Sam merasakan kepalanya begitu berat sekali, matanya bahkan terasa sepat dan susah untuk dibuka. Namun, sinar mentari yang menerobos lewat jendela kamar tersebut membuat dia merasa silau.
Walaupun matanya seakan begitu sulit untuk dibuka, pria itu mengusap matanya beberapa kali. Dia berharap dengan seperti itu dirinya akan cepat bisa membuka matanya.
Saat matanya terbuka dengan sempurna, Sam begitu kaget karena kini dia berada di sebuah kamar yang tidak dia kenal sama sekali. Kamar yang terasa begitu asing bagi dirinya, kamar sempit tetapi terasa nyaman untuk dia tempati.
Pria itu berusaha untuk bangun, walaupun terlihat kesusahan. Sam beringsut dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur, dia berusaha untuk meregangkan otot-otot lelahnya.
"Argh!" pekik Sam yang merasakan sakit di pundaknya.
Sam sempat meringis kesakitan seraya menatap pundaknya, ternyata di sana terlihat membiru seperti ada bekas gigitan.
"Ada apa denganku? Kenapa aku bisa di sini? Lalu, kenapa--"
Sam menghentikan ucapannya, dia begitu kaget karena kini dia dalam keadaan setengah telanjang. Dia tidur di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai sebatas pinggang saja.
"Jangan bilang kalau aku--"
Sam menolehkan wajahnya ke arah samping, rasanya dia ingin mati saja saat itu juga, karena dia melihat wajah Aruna yang sedang tertidur dengan begitu pulas.
Wanita itu menutup tubuhnya dengan selimut sampai sebatas leher, karena begitu penasaran, dengan begitu perlahan Sam membuka selimut yang dipakai oleh Aruna.
Jantung Sam seakan berhenti berdetak saat melihat tubuh Aruna yang polos tanpa sehelai benang pun, bahkan dia melihat beberapa tanda kepemilikan di area leher dan juga dada wanita tersebut.
Satu hal lagi yang membuat Sam syok luar biasa, ada bercak darah di atas sprei yang di tiduri oleh Aruna. Dia bukan anak kecil yang tidak tahu apa artinya, dia paham apa yang terjadi jika seperti itu.
"Astaga! Apakah tadi malam aku dan Aruna--"
Lagi-lagi Sam tidak bisa meneruskan ucapannya, dia malah memukuli kepalanya dengan cukup kencang. Dia merasa menjadi orang yang sangat bodoh saat ini, dia merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan.
Sam berusaha mengingat ingat apa yang terjadi tadi malam, seingatnya dia mendapatkan kabar yang menyakiti hatinya. Lalu, dia menghabiskan hampir 3 botol minuman beralkohol.
"Aku pasti melakukannya saat tidak sadar, tapi bukankah Aruna tidak mabuk? Kenapa dia diam saja saat aku melakukannya? Atau mungkin dia juga mau? Atau mungkin aku memerkosanya?" tanya Sam.
Kepala Sam terasa begitu pusing, akhirnya dia memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Dia ingin mengguyur tubuhnya yang terasa begitu lengket dan juga terasa pegal pegal.
Di saat Sam masuk ke dalam kamar mandi, Aruna bangun dari tidurnya. Dia merasakan tubuhnya seakan remuk redam, tetapi walaupun seperti itu dia berusaha untuk bangun.
Saat matanya terbuka dengan sempurna, dia merasa kaget dan takut ditinggalkan ketika di sampingnya sudah tidak ada Sam lagi.
Akan tetapi, ketika dia mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi, Aruna merasa sangat senang. Karena itu artinya Sam ada di dalam sana.
"Mungkin dia mandi terlebih dahulu," ujar Aruna.
Aruna duduk seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur, dia tersenyum senyum sendiri kala mengingat kejadian tadi malam. Sam yang selalu terlihat dingin begitu hangat kepada dirinya.
Bahkan, saat pria itu bercinta dengan Aruna, pria itu tidak henti-hentinya mengatakan kata cinta kepada Aruna. Entah kenapa hatinya merasa berbunga, dia begitu senang dan mau menghabiskan waktu sampai hampir pagi bersama dengan pria itu.
Ceklek!
Pintu kamar mandi nampak terbuka, Sam keluar dengan tubuhnya yang setengah polos. Dia hanya menggunakan handuk kecil yang melilit di pinggangnya saja, Aruna langsung menatap tubuh pria itu dengan penuh kekaguman.
Tubuh itu terlihat begitu atletis, bahkan dengan melihat tubuh itu saja Aruna langsung teringat kejadian tadi malam. Bahkan, rasanya inti tubuhnya langsung berdenyut ngilu melihat bentuk tubuh Sam yang begitu indah.
Melihat Aruna yang tersenyum-senyum sendiri seraya menatap tubuhnya, Sam merasa kesal dibuatnya. Entah kenapa dia merasa begitu tidak suka.
"Kamu sudah bangun? Kenapa kamu senyum senyum seperti itu? Apakah kamu sengaja tadi malam mencoba untuk menjebak aku?" tanya Sam dengan wajah datarnya.
Aruna terlihat begitu sedih mendengar apa yang dikatakan oleh Sam, senyum di bibirnya bahkan langsung menghilang. Namun, dia merasa tidak suka dengan apa yang Sam katakan dan merasa ingin membela dirinya.
"Mana ada aku seperti itu, bukankah Tuan yang mengatakan jika Tuan begitu mencintaiku? Tuan bilang begitu menyukaiku sejak lama, bahkan Tuan sendiri yang merayuku dan mengajak aku untuk menghabiskan malam untuk bercinta!" ketus Aruna.
Sam begitu kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Aruna, karena itu artinya dirinya benar-benar mabuk dan menyangka Aruna adalah wanita yang begitu dia cintai.
Gila?
Ya, itulah kata yang muncul di dalam otaknya. Kenapa dia bisa segila itu tadi malam? Kenapa dia bisa mengajak Aruna untuk menghabiskan malam bersama? Atau mungkin karena pengaruh alkohol yang benar-benar luar biasa?
Hatinya tiba-tiba saja menjadi takut, jika tadi malam mereka sudah melakukannya, ada kemungkinan Aruna akan hamil dan mengandung calon buah hatinya.
"Berapa kali aku melakukannya?" tanya Sam dengan wajahnya yang tetap datar.
"Tidak tahu! Aku tidak menghitungnya," jawab Aruna seraya menolehkan wajahnya ke arah lain dengan wajah yang memerah antara marah dan juga malu.
Sam menghela napas berat melihat tingkah dari Aruna, dia paham jika dirinya pasti sudah menyinggung perasaan wanita itu. Tapi dia juga tidak bisa bersikap baik terhadap Aruna.
"Mandilah! setelah itu kita akan pulang ke ibu kota," titah Sam penuh dengan perintah.
"Tentu saja aku akan mandi, karena tubuhku begitu lengket dan bau. Tapi aku tidak mempunyai baju ganti, lihatlah bajuku sudah sobek gara-gara kelakuan anda!" tunjuk Aruna pada bajunya yang teronggok dengan mengenaskan di atas lantai.
Lagi-lagi sam hanya bisa menghela napas berat melihat dan mendengar apa dikatakan oleh Aruna, pria itu duduk di tepian tempat tidur kemudian dia berkata.
"Mandilah dengan cepat, aku akan memesankan baju untukmu dan juga untukku. Setelah itu kita akan pulang, satu hal lagi yang harus kamu ingat. Anggap saja hal ini tidak pernah terjadi di antara kita," ucap Sam.
Mungkin ucapan Sam terdengar begitu kejam, tetapi dia tidak mau berhubungan dengan Aruna di dalam hidupnya. Aruna sempat terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Sam, tetapi tidak lama kemudian Aruna berkata.
"Baiklah, anggaplah apa yang terjadi di antara kita hanyalah mimpi belaka!" ucap Aruna seraya turun dari tempat tidur dengan begitu perlahan.
Aruna bahkan berjalan menuju kamar mandi dengan tertatih, karena area intinya begitu sakit dan tubuhnya terasa remuk redam. Dia merasa jika Sam sangat sombong, pria itu yang mengajak dirinya untuk menghabiskan malam bersama.
Akan tetapi, pria itu juga yang kini menyuruh dirinya untuk menganggap apa yang terjadi di antara mereka tidak pernah ada. Aruna yang merasa harga dirinya diinjak-injak tentu saja menyanggupinya.
Melihat cara Aruna yang berjalan dengan aneh, Sam begitu merasa kasihan. Dia yakin jika tadi malam dia pasti sudah melakukannya dengan kasar dan melakukannya berkali-kali sampai wanita itu terlihat begitu kesakitan.
"Maaf," ucap Sam dengan begitu pelan sekali setelah pintu kamar mandi tertutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi
Ternyata egois jg km y Sam😤
2023-09-08
1
Audrey Chanel
karyamu bagussss Thor aku mampir lagi buat baca
2023-07-29
1
Pia Palinrungi
sam kamu akan menyesal nanti, kamu jahat lelaki yg tdk bertanggungjawab enak aja setelah merenggutnya kamu bilang anggap aja tdk pernah terjadi apa2 enak aja ngomongnya kamu sih gampang nggak ada masalah aruna bs hamil
2023-07-27
0