Berharap jika rasa sakit itu hanyalah sebuah mimpi, tapi rasa sakit itu terasa nyata sangat nyata. Mata sembab dan wajah kacau di pantulan cermin itu mampu menyadarkan gadis yang baru putus cinta itu, jika sakit yang dia rasakan itu nyata dan bukan hanya mimpi. Berulang kali gadis itu membuang nafas kasar, dia menatap pantulan cermin di hadapan nya dan berusaha untuk tersenyum.
"Aku akan baik baik saja".Gumam gadis itu menyakinkan diri nya sendiri, jika dia akan baik-baik saja.
Gadis itu mulai membasuh wajahnya, berharap dinginnya air pagi itu mampu membuat nya tersadar dari rasa sakit yang ia rasakan. Tapi nyatanya rasa sakit itulah yang mampu membuat nya lupa degan rasa dingin pagi itu. Siapa yang tau, jika indahnya kata cinta juga mampu membuat kita merasakan sakit yang teramat saat patah hati.
Sudah hampir satu jam lamanya, gadis yang baru putus cinta itu mengunci diri nya di dalam kamar mandi. Dingin air dan dinding kamar mandi hanya menjadi teman nya melewati pagi yang pahit itu.
"Bell, kamu di dalam?" Teriak salah satu temannya yang juga bekerja bersamanya.
"Iya bentar Ris,". Suara Iris terdengar memanggilnya.
Gadis itu keluar dengan mengunakan kimono selutut dengan warna ungu kesukaan nya. Kulit nya semua memutih pucat karena terlalu lama gadis itu mengunci dirinya di dalam kamar mandi.
Bella memaksakan wajahnya tersenyum, merasa tidak enak melihat temannya sudah mengantri di depan kamar mandi. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, gadis itu merasa tidak enak sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Di liriknya jam dinding di atas TV sudah menunjukan pukul enam pagi itu, sedangkan toko akan buka setengah jam lagi.
Sambil tersenyum dia berjalan masuk kedalam kamar, menganti pakaian nya dengan seragam toko.
"Bell masak yuk, hari ini jadwal kita masak "
Ajak Dira,
Gadis berhijab biru tosca itu menenteng dua buah kresek ukuran sedang, sepertinya gadis itu baru berbelanja di warung sayur yang ada di sebelah toko.
Bella hanya mengangguk mengiyakan ajakan Dira. Gadis itu mengekor di belakang Dira, membantu menyiapkan beberapa bahan untuk mereka masak.
Ada wortel, buncis, tomat, tahu dan beberapa lain nya. Bella mulai mencuci sayurannya, sedangkan Dira memasak nasi.
"Masak sayur sop ya Dir?". Tanya Bella, melihat sayur yang sedang Dira potong dan mulai memasukkan nya kedalam panci yang berukuran sedang itu.
"Iya Bell kamu buat sambalnya ya".
Bella mengacungkan jempol nya, dia mulai mengambil tomat, cabai, untuk membuat sambal. Gadis itu terlihat melamun tanpa sadar dia memasukkan tiga sendok teh garam kedalam sambal buatannya, Dira hanya menggelengkan kepala melihat sahabatnya itu. Nyatanya patah hati bisa membuat orang melakukan hal gila. Bagaimana tidak, sambal dengan tiga sendok teh bisa membuat siapapun yang memakan nya darah tinggi.
"Bell, patah hati sih patah hati, tapi jangan buat kita semua darah tinggi juga "
Dira menghampiri Bella, sedangkan Bella tidak mengerti apa yang sahabatnya itu maksud. Dira menyendok sedikit sambal dan meminta Bella berasa kan sambal buatan nya. Wajah gadis itu seketika masam, merasakan sambal buatan nya begitu asin.
"Gimana...? Enak?". Tanya Dira sambil tersenyum geli melihat teman nya itu berlari menggambil botol air minum didalam kulkas di sudut kiri sebelah dispenser.
"Asin".Jawab gadis itu sembari terus meminum air dari dalam botol sedang yang ia pegang. Rasa asin masih terasa walaupun ia sudah meminum hampir setengah botol.
"Makanya jangan ngelamun mulu. Udah deh aku yang buat sambalnya kamu duduk manis aja abis itu kita makan ya "
Bella cengengesan memperlihatkan deretan gigi rapi nya. Gadis itu mengambil duduk di sudut dapur. Bella mengeluarkan HP dari saku celananya di buka beberapa aplikasi, dia tertarik untuk membuka instagram dan mulai men_scroll beberapa artikel sampai dia melihat artikel quotes yang begitu bagus.
'Kamu adalah memori yang ku simpan lantas hilang terbawa waktu. Maka yang aku lakukan adalah melepaskan dan merelakan karena kamu pun bahkan sama sekali tak perduli meski memori itu hancur dari ingatanku. '
"Mungkin aku harus mulai terbiasa tanpa mu".
Gumam Bella sambil terus men_scroll Instagramnya. Terbiasa tanpa orang yang selalu menghiasi hari kita memang sulit tapi memaksa orang yang sudah tak ingin bersama kita itu jauh lebih menyakitkan.
Pada akhirnya yang pergi akan tetap pergi biarlah berlalu karena melepas jauh melegakan dari pada memaksa.
"Tepat hari ini, aku berhenti mengagumi mu dan terimakasih karena notifikasi mu pernah menjadi suatu hal yang selalu aku tunggu. Selamat tinggal Evan, maaf jika aku pernah memaksamu menetap di hati ku". Gumam Bella, saat tanpa sadar menatap foto mereka saat masih bersama dulu yang sekarang hanya tinggal kenangan yang harus ia lupakan.
"Makan dulu, biar kuat galau lagi". Dira menaruh semangkuk sup yang masih panas dan piring isi nasi,tahu dan sambal atas meja makan.
Bella tersenyum senang karena walaupun galau, cacing diperutnya akan tetap berdemo minta di isi, di tambah lagi makanan di depannya begitu mengiurkan. Aroma masakan yang tercium, sudah sangat membuat perutnya berbunyi.
"Makasih, kamu emang sahabat ter the beast" .
Ucap Bella sambil mulai memasukan makanan kedalam mulut nya rasa hangat di campur dengan pedasnya sambal sangat pas. Dira memang paling jago masak sederhana tapi rasanya luar biasa.
"Iya sama-sama, udah makan yang banyak. Mau kopi apa teh Bell?".Tanya Dira.
"Teh tawar aja Dira".
Dira mengangguk dia kembali berjalan mengambil teh dan air panas di rak sebelah dispenser. Bella yang melihat itu hanya tersenyum, di saat hatinya terluka dan butuh sandaran sahabatnya itu merangkulnya, menenangkannya dan memberikan semangat untuknya.
Dira kembali membawakan satu gelas teh tawar panas. Dia mengambil duduk di depan Bella.
"Gimana udah tenang".Tanya Dira setelah gadis itu duduk di depan bella. Bella yang ditanya hanya tersenyum.
"Udah lebih baik, makasih ya udah ada di saat aku merasa terpuruk "
Dira mengangguk dia tersenyum tulus.
" Ayo cepat dir, yang lain pasti udah nungguin"
Dira mengangguk sambil melahap makanannya. Di lirik nya jam yang melingkar di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul tujuh lebih. Karyawan yang lain pasti sudah menunggu giliran mereka sarapan.
"Dira, udah belum cacing perut ku sudah berdemo ini".Teriak Methi gadis cantik dengan perawakan sedikit gemuk pipi cubi dan cantik itu. Dia berjalan mendekat ke arah kami sambil memegang perut nya.
"Sudah, kamu makan gih maaf ya lama" Ucap Dira sambil merapikan piring bekasnya makan dan mencucinya.
Bella berlalu pergi, berjalan ke dalam toko. hari ini tugasnya di gudang tapi karena yang lain belum sarapan Bella berganti berjaga di depan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Dewa Sata
cowoknya selingkuh pasti LDR rawan selingkuh.
2023-05-15
1
Sari N
Udah lah Bel, cowok gitu mah tenggelamkan saja.. dor.. dor.. 🤭
2023-05-15
1