Alana berlari menuju kamarnya dan meninggalkan Area pesta untuk segera menenangkan dirinya.
“Kau seharusnya bersikap baik pada calon istrimu tuan muda Vante.” Sahut pria dari belakang yang dengan santai meminum minumannya.
“Aku hanya sedang membicarakan pernikahan kami, aku bahkan menyampaikannya dengan sopan dan penuh kelembutan.” Datar Vante.
Pria yang asik meminum minumannya itu mengangkat alisnya mendengar penuturan Vante sahabatnya.”Lalu….. Kenapa wanita itu berlari meninggalkanmu.”
Vante tersenyum tipis. ”Mungkin dia kecewa”
Sementara Alana kini dengan cepat menutup rapat pintu kamarnya, dia menyandarkan tubuhnya dibalik pintu itu lalu perlahan ia menjatuhkan tubuhnya terduduk dilantai.
Jantungnya berdetak begitu kencangnya mengingat apa yang telah dikatakan Vante padanya.Ia tahu Vante tidak mencintainya dan ia sadar bahwa hanya dirinya yang menginginkan Vante, tapi. Ia benci mengakui itu. Akuilah jika Alana memang egois telah meminta ayahnya untuk menjodohkan dia dengan Vante namun cintanya itu tulus dan sangat mencintai Vante.
“hufttt Tarik nafas……. Hembuskan,tarik nafas……. Hembuskan, sekali lagi….. Hembuskan. ”lagi-lagi ia melakukan itu sebagai upaya untuk menenangkan dirinya.
Namun setelah dipikir-pikir lagi ia jadi kesal dan merasa marah dengan wanita yang menjadi kekasih Vante, ia juga kesal dengan Vante. Bisa-bisanya mereka masih menjalin hubungan sementara ia dan Vante sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.
Ini tidak dapat dibiarkan Alana harus bisa memisahkan mereka atau Alana tak akan pernah bahagia bersama dengan Vante.
.
.
.
seminggu sebelum acara pernikahan Alana dan Vante rencananya akan pergi bersama untuk fitting baju pernikahan mereka dan mereka akan berangkat pagi untuk itu. Tapi sepertinya mempelai wanita nampaknya baru saja mengeliat dari tidur nyenyakknya.
“Oh tidak!” Alana segera terbangun meraih ponsel yang awalnya hanya ingin mengecek pesan masuk, namun setelah melihat jam yang tertera pada ponsel sontak ia membulatkan matanya dan berteriak kencang sebab waktu ternyata telah menunjukkan jam tujuh pagi. ”Bibi!!”
Segera yang dipanggil masuk kedalam kamar nona muda.
“Bibi!!!jam berapa ini…. Kenapa tidak membangunkanku. ”Rengek Alana kesal pada sang pelayan dan tanpa menunggu waktu lagi Alana segera beranjak dari tempat tidur melangkah dengan cepat kearah kamar mandi. Bibi Joseline pun juga segera membereskan tempat tidur nona mudanya dan segera mempersiapkan semua kebutuhan Alana.Joseline melangkah kearah ruang ganti untuk segera mempersiapkan baju yang akan Alana kenakan.
Alana begitu kesal pagi ini, bagaimana bisa ia kesiangan padahal ini adalah hari yang penting dan lagi kenapa tidak ada orang-orang yang membangunkannya. Ia dan Vante akan pergi fitting baju pernikahan dan ia tahu bahwa pria itu tak suka dengan yang namanya menunggu jadi ia harus usahakan secepat mungkin. Ia tak ingin membuat Vante kecewa.
Alana segera bergegas menyelesaikan mandinya dan keperluan lainnya setelah dirasa sudah selesai ia pun segera menuju ruang ganti yang dimana disana sudah ada Joseline yang tengah sibuk mempersiapkan semuanya.
Alana mendudukkan dirinya pada kaca rias dan Joseline segera bergerak mengambil alat pengering rambut untuk mengurus rambut sang nona yang basah habis keramas dan mereka berdua melakukan semua itu hinggah selesai dengan terburu-buru namun tetap rapih dan cantik.
Alana menuruni anak tangga dengan cepat namun tetap berhati-hati sebab jika jatuh ia tak akan pergi untuk fitting baju pernikahan dan pastinya akan membuat Vante kesal dan kecewa. Alana mengambil kunci mobil pribadinya lalu bergegas keluar menuju mobil yang sudah terparkir.
Mobilnya melesat cepat meninggalkan pekarangan rumahnya yang luas, Alana menghembuskan nafas kasar setelah mobilnya kini telah melaju dijalan raya kota itu dan berharap saja Vante belum tiba di lokasi
.
.
.
Namun harapannya itu pupus setelah ia melihat mobil pribadi milik Vante telah terparkir disana, tanpa menunggu lagi ia segera berlari masuk kedalam butik dan melihat Vante tengah terduduk disofa.
Atensinya langsung teralihkan setelah merasa seseorang datang menghampirinya. ”Aku sudah menunggu 30 menit disini”
“Maaf.” Ujar Alana menundukkan kepala dalam-dalam terlalu takut untuk melihat Vante.
“Aku baru saja selesai fitting sekarang giliranmu, mereka telah menunggumu.”
“Mari nona, saya akan perlihatkan beberapa desain gaun pernikahan untuk anda. ”Sahut spg butik itu.
Tanpa menunggu lagi Alana segera berjalan mengikuti arah spg itu berjalan.
TOK….TOK TOK
Spg itu mengetuk pintu sebuah ruangan, lalu harus wanita dari dalam yang memerintahkan mereka untuk masuk.
Alana berjalan masuk kedalam ruangan itu dan langsung disambut oleh seorang wanita.
“Selamat datang nona Alana maddison, perkenalkan saya Arine Joulie, saya yang akan mendesain gaun untuk pernikahan anda dan juga tuan Milliard. ”Sahut wanita yang berjalan begitu anggun ke arahnya sebagai wanita Alana juga terpukau melihat wanita itu. Cantik, satu kata untuk wanita itu
“Ah bernarkan,kalau begitu salam kenal kembali.”
Wanita yang bernama Arine itu tersenyum lalu membuka layar Ipadnya memperlihatkan berbagai macam desain”silahkan anda lihat nona… Ini beberapa desain gaun pernikahan terbaik yang kami miliki."
Alana menatap takjub beberapa gambar desain itu, semua tampak bagus, cantik dan elegant ia jadi bingung untuk memutuskan mana yang terbaik.
Alana pun juga adalah tipe wanita yang sedikit pemilih apa lagi untuk urusan fashion pokoknya ia harus tampil terbaik dan semenarik mungkin apa lagi ini untuk acara pernikahannya yang akan digelar dengan sakral dan hanya sakali dalam hidup jadi dia harus ekstra untuk mempersiapkan itu.
.
.
.
Setelah puas dan memutuskan dengan rancangan gaun pernikahannya Alana segera keluar untuk menghampiri Vante yang sebelumnya tadi ia juga sempat melihat desain pilihan Vante dan kemudian dicocokkan dengan gaunnya.
Ia berjalan dengan rasa bahagia, namun rasa bahagia itu pudar setelah ia tidak mendapati Vante di sofa itu. Alana menghembuskan nafas kasar dan langsung murung, pasti Vante sudah kelamaan menunggu makanya ia pergi sebelum ia selesai merangcang gaun.
Alana lalu berjalan keluar dengan perasaan sedih menuju ke arah mobil sportya, memasuki mobil lalu menghidupkan mesin kemudian membanting setir meninggalkan area itu.
Diperjalanan ia dikejutkan dengan dering ponsel,ia segera mengangkat panggilan itu setelah melihat nama kontak yang tertera.
“Iya ibu”
“Bagaimana sayang, apa kau sudah selesai fitting baju pernikahan kalian?”
“Ya bu, aku dalam perjalanan pulang sekarang”
“Hmm kalau begitu berhati-hatilah berkendara”
“Ya bu”
“Oh iya,sebentar lagi kita juga akan segera pulang. Kau ingin minta apa?”
“Hmmm tidak bu, kalian pulang dengan selamat saja aku sudah cukup”
“Owhh putri ibu sayang,ibu jadi terharu. Tapi ibu akan tetap membawakanmu sesuatu. Oke, sampai jumpa di rumah kalau begitu”
“Ya bu… Aku menyanyangimu”
“Ibu juga menyanyangimu sayang”
Panggilan itu dimatikan secara sepihak lalu Alana kembali fokus menyetir mobil.
.
.
.
“Dia terlihat sangat antusias dengan pernikahan kalian. ”Ujar seorang wanita mendudukkan diri di pangkuan sang pria
“Tentu saja. Dialah yang paling menginginkan itu. ”balas pria itu
“Dia begitu lugu dan sangat rapuh”
“Namun ia tak lebih dari mu sayang. Kau yang terbaik”sahut pria itu menatap lekat sang wanita lalu ******* lembut bibir sang wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Ternyata Vante tidak mencintai Alana sehingga cinta Alana bertepuk sebelah tangan
2023-06-08
1
վմղíα | HV💕
jangan bilang pria itu calon suami Alana
2023-06-05
1
Lady Ev
smngat kk,, dah mampir nih😊
2023-05-30
1