Pov Ar Han
Hari ini hari pertama gue masuk disekolah gue yang baru. Sekolah bertaraf internasional, dimana appa menjadi salah satu pemegang saham terbesar disana.
Setelah sekian lama, akhirnya gue bisa bujuk kakek buat tinggal lagi di Jakarta bersama kedua orang tua gue yang sudah lama menetap disini.
Ternyata segitu cintanya gue sama negara ini, sehingga gue gak pernah merasa betah tinggal di negara asal appa. Lagi pula yang buat gue ngotot tetap mau di Indonesia adalah karena seseorang yang sejak dulu udah berhasil mengambil posisi dihati gue, cinta monyet sekaligus cinta pertama gue yang juga ada di negara ini.
Gue gak pernah menyesal dilahirkan sebagai anggota keluarga Park yang menjadi salah satu keluarga konglomerat di negara asal appa, namun itu nyatanya membuat ruang gerak gue terbatas. Apalagi untuk masalah jodoh. Dalam tradisi Korea, anak laki - laki pertama dilarang menikahi gadis selain gadis Korea. Itu sungguh - sungguh membuatku frustasi.
Sedangkan gue anak laki - laki pertama, dan sialnya gue menjadi pewaris laki - laki satu - satu di keluarga besar Park. Eomma hanya punya dua anak, satu laki - laki dan satu lagi perempuan, Park Ziana adik gue yang shaleha, saudara ksndung satu -satunya yang gue miliki.
Sedangkan paman Jae Jun dan istrinya lebih memilih pernikahan yang freechild, mereka tak ingin memiliki anak. Kenyataan ini seakan - akan menjadi beban tersendiri buat gue dari keluarga sudah menanti didepan mata.
Huuuuhhh....
Tapi hari ini gue bahagia. Untuk sekian tahun, akhirnya gue bisa lihat wajahnya lagi. Wajah yang bertambah cantik dari hari ke hari. Bukan hal susah buat gue dapatin informasi tentang gadis pemilik hati gue ini. Semenjak kakek memberi pengawal untuk gue setelah kejadian penculikan yang gue alami dulu, gue cukup nugasin orang kepercayaan yang udah setia dari gue orok buat cari keberadaannya.
Dan disinilah gue sekarang, dihadapan gadis yang begitu gue rindukan selama bertahun - tahun ini, konyol memang. Terus terang, gue gak pernah bisa lupain dia, padahal kita berdua hanya bertemu untuk pertama dan terakhir kalinya saat terjadinya penculikan itu.
Sekarang bisa gue lihat wajah kesalnya yang begitu menggemaskan saat menubruk badan gue. Uukhh.... Gue jadi pingin peluk dia. Tapi itu gak mungkin gue lakuin, mengingat ini adalah kawasan sekolah. Lagi pula gue adalah orang asing dihidupnya saat ini.
Apa dia masih ingat gue? Hanya itu yang ada dalam fikiran gue saat ini. Apa dia masih ingat janji gue dulu sama dia? Haaahhh.... Gue frustasi.
Gue terus merhatiin gadis cantik ini. Gue tersenyum senang saat mengetahui sesuatu yang menyembul dari balik seragamnya. Benda yang amat sangat gue kenali. Dan ternyata gadis ini masih menyimpannya dengan baik, bahkan mengenakannya.
Saat dia mengeluhkan betapa kerasnya dada bidang gue, ingin rasanya gue langsung tertawa, segitu kekarnya kah tubuh ini? Tapi gue tahan karena ingin melihat wajah kesalnya yang menggemaskan itu lebih lama lagi.
Seharusnya gue menggunakan momen ini untuk menanyakan kabarnya selama ini. Tapi bukan menyapanya dengan sikap yang baik, gue malah menunjukkan sikap dingin gue sama dia. Haaahhh... Kebiasaan. Gue udah terbiasa dengan sikap ini pada siapapun, kecuali pada keluarga gue tentunya.
Ternyata alam tak mendukung pertemuan kami saat ini, kandungan kemih gue berasa penuh dan bila menunggu lebih lama lagi kemungkinan akan keluar air pancuran dibagian bawah.
Dengan terpaksa gue mengakhiri pertemuan ini. Dan gue pastikan akan kasih kejutan buat dia nanti.
...****************...
...Kasi jempol guys, biar aku lebih semangat up nya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BIARPUN TRADISI KOREA SPRTI ITU , TPI KTIKA KALIAN MUSLIM, TRADISI ITU TK PERLU DIPAKAI... LO BRHAK MNENTUKAN WANITA YG AKN JDI ISTRI LOO
2023-10-22
0
Sulaiman Efendy
TERNYATA SI AR HAN MSH KNL SAMA SORA...
2023-10-22
0
Sischa cintara
semangat thor...👍
2023-06-15
1