Penasaran

Museum ini begitu luas. Aku jadi penasaran. Adakah barang peninggalan penjajah dulu?

Tak tahu mengapa aku ingin sekali melihat benda peninggalan penjajah negeri ini. Lantas saja aku memisahkan diri dari kelompok dan bergabung bersama kelompok lain. Tak lama kulihat sebuah lukisan bergambar candi dan seorang pria bermahkota emas di sana. Tapi sayang pria itu membelakangi jarak pandangku. Pada akhirnya aku pun mendekati lukisan itu karena ingin tahu.

Aku melangkah menuju lukisan yang ada di salah satu sudut museum ini. Dan ternyata ada sebuah kompas yang menggantung di bawah lukisan itu. Entah mengapa atmosfer sekitar pun berubah seketika. Aku merasa hal aneh sedang terjadi di sini. Udara sekitar berubah dingin seperti suhu AC yang mengecil hingga mencapai 16° Celcius. Lantas aku pun mencoba menepuk pipiku sendiri. Dan ternyata rasanya sakit.

Ini nyata. Aku tidak bermimpi.

Aku kemudian menoleh ke belakang untuk memastikan rombongan teman-temanku masih ada. Mereka pun kulihat masih bercengkerama di sana. Hatiku jadi sedikit tenang melihatnya. Tapi saat ingin menoleh kembali ke lukisan itu, tiba-tiba saja ada anak kecil yang mendorongku. Aku pun tanpa sengaja mengenai kompas yang tergantung di lukisan itu.

"Aduh!"

Kompas itu tertarik olehku. Lalu kemudian aku pun melihat cahaya yang begitu besar, menyilaukan mataku. Tak lama aku seperti tertarik ke dalam lukisan itu. Sebisa mungkin aku pun menolak untuk masuk. Tapi semakin mencoba mengelak, semakin besar kekuatan itu menarikku. Dan pada akhirnya seperti ada yang menghisap tubuhku.

Jangan! Tubuhku!

Aku tak berdaya melawannya. Aku berusaha berteriak minta tolong tapi nyatanya suaraku tertahan di tenggorokan. Aku pun memasrahkan diri ini. Aku banyak-banyak berdoa dalam hati. Sampai akhirnya aku tidak ingat apa-apa lagi.

Beberapa saat kemudian...

"Aduuhh!! Sakit!!!"

Itulah yang kukatakan pertama kali saat merasa jatuh di sebuah tempat. Aku jatuh terlungkup di atas rerumputan yang entah ada di mana. Aku pun mencoba bangun untuk melihat keadaan sekitar. Dan ternyata aku sedang berada di dalam hutan.

Ini di mana?

Kulihat pohon-pohon besar menjulang tinggi di sekitarku. Cahaya matahari pun minim sekali masuk ke sini. Sangat gelap. Tapi aku yakin benar jika hari masih sore. Cahaya matahari yang masuk lewat sela-sela daun pepohonan ini masih begitu terang. Tidak salah lagi jika hari masih siang.

Untung tas masih kubawa.

Kulihat diriku masih membawa tas ransel dan juga ponselnya. Aku pun mencoba menghidupkan lokasinya. Tapi nyatanya tidak ada sinyal di sini. Aku jadi heran di mana gerangan ini berada. Apakah aku nyasar ke hutan yang lebat tanpa sengaja?

Tidak ada sinyal. Bagaimana ini?

Lantas aku mencoba untuk tidak panik. Sebisa mungkin mencari aliran air untuk menuju ke hilir. Tapi keadaan begitu tidak memungkinkan. Penerangan cahaya matahari sangat minim sekali. Sampai-sampai aku harus menggunakan senter ponselku. Aku mencari jalan keluar dari tempat kujatuh. Aku ingin kembali ke duniaku.

Puluhan menit kemudian...

Tak tahu sudah berapa lama aku berjalan, rasanya lelah sekali. Dan kini aku duduk di sebuah bebatuan dekat jembatan yang kutemukan. Aku pun mencoba menarik napas panjang dan dalam. Tapi saat itu juga aku melihat seseorang. Aku melihat seorang anak lelaki kecil berusia sekitar sepuluh tahun sedang mencari rerumputan. Dia seorang diri di sana.

Siapa anak kecil itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!