CHAPTER 1: Time Is Gold

"Damian!" 

Pria dengan almamater putih dan kemeja biru yang sedang melihat catatan kesehatan pasiennya segera memasang wajah siap ketika namanya dipanggil. Dia membungkuk pada Masson yang telah bangun beberapa saat yang lalu. 

"Tuan, anda sudah sadar? Saya akan memeriksa sebentar." 

Masson menggeleng cepat, ia menurunkan kakinya dari atas ranjang rumah sakit dan membiarkan kaki telanjangnya menapak lantai.

Damian segera meminta tuannya untuk tidak melakukan hal tersebut. Namun Masson bersikeras untuk pergi. 

Masson berdecak kesal melihat jarum infus yang menempel di tangannya. Dia duduk di pinggiran ranjang.

"Kapan cairan infus ini habis?" 

"Dua jam, saya mohon tunggulah dua jam."

"Minta Laurent mengambil ancang-ancang. Aku akan pergi setelah cairan infusnya habis. Dan, jamu orang yang membawaku kemari." 

Damian mengangguk, memberi kode pada tangan kanannya untuk pergi menyampaikan pesan dari tuannya pada Laurent.  

Masson menyeret tiang infusnya, mendekat ke arah jendela.

"Jika aku pergi sekarang, apa kau akan mengejarku?"

"Maaf? Apa maksud anda tuan?" 

Masson menarik napas dalam, berjalan ke arah pintu sambil memegang infus yang dia lepas dari tiangnya. Langkah kakinya tak berhenti untuk berlari, membuat dokter mengambil persiapan kalau saja Masson berniat pergi meninggalkan prosedur pemulihannya. 

"Tuan anda hendak pergi kemana?"

"Aku jenuh di dalam sana."

Pria dengan almamater putih itu mengikuti langkah bosnya. 

"Tuan kondisi anda belum sepenuhnya pulih. "

Damian berusaha meminta Masson untuk duduk. 

Namun, Masson malah berjalan menuju tempat parkir saat Damian mulai lengah dengan pengawasan nya.

Masson masuk ke dalam mobil miliknya yang terparkir di barisan paling dekat dengan pintu keluar.

Seorang pengawal siap untuk mengemudikan mobil yang telah menyala itu. Masson tersenyum beruntung karena tidak perlu mengemudi dengan satu tangan yang dipasangi jarum infus.

"Tuan?"

"Pergi ke tempat Laurent sekarang juga." 

"Anda baik-baik saja?"

"Pergi saja, sebelum Damian menyadari dan mengejar." 

Pria yang duduk di bangku kemudi tersebut mengangguk. Dia langsung menginjak pedal gas, mobil melaju keluar dari tempat parkir.

"Kemana kita akan pergi, tuan?"

"Bawa aku ke tempat Laurent." 

Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata, Masson yang menahan rasa sakit pada perutnya yang kembali terluka semalam, segera mengambil menghubungi Damian agar tidak cemas.

Laki-laki tersebut melepas jarum infusnya, hendak membuang benda itu karena cairannya sudah hampir habis.

Mobil Masson masuk ke dalam sebuah pekarangan rumah sederhana yang dijadikan tempat persembunyian. Dia masuk ke ruangan Laurent, memanggil nama tangan kanannya yang segera datang menemui dirinya. 

"Cepat katakan dimana letak persembunyian mereka, apa Ed sudah bisa bernegosiasi dengan kita?" Masson tidak memberi kesempatan Laurent untuk memulai pembicaraan. 

Pria berambut merah tersebut memberitahu perihal rencana yang telah disusun oleh mereka. 

Masson hanya mengangguk, meminta untuk segera memulai aksinya. 

"Anda masih dalam kondisi pemulihan." 

"Jauh akan lebih baik jika mereka baik-baik saja."

Laurent membungkuk, dia tidak berhasil membujuk bosnya. Dirinya memilih untuk mematuhi pilihan bosnya untuk segera pergi.

"Masih jauh?"

"Hampir sampai, tuan."

Masson menatap datar pada bangunan yang menjadi tempat penyekapan Samm dan Rubby.

"Kau akan berhenti di sini Ed. Aku akan menghentikan langkahmu." bisik Masson sembari melangkah dengan yakin untuk masuk ke dalam gedung itu.

Masson berjalan dibelakang Laurent, matanya yang jeli berusaha mencari sosok yang mungkin mengharapkan kehadirannya.

Suara satu tembakan membuat orang-orang yang berjaga di gedung tersebut berhamburan mencari sumber penembakan.

Para pria yang dilengkapi senjata tersebut segera mengarahkan senapannya ke depan. Berjaga agar ketika ada yang muncul segera langsung ditembaknya.

Masson yang bersembunyi di balik sebuah tembok segera mengubah rencana dalam pikirannya. Dia kembali mengambil langkah pergi dari tempat persembunyiannya. Melihat para pria tadi pergi membuat Masson dengan leluasa masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Di dalamnya terdapat beberapa pintu. 

"Laurent." 

Masson menunjuk salah satu pintu, meminta Laurent untuk memeriksa pintu yang ditunjuknya. 

"Tuan!" 

Masson berlari ke arah Laurent ketika pria itu memanggilnya dengan terkejut. Masson masuk ke dalam diikuti oleh Laurent.

Dia tertawa pelan ketika mendengar suara tepuk tangan dari arah pintu masuk. 

"Dad." 

Suara lucu,tersebut membuat Masson menggeleng. Berusaha menyangkal jima itu adalah suara putranya.

' Ini hanya sebuah jebakan.' Bisik Masson dalam hati sembari meyakinkan diri. 

"Kau memang bijak. Langsung memilih ruangan ini." 

"Perlu kau tahu, Ed. Aku seorang Nizcholn, siapapun yang berurusan dengan Nizcholn atau yang telah menjadi kerabat Nizcholn, maka urusan mereka adalah bersamaku."

Ed bertepuk tangan lagi, dia membuang napas kemudian berdecak kesal melihat Masson.

Langsung pada inti. "

Ed mengangkat salah satu alisnya, berjalan memutari Masson yang berdiri diam. 

"Apa kau mau mencari seseorang di sini?"

Masson menajamkan pandangannya pada sebuah pintu almari yang terletak di dekat pintu masuk. 

Laurent yang paham dengan kode mata dari Masson segera berjalan mundur saat Ed terfokuskan pada Masson.

"Oh, apa kau pikir aku tidak menyadari perihal matamu yang bergerak menatap kesana kemari."

"Kau keliru, Masson."

"Pintu itu mengarahkan Laurent keluar dari ruangan ini. Dan dia tidak akan bisa kembali masuk kemari, karena pintu itu adalah pintu keluar yang tidak bisa dibuka dari luar."

Masson tertawa kecil, memukul rahang Ed yang lengah.

"Tidak perlu panjang lebar. Cukup beri tahu aku di mana putraku dan juga Rubby."

Ed semakin tertawa.

Dia membalas Masson dengan menyerang langsung pada kaki laki-laki tersebut. Membuat lutut Masson menempel di tanah.

"Dad."

Samar Masson mendengar suara kecil putranya. Dia mulai mengerti ketika melihat lebih teliti lagi perihal dinding ruangan tersebut.

:

:

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!