Diperjalanan menuju SMA Jaya Sakti—sekolah barunya, Erick melihat jam tangan digital yang ada di tangannya. "06.56" Itulah yang terpampang di jam tersebut.
Jarak dirinya saat ini dengan SMA itu masih sekitar 2 km lagi, sementara waktu yang tersisa kurang dari 4 menit.
Karena SMA Jaya Sakti akan selalu menutup pagar sekolahnya tepat pada pukul 7 pagi, dan jam pelajaran pertama akan dimulai pada pukul 07.15, itu sebabnya Erick harus sudah berada di dalam sekolah itu sebelum gerbang ditutup.
"Sial! Karena tadi sempat bertengkar kecil dengan Pak Suradi, aku sekarang kehilangan banyak waktu. Bagaimana mungkin aku bisa telat di hari pertama ini?!" oceh Erick sembari semakin melajukan laju motornya.
Dia terus berusaha untuk bisa sampai ke SMA Jaya Sakti dalam waktu sekitar 3 menit, dengan begitu dia akan datang tepat sebelum gerbang mulai ditutup.
Dan setelah dia mengendarai motornya dengan kecepatan 700 meter per menit, akhirnya Erick bisa sampai ke sekolah barunya itu dalam waktu kurang dari 3 menit.
Saat melewati gerbang sekolah, Erick memperlambat laju motornya, karena ada beberapa guru piket yang berjaga disana.
Namun setelah dia sudah cukup jauh dari gerbang tersebut, Si Anak Nakal itu pun kembali melajukan motornya.
Erick melaju dengan kecepatan yang telah melewati batas kecepatan maksimal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah.
"Sekolah ini luas juga! Jalan menuju ke parkiran aja udah kayak arena balap! Haha ... Tancap gas!" Erick menarik pedal gas motornya, dan menambah kecepatan.
Saat Erick memalingkan wajahnya untuk melihat ke kiri, ternyata ada seorang wanita yang lewat di jalur motornya.
Beruntungnya Erick dengan cepat menyadari hal itu, dan langsung memencet rem motor miliknya.
Bruukk ... !!
Tapi meski Erick telah mengerem, motornya yang laju itu tetap sulit untuk dihentikan, dan tabrakan kecil itu pun tidak dapat dihindari.
Bagian depan motor Erick menabrak wanita yang lewat itu hingga membuatnya terduduk di lantai. Erick yang panik pun dengan segera turun dari motornya.
"Luh kalau jalan seharusnya hati-hati dong! Pakek halangi jalan gue lagi!" Erick berteriak dengan nada yang marah, meski sebenarnya dia tahu bahwa dialah yang salah karena membawa motor terlalu laju.
Pada awalnya Erick berpikir bahwa wanita yang dia tabrak itu akan balik marah padanya, lalu melaporkan hal ini ke pihak sekolah.
Namun apa yang Erick pikirkan tidak terjadi sama sekali, justru yang terjadi adalah kebalikan dari pemikirannya.
Wanita itu tidak marah, bahkan raut wajah kesal tidak terukir di wajahnya. Dia malah bangkit dari duduknya dengan senyum yang mengembang begitu lebar, dan terlihat begitu manis.
"Aku tidak apa-apa kok!" ucap wanita itu dengan suara yang lembut, mendengar hal itu Erick langsung menaikan salah satu alisnya.
"Luh gila? Gue bahkan gak nanyain kondisi luh!" Dengan wajah yang bingung, Erick pun bertanya.
"Owh ... Tidak, ya? Maaf, aku tidak dengar tadi kamu mengatakan apa, kalau begitu sampai jumpa!" balas Wanita tersebut, dan kemudian dia berlalu pergi begitu saja.
"Wanita yang aneh!" lirih Erick yang tidak habis pikir dengan wanita itu, karena baru pertama kali ini Erick bertemu dengan wanita yang tidak menganggap bahwa dirinya selalu benar.
Terlebih lagi wanita yang baru Erick temui itu, bukannya marah karena Erick telah menabraknya, wanita itu malah tersenyum begitu manis.
"Sudahlah tidak penting juga, lebih baik sekarang gue segera keruang guru!" Tidak ingin memusingkan tentang wanita itu lagi, Erick pun kembali mengendarai motornya menuju tempat parkir motor, memarkirkan motor tersebut, lalu kemudian berjalan menuju ke ruang guru.
Tidak perlu waktu lama bagi Erick untuk sampai ke ruang guru, karena dia sudah pernah kesana sebelumnya bersama Sukardi, saat mengurus beberapa surat pindah sekolah.
"Erick Brady Aditya, ya?" tanya seorang guru yang merupakan calon wali kelas Erick, namanya adalah Karlina, dan mendengar hal itu Erick pun membalasnya dengan anggukan kepala.
"Baik, kalau begitu mari ikut saya. Ini sudah jam 7 lewat 10, jadi kita akan langsung pergi ke kelas barumu, ya." Karlina pun langsung berjalan keluar dari kantor guru itu, dan Erick mengikutinya dari belakang.
................
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Karlina saat memasuki kelasnya, "Selamat pagi juga, Miss!" balas semua murid yang sudah duduk rapi di bangku mereka masing-masing.
"Wah pada ceria semua ya hari ini! Oh ya, Miss ada sedikit informasi untuk kalian semua. Hari ini kita kedatangan seorang murid baru, jadi Miss harap kalian semua dapat berteman baik dengannya," ucap Karlina dengan suara yang lembut. "Tentu, Miss!" Dan dengan cepat semua murid-murid yang ada di kelas itu langsung merespon ucapannya.
"Ayo, silahkan masuk!" Kini Karlina berteriak kepada seorang pria di luar kelas yang sudah menunggu aba-aba sejak tadi.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, pria itu pun langsung masuk setelah Karlina memanggilnya.
"Silahkan perkenalkan diri kamu!" Saat pria itu sudah berdiri di depan kelas, Karlina memberikan waktu padanya untuk memperkenalkan diri.
Dengan wajahnya yang datar, anak baru itu pun mulai memperkenalkan dirinya, "Halo semua! Nama gue Erick Brady Aditya, luh semua boleh manggil gue Erick. Gue gak suka belajar, gue gak suka orang culun, dan gue gak suka sekolah ini!"
Mendengar perkenalan diri yang tidak biasa itu, membuat satu kelas termasuk Karlina kaget.
"Erick, tolong jaga sopan santun kamu ya! Disini gunakan aku, kamu, bukan luh, gue." Meski berbicara dengan pelan, namun kalimat Karlina ini terdengar begitu tegas.
"Yasudah, silahkan duduk di bangku kosong yang ada di tengah." Karlina yang memang seorang guru pemaaf tidak memperpanjang masalah Erick kali ini.
Dan setelah Erick sudah duduk di bangkunya, pelajaran bahasa Inggris yang di ajar langsung oleh Karlina pun dimulai.
................
Jam di dinding kelas 12.B—kelas Erick—sudah menunjukkan pukul 09.45, dan itu berarti waktu istirahat pertama mereka telah datang.
Karlina yang sudah selesai mengajar pun keluar dari kelas itu, diikuti oleh hampir seluruh murid yang berbondong-bondong untuk ke kantin.
Dan untuk Erick sendiri, saat ini dia sedang mengemasi dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Sebelum akhirnya dia juga ikut pergi ke kantin untuk membeli makanan ringan.
"Hai! Ternyata kita sekelas ya. Salam kenal, aku Navya!" seru seseorang saat Erick masih sibuk mengemasi barangnya.
Dengan perlahan Erick pun mulai melirik orang yang berbicara dengannya itu, dia melihat orang itu dari bawah hingga ke atas.
Mata Erick berhenti beberapa saat ketika melihat dengkul wanita yang berdiri tepat disampingnya itu, dengkulnya terluka.
"Ada apa? Luh mau minta ganti rugi karena luka luh? Maaf ya, gue lagi gak bawa uang cash!" ucap Erick saat telah mengetahui siapa orang yang berbicara dengannya itu. Dan ternyata orang itu adalah wanita aneh yang Erick tabrak tadi pagi saat di jalan menuju parkiran motor.
"Bukan kok!" balas wanita yang bernama Navya itu dengan wajah yang panik, lalu beberapa saat setelah itu dia tersenyum. Membuat kesan Erick terhadap wanita itu semakin aneh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
FT. Zira
mau ngomong apa, yg di tulis apa?? salh pencet🙈
2024-12-27
0
FT. Zira
barbarnya ini lho.. astaga/Facepalm//Facepalm/
2024-12-27
0
Lembayung jingga🥀🍃
rick jangan galak sm tuh cewek nanti kamu loh yang naksir
2023-09-12
1