Balasan Untuk Sang Mantan 2
"Aruna!" panggil Steven sang atasan yang datang ke dalam ruangan gadis berusia dua puluh dua tahun itu.
Aruna yang sedang serius dengan pekerjaannya langsung menghentikan aktivitasnya tersebut, lalu dia mendongakkan wajahnya dan menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya.
"Ada apa, Tuan? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Aruna dengan sopan.
Wanita muda itu bahkan langsung bangun dan membungkuk hormat, karena pria yang di hadapannya itu sangatlah berkarisma dan berwibawa.
"Saya akan pergi untuk mengantarkan anak saya ke luar negeri selama satu minggu, saya harap kamu bisa bekerja dengan baik bersama Sam," ujar Steven.
Aruna sangat kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Steven, karena ini sangat mendadak. Pria paruh baya itu akan pergi ke luar negeri dalam waktu yang cukup lama.
Ah! Aruna rasanya sangat malas jika harus bekerja sama dengan pria yang bernama Sam, asisten pribadi dari Steven itu sangatlah irit bicara. Wajahnya selalu saja terlihat datar dan juga dingin, tetapi selalu fokus jika dalam bekerja.
"Kenapa diam saja, Aruna? Kamu tidak suka jika harus bekerja sama dengan Sam?" tanya Steven.
Aruna langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, bahkan dia dengan cepat mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan dada.
"Eh? Tidak seperti itu, Tuan. Saya hanya kaget saja karena Tuan akan pergi secara mendadak," jawab Aruna.
Steven tersenyum mendengar jawaban dari Aruna, padahal dia sempat menyangka jika sekretarisnya itu tidak akan mau bekerja sama dengan asisten pribadinya.
"Ah! Syukurlah kalau seperti itu, saya akan tenang meninggalkan kamu bekerja dengan Sam." Steven tertawa renyah setelah mengatakan hal itu.
Aruna tersenyum kikuk mendengar ucapan dari Steven, karena walau bagaimanapun juga dia tidak berani menolak untuk bekerja sama dengan Sam.
"Iya, Tuan. Anda tenang saja, saya akan bekerja dengan baik," ucap Aruna.
"Saya percaya, kalau begitu saya pamit dulu. Siang nanti pergilah ke kota B bersama dengan Sam, ada klien penting yang harus kalian temui."
"Iya, Tuan."
Setelah mengatakan hal itu kepada Aruna, Steven langsung pergi dari kantor menuju Bandara. Putra semata wayangnya yang dia dapatkan dengan cara yang begitu sulit akan pergi ke luar negeri.
Tentu saja sebagai orang tua yang baik dia akan mengantarkan putranya itu, dia bahkan memutuskan untuk menemani putranya selama beberapa hari di sana.
Selepas kepergian Steven, Aruna kembali duduk dan mengerjakan pekerjaannya. Namun, tidak lama setelah kepergian Steven, Sam datang dan menghampiri Aruna.
"Bersiaplah! Kita akan pergi ke kota B," ucap Sam dengan nada memerintah.
"Eh? Bukannya nanti siang?" tanya Aruna dengan kaget karena Sam datang secara tiba-tiba.
"Pertemuan dengan klien penting itu memang nanti siang, tapi kita harus berangkat saat ini juga. Untuk materi meeting kamu bisa pelajari di jalan, karena kita memerlukan waktu 3 jam untuk sampai."
Aruna sampai melototkan matanya dengan tidak percaya, karena pria itu kini bicara dengan panjang lebar kepada dirinya.
"Saya meminta kamu untuk bersiap, bukan untuk menatap saya seperti itu." Sam langsung melemparkan berkas yang harus dipelajari oleh Aruna ke atas meja kerja wanita itu.
"Ah! Iya, Tuan. Maaf," ujar Aruna.
"Saya tunggu kamu di mobil," ujar Sam.
"Iya, Tuan," jawab Aruna.
Setelah kepergian Sam, dengan cepat Aruna bersiap. Dia menyiapkan berkas penting yang harus dibawa dan langsung keluar dari dalam ruangannya, dia tidak mau membuat Sam.
menunggu.
Saat tiba di lobi perusahaan, Aruna langsung masuk ke dalam mobil milik Sam. Tentu saja hal itu dia lakukan agar tidak terkena omelan dari pria itu, dia duduk di samping Sam dengan anteng.
"Pelajari materi yang harus kamu kuasai dalam meeting kali ini, karena kita saat datang nanti akan langsung meeting,'' ujar Sam seraya menyalakan mesin mobilnya.
"Iya, Tuan," jawab Aruna.
Sepanjang perjalanan menuju ke kota B, tidak ada percakapan sama sekali di antara Sam dan juga Aruna. Aruna begitu sibuk mempelajari berkas yang harus dia kuasai, sedangkan Sam anteng mengemudi.
Sesekali dia akan tersenyum ketika mendapatkan notif pesan chat pada ponselnya, senyum yang begitu manis dan tidak pernah dilihat oleh Aruna.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sam, saat tiba di kota B mereka langsung masuk ke dalam Resto berbintang di kota tersebut. Sam dan juga Aruna langsung disambut dengan begitu hangat oleh klien mereka kali ini.
Klien yang berasal dari negara Kangguru itu begitu baik dalam menyambut kedatangan mereka berdua, bahkan selama meeting berlangsung pria itu sangatlah asik dalam diajak berkomunikasi.
"Terima kasih karena kalian sudah mau bekerja sama dengan perusahaan kami," ujar pria itu.
"Sama-sama, kami juga sangat berterima kasih kepada anda. Karena program yang anda tawarkan sangat luar biasa," puji Sam.
"Anda bisa saja, oiya Tuan Sam. Saya ingin meninjau secara langsung lokasi tempat di mana pembangunan akan berlangsung, agar saya tidak merasa penasaran."
Sam menganggukkan kepalanya tanda setuju, pria bernama Sagar itu sangat senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Siregar. Walaupun dia tidak bisa bertemu langsung dengan pemilik perusahaan, tetapi berbicara dengan Sam dan juga Aruna membuat dirinya sangat puas.
"Boleh, Tuan Sagar. Sangat boleh," jawab Sam.
"Tapi ini sudah waktunya untuk makan siang, bagaimana kalau kita makan siang saja terlebih dahulu?" tanya Sagar.
"Boleh, Tuan. Sangat boleh," jawab Sam yang tidak mungkin menolak keinginan dari klien penting seperti Sagar.
Pada akhirnya mereka pun makan siang bersama, sesekali terjadi obrolan di antara Sagar dan juga Sam, Aruna tidak banyak bicara karena tidak ingin mengganggu obrolan di antara keduanya.
Pukul satu siang Sam langsung mengajak Sagar dan juga asisten pribadinya untuk meninjau lokasi, Sagar begitu senang karena project yang mereka sedang melakukan dirasa begitu terbuka.
Karena jauhnya tempat lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan, mereka sampai menghabiskan waktu yang cukup lama. Belum lagi adanya obrolan di antara kedua belah pihak.
"Aku sangat puas, padahal kerjasama di antara kita baru akan dimulai. Tetapi saya sangat puas, oiya Tuan Sam. Bagaimana kalau kita minum bersama, ajaklah sekretaris cantik anda," ajak Sagar.
"Eh? Sepertinya kalau untuk itu saya tidak bisa, saya harus pulang."
"Oh ayolah, Tuan Sam. Kita bersenang-senang, lagi pula ini sudah malam. Mau sampai jam berapa jika anda pulang ke ibu kota, menginaplah semalam saja," rayu Sagar.
Sam melihat ke arah Aruna, dia seolah bertanya kepada gadis itu apakah dia tidak keberatan jika harus menginap di kota B. Aruna menunduk dan tidak berani mengatakan apa pun.
"Baiklah, aku menurut."
Sagar tersenyum dengan bahagia, lalu dia mengajak Sam dan juga Aruna untuk makan malam. Setelah selesai makan malam Sagar mengajak Sam dan Aruna ke sebuah Klub malam, pria itu minum seraya memangku wanita bayaran yang sudah dia pesan.
Sam yang tidak terbiasa dengan hal itu hanya terdiam dengan rasa tidak nyaman, begitupun dengan Aruna. Gadis itu nampak gelisah dan ingin segera pulang saja, dia ingin menangis ketika berada di tempat seperti itu.
"Minumlah, Tuan Sam. Ini sangat nikmat," ujar Sagar.
"Tidak usah, saya hanya menemani anda saja," ujar Sam.
Sagar tertawa, ia seolah tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Sam. Dia bahkan berciuman dengan wanita yang dia pangku tanpa ragu, hingga tidak lama kemudian ponsel milik Sam terdengar berdering.
Pria muda itu tersenyum lalu mengangkat panggilan tersebut, tidak lama kemudian wajahnya berubah muram. Lalu, Sam mengambil botol yang berisikan minuman beralkohol dan menenggaknya tanpa ragu.
Aruna sampai kaget dibuatnya, berbeda dengan Sagar, pria itu terlihat begitu bahagia karena pada akhirnya Sam ikut minum seperti dirinya.
"Berhentilah minum, Tuan. Anda sudah mabuk," larang Aruna karena Sam sudah menghabiskan 2 botol minuman beralkohol.
"Ck! Aku tidak mabuk," ujar Sam seraya mengambil botol ketiga.
"Sudahlah, Tuan. Ini sudah sangat larut, lebih baik saya pesankan kamar untuk anda saja." Aruna berusaha untuk menuntun tubuh besar Sam.
Pria itu nampak tertawa dan meracau tidak jelas, tentunya sebelum pergi meninggalkan Sagar, Aruna berpamitan terlebih dahulu kepada pria itu.
"Masih adakah kamar di sini?" tanya Aruna kepada salah satu penjaga Klub malam di sana.
"Hanya ada satu kamar di lantai 4," jawab pria itu.
Aruna menghela napas berat, Sam sedang dalam keadaan mabuk. Namun, dia berpikir jika dia nanti akan tidur di atas sofa saja.
"Baiklah, tolong antarkan aku ke kamar tersebut. Tolong bantu aku membawanya," ujar Aruna seraya melirik ke arah Sam yang sedang mabuk berat.
"Baik, Nona," ujar pria itu.
Pria itu membantu Sam untuk masuk ke dalam kamar yang tersisa, Aruna mengikuti langkah kedua pria itu seraya meregangkan otot-ototnya yang terasa begitu sakit karena menuntun Sam.
Saat tiba di dalam kamar, Sam langsung tertidur. Aruna bisa bernapas dengan lega, dengan cepat dia menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
"Oh ya ampun, aku---"
Belum juga Aruna menyelesaikan ucapannya, gadis itu melihat Sam yang terbangun. Pria itu menghampiri Aruna seraya membuka baju yang dia kenakan.
Aruna ketakutan, dia berusaha untuk berlari. Namun, dengan cepat Sam yang sudah dalam keadaan polos memeluk Aruna dari belakang.
"Jangan pergi! Aku sangat mencintai kamu, aku begitu mengagumi kamu sejak lama. Ayo kita habiskan malam ini untuk bercinta?" ajak Sam.
Wajah Aruna memerah, dia tidak menyangka jika Sam akan mengatakan hal itu kepada dirinya. Dia bahkan merasa tidak percaya jika sama mengatakan cinta kepada dirinya.
"Tuan Sam mencintai aku?" tanya Aruna dengan hati yang berdebar dengan tidak karuan.
"Ya, aku mencintai kamu. Ayo kita habiskan malam ini untuk bercinta," ajak Sam lagi.
Aruna merasa ragu, tetapi setelah mendapatkan rayuan maut dari bibir Sam, akhirnya hati Aruna luluh. Aruna hanya pasrah saat Sam menuntun wanita itu untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Tuan," panggil Aruna lirih ketika Sam mulai bermain di atas tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜ᴹᴿˢ᭄🎀ₐₙᵢₜₐ🆁🅰🅹🅰❀∂я🤎
ish....Aruna mau aja di rayu Sam dlm keadaan mabuk😤
bodoh y dirimu Aruna😤
2023-09-06
1
Dessy Widya Dellyar
lnjut
2023-09-01
0
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
aduh mantan🤣🤦
2023-08-20
0