Le Jules Verne,Gustave Eifell,paris,prancis|19:09.pm
Hingga malam itu Alana sampai ikut makan malam bersama Vante dan Alvero. Alana seperti tak mau lagi lepas dengan Vante, kemana pun Vante pergi Alana selalu saja ikut sampai Alvero jadi melihat tingkah sepasang calon suami istri itu.
“Cobalah” Ujar Alana tersenyum dengan meletakkan potongan daging kecil di makanan Vante.Namun Vante menghiraukan itu dengan tetap fokus pada makanannya saja.
“Jika ia tak mau berikan padaku saja."Sahut Alvero
Alana menggeleng. ”No…no,no. Vante akan mencicipinya,iya kan Vante?.” Bukannya mengubris Vante malah meletakkan potongan daging steak itu dimakanan Alvero.
“Owhh kau lihat, calon suami mu itu orangnya sangat pengertian… Itulah sebabnya aku bisa bertahan padanya." Ucap Alvero pada Alana.
Sementara Alana merenggut kesal dan memilih kembali fokus pada makanannya dengan memotong kasar daging steak itu.
.
.
.
Tiga hari sebelum pernikahan, Alana merencanakan akan ke salah satu arena golf setelah tadi ia mendapat informasi bahwa Vante saat ini tengah berada disana. Dan dengan sigapnya ia segera mengemudikan mobilnya.
……..
Le Golf de Paris,Saint-Cloud,prancis| 09:45.am
Setelah beberapa menit menegemudi dari arah rumahnya akhirnya Alana sampai juga di tempat tujuannya, yang sebelum itu perlu memarkirkan mobilnya dahulu. Lalu segera bergegas masuk ke arena golf bertemu dengan calon suaminya itu, dengan begitu bersemangatnya ia berlari menuju tempat dimana ia melihat Alvero sedang duduk santai melihat Vante yang sedang fokus bermain.
“Hai” Sahut Alana
Alvero tentu terkejut melihat Alana yang tiba-tiba saja berada disini. ”Kau!sedang apa kesini?" Tanya Alvero.
“Tentunya ingin melihat calon suamiku, memangnya apa lagi!.” Jawab Alana santai
“Memangnya dia memanggilmu?.” Tanya Alvero
“Inisiatif sendiri.” Balas Alana.
“Tapi dari mana kau tahu kalau kami sedang berada disini?. Apa kau seorang penguntit!” Ujar Alvero dengan reaksi yang dilebih-lebihkan.
“Aku punya seorang informan”
“Wah….. Hebat, kau benar-benar keren." Ucap Alvero sembari menepuk tangan dengan keras.
Tidak lama setelah itu akhirnya Vante menyelesaikan permainannya dan berjalan kearah Alana dan Alvero. Vante mengalihkan tatapannya dengan malas setelah melihat Alana disana bersama dengan Alvero. Dan jangan lupakan senyuman manis yang Alana perlihatkan padanya justru malah semakin membuatnya kesal.
Vante segara mendudukkan dirinya dan kemudian menyandarkan punggunggnya sembari meminum air untuk menuntaskan dahaganya setelah tadi lelah bermain. Sementara Alana dengan cepat mendudukkan dirinya setelah melihat masih ada bagian yang kosong tepat disebelah Vante, Vante merotasikan matanya setelah tadi tidak sengaja melihat Alana yang menatapnya sambil menampilkan senyum manisnya yang menurutnya merupakan senyum mematikan yang membuatnya merasa amat jengkel.
“Kau pasti lelah habis bermian…… Owh lihat kau mengeluarkan banyak keringat.” Ujar Alana yang dengan lembut menyeka keringan pada bagian wajah Vante.
“Aku tak akan luluh dengan kau yang bersikap seperti ini.” Ucap Vante datar.
“Aku melakukannya untuk diriku sendiri kok” Balas Alana.
“Tapi kau mengangguku,kau membuatku risih!!………Kehadiranmu membuatku risih,kau tahu!!” Ujar Vante emosi
“Kalau begitu hiraukan saja aku.” Jawab Alana dengan begitu santainya.
Vante yang sudah terlanjur kesal memilih beranjak dari duduknya dan segera pergi.
“Hei kau mau kemana?” Tanya Alana yang kini tengah mengejar Vante.
“Kau bisa pulang sekarang”
Alana menggeleng sembari terus menyamakan langkahnya dengan Vante.” Aku akan menemanimu,kemana pun kau pergi”
“Masa bodoh. Aku tak butuh itu. ”
“Hei sudahlah…. Vante sedang tidak ingin di ganggu saat ini,sebaiknya kau pulang saja. ”Sahut Alvero menghadang Alana.
“Tapi aku ingin ikut.” Jawab Alana pelan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“Vante sedang ingin istirahat, pernikahan kalian sudah tidak lama lagi jadi ia harus fokus untuk mempersiapkan dirinya.” Jelas Alvero berusaha membujuk Alana. Sebenarnya ia tak tega juga sih melihat Alana yang terus berusaha mencari perhatian Vante, namun Vante malas terus mengacuhkannya. Tapi itu bukan tanpa sebab,Vante sudah memiliki kekasih dan begitu berarti dalam hidupnya, jika bukan karena kakeknya yang terus memaksanya untuk menikahi Alana Vante juga tidak akan melakukan itu dan lebih memilih untuk menikah kemudian menjalani hidup dengan kekasihnya.
“Yah.. Kalau begitu aku pergi dulu, Vante pasti sudah menungguku.” Ujar Alvero segera pergi
“Kalau begitu katakan padanya jika aku mencintainya, aku akan berjuang untuknya." Sahut Alana pada Alvero.
.
.
.
Hotel Bradford Elysees, Philippe du Roule, paris, prancis|09:17 pm
Tepat pada hari itu, Alana dan Vante telah selesai mengucapkan janji suci pernikahan mereka. Acaranya berlangsung meriah disebuah hotel mewah dikota paris itu, ditambah dengan banyaknya tamu yang datang menghadiri acara sakral mereka.
Semua orang yang hadir menyaksikan pernikahan mereka terlihat sangat senang dan bahagia, namun berbeda dengan apa yang Alana dan Vante rasakan. Alana tetap tersenyum agar tetap terlihat baik-baik saja meskipun perasaannya kini tengah sedih saat setelah ia dan Vante mengucapkan janji suci. Akan selalu mencintai dan menyanyangi, itulah salah satu janji yang mereka ucapkan tadi. Padahal sesungguhnya yang mencintai disini hanyalah dia sementara Vante mencintai wanita lain, ditambah dengan Vante yang tadi hanya mencium keningnya alih-alih mencium bibirnya. Meskipun kecewa, sangat kecewa tapi ia mengerti dengan apa yang Vante rasakan sekarang. Pasti ia juga merasa berat.
Wanita itu perlahan mengerjabkan matanya saat sinar matahari menembus jendela kamar itu dan menerpa wajahnya cantiknya, melihat ternyata hanya ada dirinya saja dikamar itu dengan ranjang itu yang sudah rapih.
Miris sekali dimalam pertamanya ia malah harus tidur di sofa sementara pria itu tidur di atas ranjang yang nyaman, beruntung ia masih kebagian selimut. Alana merenggut kesal berjalan keluar dari kamar untuk mencari keberadaan pria itu, namun nihil ia tak menemukannya batang hidungnya saja tidak terlihat. Apa pria itu sudah pergi lagi ke kantor, pikir Alana.
Lelah sudah ia mengelilingi rumah ini akhirnya Alana memutuskan untuk kedapur dan memeriksa apa saja yang ada dilemari pendingin itu, lalu memutuskan untuk mengambil satu botol kecil air mineral segar.
Nona sudah bangun.” Sahut salah satu pelayan
“Dimana pria itu!!...... Mmm maksudku, dimana Vante?” Tanya langsung Alana pada pelayan itu.
“Tuan Vante sudah berangkat nona” Jawab pelayan itu.
“Sepagi ini!!”
“Tuan berangkat pagi sekali nona.” Ungkap pelayan itu lagi.
“Apa ia berangkat kekantor?” Tanya Alana lagi.
“Saya kurang tahu nona, sebab tuan tak mengatakan apa-apa.” Jawab pelayan itu lagi
“Shit!!” Umpat Alana setelah mendengar apa yang pelayan itu katakan, segera ia meraih ponsel dan menghubungi seseorang.
“Aku ingin kau memastikan dimana keberadaan Vante”
Seperti yang Alana katakan kepada Alvero bahwa ia memiliki seorang informan dan baru saja ia mengirimkan pesan itu kepada informannya.
Alana berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya lantara kesal dengan Vante yang tiba-tiba pergi begitu saja, setelah semalam ia menyuruhnya tidur di atas sofa. Keterlaluan, pikir Alana.
.
.
.
Waldrof Astoria Beverly Hills, Los Angeles, USA
Sementara itu pria yang dikatakan keterlaluan karena telah meninggalkannya pai-pagi sekali sekarang tengah tertidur nyenyak di kamar hotel. Namun perlahan terusik dengan sesuatu yang kini tengah mengusap wajahnya dengan lembut.
“Apa aku membuatmu terbangun.” Ujar wanita itu
Sementara sang pria hanya tersenyum sembari memeluk kembali wanita itu dengan erat.
“Tidurlah lagi, kau pasti lelah harus berangkat jam tiga pagi kesini."
Vante berusaha mencari kenyamanan dengan menduselkan wajahnya dalam pada dada wanita itu“Aku tak masalah, jika itu menyangkut tentang dirimu Arine”
Arine tersenyum, memainkan rambut Vante. ”Bagaimana dengan istrimu. "
“Aku tak masalah dengannya, aku pergi saat ia masih tertidur lelap dan itu cukup untuk tidak membiarkannya ikut denganku.” Jelas Vante.
“Dia pasti mencarimu saat ini. ”
“Biarkan saja….. Aku hanya mencintaimu Arine. ”
Kedua pasangan itu semakin mengeratkan pelukannya saat udara pagi diluar semakin sejuk. Menyelimuti semua tubuh naked mereka dengan selimut tebal menghangatkan tubuh keduanya.
Tiada hal yang paling membahagiakan bagi Arine dari selain bisa bersama dengan Vante, ia bahkan tak menyangka Vante akan menyusulnya kesini pagi-pagi sekali setelah beberapa jam itu ia melaksanakan pernikahannya. Dan ia juga senang saat desain gaun yang ia rancang tampil sempurnah dan memukau saat Alana pakai, namun sayang itu sama sekali tak serasi dengan tuxedo yang dikenakan Vante dan yah yang seharusnya memakai gaun itu adalah dia.
Tapi tak masalah dilain waktu ia juga akan segera memakai gaun itu dan akan membuatnya jauh lebih indah dibanding dengan gaun yang Alana pakai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
ditunggu bicinnya Vanti
2023-06-05
1