Pria Asing yang Tampan Sekaligus Menyebalkan

Candice Nuansa Louis. Gadis blasteran cantik yang juga merupakan anak broken home itu sedang berjalan memasuki gerbang sekolah. Ia hanya sendirian ketika anak-anak lain setidaknya memiliki teman untuk berjalan memasuki area dalam gedung sekolahan. Andai saja hari ini bukan hari di mana ujian kenaikan kelas dimulai, sudah pasti Candice lebih memilih berangkat terlambat daripada harus meruput sepagi ini.

Tak seperti siswa-siswi yang lain, sosok Candice sama sekali tidak menunjukkan keceriaan, tak pula kecemasan, sebab hanya kemasaman saja yang menghiasi wajah cantik Inggris-nya itu untuk saat ini. Rambutnya yang pirang pun hanya ia ikat ala kadarnya. Baju seragamnya tidak dikancingkan dan memperlihatkan kaos bergambar tengkorak yang ia kenakan sebagai kaos dalam. Belum lagi ketika rok span abu-abunya yang pendek malah ia padukan dengan sebuah celana olahraga panjang berwarna hitam dengan garis merah di kedua sisi samping, yang membuat Candice benar-benar terlihat sebagai anak badung dan bandel.

"Malas sekali, ih! Rusdy pasti masih tidur jam segini. Kalau saja Ibu enggak cerewet gara-gara hari ini hari pertama ujian, aku enggak akan masuk sepagi ini. Sialan!" ucap Candice diiringi umpatan kasarnya sekaligus tendangan yang ia lakukan terhadap sebuah kaleng soda yang kebetulan ia temukan di tempatnya berpijak itu.

"Aaaa! Ih siapa sih?!" Suara pekikan dari siswi lain terdengar. Adalah Anita Prameswari, si idola sekolah yang cantik jelita dengan kecantikan Asianya. Detik berikutnya, ia membalikkan tubuh untuk memastikan siapa yang telah melemparkan kaleng bekas minuman itu.

Wajah Anita yang cantik itu langsung syok ketika mendapati si Gadis Bar-bar yang kerap membuat onar. Candice ada di belakangnya dan tengah berjalan ke arahnya, hingga membuatnya langsung menelan saliva.

"Ka-kamu yang melempar ka-kaleng itu ke kepalaku, ya?!" ucap Anita gugup.

Jane, teman Anita lantas menarik lengan Anita. "Ayo pergi, Nita, jangan bikin masalah sama dia," bisiknya.

Candice menyeringai. Salah satu alisnya sudah terangkat naik. Pun dengan kepala yang agak mendongak angkuh. "Kenapa? Mau menghajarku? Berani? Sini! Tonjok sini!" ucapnya tegas hingga membuat Anita perlahan mundur ketika langkahnya terayun maju. "Mau lapor guru BP? Atau mau mati saja!"

"Ih!"

Anita tidak berani dan langsung mengikuti saran dari Jane untuk segera pergi. Yah, daripada ia harus menderita babak-belur karena membuat masalah dengan Candice, kendati bukan dirinya yang bersalah, tetapi mau bagaimana lagi? Semua siswa di sekolah ini juga tahu bahwa Candice bukanlah siswi biasa, melainkan luar biasa. Saking luar biasanya, Candice dianggap gengster versi anak sekolahan.

Ketika Anita dan Jane sudah pergi, Candice justru dikejutkan dengan suara tepuk tangan. Awalnya ia pikir adalah Rusdy, sampai ia sudah mempersiapkan bogem mentahnya untuk teman tawurannya itu, tetapi ... seorang pria tampan berseragam guru malah hadir di belakangnya sekarang. Dan tentu saja keberadaan pria tampan itu membuat Candice merasa heran.

"Candice Nuansa Louis. Anak paling bandel di sekolah ini. Seorang siswi keturunan Inggris. Memiliki mata biru, ah ...." Pria tampan itu, yakni Hans agak mendekatkan wajahnya ke wajah Candice dengan jarak yang masih sopan. Ia memperhatikan sepasang bola mata Candice yang tampak tajam. "Rupanya kalau terkena sinar matahari mata kamu menjadi hijau ya. Mm, rambut pirang, penampilan berantakan, di tambah ada anting tiga di bagian telinga kanan dan—"

"Heh! Mas ini siapa ya?! Enggak sopan! Petugas TU ya? Jangan norak deh! Baru pertama kali lihat bule sampai se-detail itu melihat saya?! No-rak! Ngerti?!" sahut Candice, marah. "Menyebalkan!"

Detik berikutnya, Candice mengambil langkah untuk segera pergi menuju kelasnya. Pagi ini rasanya sudah menyebalkan saja. Baik, ia memang bersalah karena sudah menendang kaleng bekas minuman hingga mengenai kepala si Bunga Sekolah. Namun apa hal itu akan menjadi salahnya secara sepenuhnya? Oh tidak! Sebab, yang paling panas disalahkan adalah orang yang membuang sampah sembarangan dan cleaning service yang tidak bisa membersihkan tempat itu dengan baik! Bukan Candice!

"Kamu judes juga ya? Jadi, tawuran yang kemarin sempat ditayangkan di berita televisi, juga merupakan tawuran yang melibatkan kamu? Waaah!" Hans yang sudah menyamakan langkahnya dengan Candice kini kembali bertepuk tangan. "Hebat sekali, kamu enggak sampai ditangkap polisi. Sepertinya kamu enggak hanya jago berkelahi, tapi juga lari maraton ya, Dik? Tapi, bukankah nama SMA ini tetap ketahuan gara-gara tingkah kalian? Wali kelasmu sudah menegur orang tuamu lagi, 'kan? Hebat lho, kamu enggak di-skors, kalau aku jadi wali kelasmu atau guru BP aku sudah pasti mengeluarkanmu dari sekolah ini, Dik!"

"Ck!" Candice mendecapkan lidah. Hatinya semakin kesal ketika pria asing itu malah mengikuti dirinya, bahkan begitu cerewet. "Please deh Mas Petugas TU, jangan bawel dan jangan mengikuti saya! Kalau Mas TU ,tahu kalau saya jago berkelahi, sebaiknya Mas TU segera menyingkir, atau saya bogem sekarang juga?!"

Hans tersenyum. "Sepertinya saya lebih jago daripada kamu, Dik. Saya peraih medali emas taekwondo tingkat nasional lho. Ah, kalau kekurangan orang dalam rencana tawuran, kamu bisa hubungi saya juga lho!"

Rahang Candice tampak mengeras. Kedua telapak tangannya pun sudah mengepal. Kalau saja bukan di zona sekolah, ia tidak akan ragu untuk meninju perut pria asing itu. Yah, setidaknya ia juga tidak boleh membuat masalah ketika hari ini ia harus menjalani ujian kenaikan kelas. Setidaknya ia harus naik kelas terlebih dahulu, untuk membuktikan diri pada Rusdy yang sempat meragukan situasinya dengan temannya itu sendiri yang bisa saja tidak naik kelas karena kerap membolos dan terlibat tawuran.

Candice menghela napas. Detik berikutnya, ia menatap Hans dengan nanar. Bahkan tak hanya sekadar menatap, karena ia juga sampai meludah. Beruntungnya Hans dengan sigap langsung memundurkan langkah untuk menghindari sikap tak sopan sang gadis bar-bar.

"Aduuuh, anak zaman sekarang ... ternyata sama saja dengan zamanku dulu. Waaah! Tapi dia itu seorang siswi lho, bukan siswa!" gerutu Hans di saat Candice sudah berjalan lebih cepat untuk menghindarinya. Pagi ini pun, Hans juga sengaja menunggu kedatangan Candice yang entah mengapa malah diserahkan padanya sebagai calon wali kelas jika gadis itu naik ke kelas tiga.

Mengenai Candice yang tidak mengenali Hans sebagai guru baru sebenarnya karena Hans tidak menggunakan name tag dan pin gurunya. Sementara seragam yang ia kenakan sama seperti seragam petugas tata usaha yang memang sama persis dengan seragam guru. Untuk memastikan bagaimana perangai Candice, tentu saja Hans harus menyamarkan dirinya terlebih dahulu di hari pertamanya masuk ke dalam sekolah itu sebagai guru baru.

"Anak itu, apa yang membuatnya sampai menjadi anak bandel dan enggak tahu sopan santun sama sekali? Bahkan guru BK tampaknya juga sudah kesulitan. Kalau aku bukan orang dengan latar belakang enggak main-main, tentu aku juga enggak mungkin diberikan tanggung jawab ini. Kenapa pula pihak sekolah enggak mengeluarkannya saja? Kepala Sekolah itu ... dia terlalu baik, atau memang memiliki alasan yang lebih kuat untuk terus mempertahankan siswi senakal itu di sekolah ini? Karena menurut latar belakangnya pun, Candice bukan anak orang kaya, malahan dia merupakan anak broken home," ucap Hans lalu menghela napas.

Hans menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian berangsur mengambil name tag dan tanda guru dari saku celananya. Ia mengenakan kedua benda itu sembari mengambil langkah untuk menuju kantor guru. Dan ia pikir, menghadapi Candice termasuk siswa bernama Rusdy akan menjadi tantangan tersendiri baginya.

Jika Hans tidak bisa menangani mereka, setidaknya sampai mereka berkenan untuk mengubah tabiat, Hans serius akan pensiun dini dan kembali ke rumah keluarganya untuk menjadi pesuruh ayahnya lagi.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!