, dan tidak dapat melakukan apa pun. Dengan seluruh kekuatan yang aku miliki saat ini, setidaknya aku mampu memimpin kawanan kaiju goblin dengan merubah mereka menggunakan virus abysswalker ini. Bahkan aku memimpin para goblin sialan ini bukan karena mereka mengakui kekuatan ku, melainkan hanya sekadar sebuah paksaan lewat virus dalam tubuhku ini.

Aku iri terhadap orang lain, aku ingin menjadi sama dengan mereka. Namun keirian bukanlah sebuah kunci, melainkan hanyalah sebuah kutukan di dunia ini.

Dan aku telah terjebak masuk di dalamnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!